Mehmed Spaho
Mehmed Spaho (13 Januari 1883 – 29 Juni 1939) adalah seorang politikus Bosniak dan ketua Organisasi Muslim Yugoslavia. Dia adalah politikus Muslim Bosnia pertama di Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia. Spaho digambarkan sebagai "pemimpin Bosnia yang tak terbantahkan di masa antarperang" oleh surat kabar Oslobođenje pada 2013. Dia meninggal secara misterius di sebuah hotel di Beograd.
Mehmed Spaho | |
---|---|
Menteri Perdagangan dan Industri Kerajaan Yugoslavia | |
Masa jabatan 26 Maret 1921 – 1 Juni 1921 | |
Menteri Kehutanan dan Pertambangan Kerajaan Yugoslavia | |
Masa jabatan 22 Desember 1918 – 23 Februari 1919 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Austria-Hongaria | 13 Maret 1883
Meninggal | 29 Juni 1939 Beograd, Yugoslavia | (umur 56)
Suami/istri | Habiba |
Almamater | Universitas Wina |
Penghargaan sipil | Medali Franz Joseph (Salib Kesatria) |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Masa muda
Spaho lahir di Sarajevo, Kekaisaran Austria-Hongaria, dari keluarga pengrajin tembaga. Ayahnya Hasan adalah seorang ahli hukum Syariat dan sebelum pendudukan Austria-Hongaria, dia menjadi hakim di Jajce, Sofia, Damaskus dan Kairo di era Ottoman. Ibunya bernama Fatima (née Bičakčić). Spaho memiliki tiga saudari: Behija, Aiša, dan Habiba, serta dua saudara: Fehim dan Mustafa.[1]
Spaho menamatkan sekolah dasar di Sarajevo, di mana dia dikenal sebagai murid yang baik. Pada tahun 1906, ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Wina. Pada akhir tahun 1907, ia lulus ujian doktor dan pada tanggal 7 Februari 1908, resmi bergelar dr. iur. Di Wina, Spaho mengikuti organisasi "Zvijezda" (Bintang), sebuah organisasi yang beranggotakan mahasiswa Muslim. Organisasi ini mendukung kerja sama yang lebih erat antara etnis Serbia dan Muslim Bosnia. Hakija Hadžić yang pro-Kroasia mengklaim bahwa ia sering menantang Spaho berduel saat keduanya berada di Wina, tetapi Spaho tak menggubris tantangannya.[1]
Ketika dia kembali dari Wina pada tahun 1906, Spaho bekerja sebagai juru tulis pengadilan sampai tahun 1908. Pada tahun 1910, dia menjadi juru tulis pengacara Josef Fischer. Kamar Dagang didirikan di Sarajevo pada tahun 1910, dan pada pertemuan yang diadakan pada 11 November 1910, Spaho terpilih menjadi sekretarisnya dengan gaji tahunan sebesar 6.000 krone; ia mulai bekerja pada 1 Januari 1911. Sejak itu, ia berambisi untuk memasuki Diet Bosnia, bersama cendekiawan Muslim lainnya yang berkuliah di luar Kondominium Bosnia dan Herzegovina. Ia dan teman-temannya gagal masuk Diet. Pada tahun 1914, Spaho terpilih sebagai anggota Dewan Kota Sarajevo, setelah rekan politiknya, Esad Kulović, mengundurkan diri. Dengan ini, Spaho mulai menggeluti dua bidang: ekonomi dan politik.[2]
Perang Dunia I
Saat Perang Dunia I pecah pada Agustus 1914, Muslim Bosnia mulai terpecah. Sebagian mendukung otonomi Bosnia dan Herzegovina di Austria-Hongaria, sebagian lain melihat Bosnia dan Herzegovina sebagai bagian dari Hongaria, sementara yang lain menghendaki penyatuan dengan Kroasia. Gagasan Yugoslavisme belum muncul, karena petinggi politik Muslim Bosnia tidak pernah kepikiran hal itu hingga bulan-bulan terakhir Perang Dunia I. Spaho-lah yang pertama kali mencetuskan sentimen pan-Yugoslavia di kalangan Muslim Bosnia. Dan Spaho bukanlah politikus penting pada saat itu.[3]
Selama perang, Spaho duduk di Dewan Gizi Bosnia dan Herzegovina yang dipimpin oleh Gubernur Stjepan Sarkotić.[3] Sebagai anggota, Spaho melakukan perjalanan pada tanggal 4 Maret 1918 untuk bertemu dengan Perdana Menteri Hongaria, Sándor Wekerle, di mana Spaho mengeluhkan sedikitnya persediaan pangan di Bosnia dan Herzegovina. Spaho juga diterima oleh Menteri Perang Rudolf Stöger-Steiner von Steinstätten, di mana Spaho menjelaskan Memorandum Rakyat Bosnia dan Herzegovina yang meminta pasokan ternak, jerami, wol dll. Keesokan harinya, misi tersebut diterima oleh Ernst Seidler von Feuchtenegg, Perdana Menteri Austria. Spaho meminta von Feuchtenegg memasok lebih banyak bibit kentang untuk ditanam di Bosnia dan Herzegovina. Pada tanggal 10 Maret, misi diterima oleh Kaisar Karl I, yang diminta Spaho untuk membantu orang-orang Bosnia dan Herzegovina yang mengalami masalah pangan. Karl I menyetujui permintaannya sambil memuji tentara dari Bosnia dan Herzegovina yang bertempur "dengan heroik di semua lini".[4]
Karena kesetiaannya terhadap monarki, Spaho dianugerahi Medali Franz Josef dengan Salib Kesatria pada 2 Mei 1918 di Sarajevo. Pada waktu itu, Spaho belum mendukung Yugoslavisme, tetapi dalam telegram Sarkotić kepada Kaisar pada 23 September 1918, Spaho dituding sebagai pendukung Yugoslavisme. Motif Sarkotić membuat telegram semacam itu terjadi setelah István Tisza, Perdana Menteri Hongaria mengunjungi Sarajevo. Saat berada di Sarajevo, Tisza berbincang dengan Presiden Diet Bosnia, Safvet beg Bašagić, Mehmed Spaho, selaku Sekretaris Kamar Dagang, dan seorang pengacara, Dr. Halid Hrasnica. Dalam percakapan itu, Bašagić menyatakan yang terbaik bagi Bosnia dan Herzegovina adalah penyatuan dengan Kroasia, atau jika itu tidak mungkin, Bosnia mendapat otonomi; Spaho dan Hrasnica kompak menyatakan tidak setuju dan mengklaim bahwa keputusan yang terbaik adalah penggabungan Bosnia dan Herzegovina dengan Yugoslavia. Spaho mengeluh kepada Tisza tentang perlakuan Austria-Hongaria terhadap Muslim Bosnia selama perang, saat mereka merekrut tentara, di mana orang tua dan anak-anak mengeluhkan prosedur dalam perekrutan. Dia juga menyatakan bahwa silang pendapat antara berbagai kelompok agama di Bosnia dan Herzegovina telah memudar selama perang, dan menyatakan bahwa mayoritas penduduknya mendukung penyatuan dengan Yugoslavia.[4] Setelah Tisza mengakhiri pertemuan dengan delegasi Muslim Bosnia, ia bertemu dengan perwakilan Serbia yang memberinya Memorandum yang menyatakan bahwa Kroasia, Serbia dan Slovenia menuntut negara Yugoslavia yang bersatu. Tiga tahun kemudian, Spaho mengeluh kepada Parlemen Yugoslavia di Beograd karena tak dilibatkan dalam pembuatan memorandum ini, meski Spaho mendukung gagasan yang sama.[5]
Negara Slovenia, Kroasia dan Serbia
Pada Oktober 1918, Spaho mendukung Memorandum yang diberikan kepada Tisza oleh perwakilan Kroasia dan Serbia. Pada tanggal 13 Oktober 1918, Spaho menyerukan pertemuan intelektual Muslim Bosnia untuk membahas dukungan mereka pada negara Yugoslavia. Alih-alih pertemuan, sekelompok intelektual Muslim, di antaranya adalah Spaho, menyatakan bahwa mereka tidak akan membuat keputusan tanpa persetujuan dari Majelis Nasional Slovenia, Kroasia dan Serbia. Pernyataan ini membuat Spaho masuk dalam Pleno Dewan Nasional Slovenia, Kroasia dan Serbia. Spaho adalah satu dari dua Muslim Bosnia yang menjadi anggotanya.[5]
Pada 3 November 1918, ketika Pemerintah Nasional Bosnia dan Herzegovina dibentuk, Spaho diangkat menjadi Komisaris untuk Perdagangan, Pos dan Telegraf. Sebagai seorang Komisaris, Spaho sangat berperan aktif, terutama dalam membantu keluarga Muslim Bosnia yang menjadi korban kekerasan sebelum Negara Slovenia, Kroasia, dan Serbia bersatu dengan Kerajaan Serbia. Beberapa menteri di Pemerintah Nasional menuntut agar bantuan harus dibagi rata kepada semua korban, namun Spaho menegaskan bahwa korban yang menjadi korban kekerasan setelah 1 November 1918 harus diutamakan, terutama Muslim Bosnia di Bosnia Timur.[6]
Kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia
Spaho diangkat menjadi Menteri Kehutanan dan Pertambangan ketika pemerintahan pertama Kerajaan Yugoslavia dibentuk pada 22 Desember 1918. Spaho masuk ke dalam Pemerintahan sebagai perwakilan dari kelompok Muslim, dan duduk di sana sampai 23 Februari 1919, ketika dia mengundurkan diri.[6]
Secara politik, Muslim Bosnia terbagi antara dua kubu surat kabar politik yang terbit setelah perang, yaitu Vrijeme (Waktu) dan Jednakost (Kesetaraan). Kelompok politik yang berkiblat ke Vrijeme disebut "Organisasi Muslim". Mereka mengumumkan program pada 8 Januari 1919, yang mendukung demokrasi, konstitusionalitas, keadilan dan harmoni, serta menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan semua rakyat demi pembangunan "negara Serbia, Kroasia dan Slovenia", berdasarkan konsep kesetaraan di antara tiga kebangsaan. Organisasi Muslim Yugoslavia (JMO) menuntut jaminan perlindungan hak-hak beragama dan perlindungan bagi komunitas Muslim dalam konstitusi. Mereka juga menuntut perlindungan para tuan tanah demi kepentingan negara. Selain itu, mereka juga meminta agar para budak tetap dipertahankan jadi milik tuannya.[7] JMO juga mendukung desentralisasi negara.[8] Berbeda dengan JMO, kelompok politik yang berkiblat ke Jednakost, Demokrasi Muslim Yugoslavia (JMD), tidak mengurusi masalah agama atau agraria, tetapi hanya menuntut agar kekuasaan harus lebih dialihkan ke tingkat lokal; sambil mendukung dinasti Karađorđević dan sentralisme Beograd.[7] Organisasi Muslim Yugoslavia secara resmi didirikan pada 16 Februari 1919. Semua organisasi Muslim Bosnia bernaung di dalamnya, kecuali kelompok Jednakost, yang bergabung dengan Partai Demokrat Yugoslavia pimpinan Svetozar Pribićević.[9] Pada mulanya, Spaho bukanlah anggota JMO,[10] tetapi dia merupakan anggota Vrijeme, meski bukan termasuk tokoh kuncinya. Sebagai menteri dalam pemerintahan pertama, Spaho tidak dapat memengaruhi pendirian JMO. Presiden pertama JMO adalah seorang mufti dari Tuzla, Ibrahim Maglajlić. Spaho baru menjadi anggota JMO pada Mei 1919.[11]
Di tahun yang sama, Spaho mendapat jabatan di Kantor Nasional Sementara (PNO) di Beograd. Dia merupakan salah satu dari 10 perwakilan Muslim Bosnia. Sebelum sidang pertama PNO, Spaho mengundurkan diri dari Kementerian Kehutanan dan Pertambangan karena menentang keputusan Pemerintah yang hanya mengambil alih tanah kepunyaan tuan tanah Muslim.[12] Sebagai anggota PNO, Spaho berbicara tentang ketidakadilan yang dihadapi Muslim Bosnia. Di PNO, Spaho juga bekerja sama dengan perwakilan Kroasia, dengan dukungan partainya, JMO. Spaho sangat aktif di PNO dan sering berbicara tentang ketidaksetaraan yang dialami Muslim Bosnia.[13]
Pada 1920, Spaho terlibat dalam kampanye politik sebelum pemilihan Majelis Konstituante.[14] Pemilihan diadakan pada tanggal 28 November 1920, dan Spaho jadi anggotanya. Kali ini, Spaho bergabung dengan sayap oposisi.[15] Untuk kesekian kalinya dia sangat aktif, terutama ketika membahas kesetaraan Muslim Bosnia dan keterwakilan mereka di dalam Pemerintah.[16] Dalam waktu yang lama, Spaho dan JMO menjadi pihak oposisi di Majelis Konstituante, namun, seiring berjalannya waktu, mereka akhirnya tunduk kepada Pemerintah. Pemerintah Nikola Pašić ingin JMO mendukung mereka guna meraih suara dalam penyusunan konstitusi baru. Untuk meraih dukungan Muslim, ia menjanjikan keutuhan teritorial Bosnia dan Herzegovina.
Usulan Pašić diterima oleh beberapa anggota JMO. Dalam surat yang dikirim oleh JMO kepada Pašić yang berisi pernyataan dukungan terhadap konstitusi baru, proposal tentang keutuhan wilayah tidak disebut, dan hanya menuntut perlakuan yang lebih baik terhadap Muslim Bosnia. Fraksi JMO di Majelis Konstituante terpecah, satu faksi mendukung negosiasi dengan pemerintah, sedangkan yang lain menentang negosiasi. Akhirnya, Spaho menjadi anggota delegasi JMO yang bernegosiasi dengan Pemerintah, bersama Hamdija Karamehmedović dan Osman Vilović. Pada tanggal 15 Maret 1921, mereka membuat kesepakatan dengan Pašić. Dalam perjanjian ini, Pašić berjanji untuk mengamankan otonomi Muslim, membuat perubahan kebijakan terkait tanah milik para bey, menjamin pembayaran ganti rugi kepada tuan tanah Muslim Bosnia sejumlah 255 juta dinar Yugoslavia, dan menjamin keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina.[17] JMO menerima perjanjian tersebut dan memilih Spaho dan Karamehmedović untuk menjadi menteri di Pemerintahan; Spaho akan menjadi menteri ekonomi sementara Karamehmedović memimpin Kementerian Kesehatan.[18]
Pada 26 Maret 1921, Spaho masuk ke dalam Pemerintahan Pašić sebagai Menteri Perdagangan dan Industri. Namun, jabatan keduanya tidak bertahan lama. Perwakilan JMO kerap berselisih dengan Partai Radikal Nikola Pašić, dengan tuduhan mereka hendak menipu JMO karena tak menghormati kesepakatan yang dibuat. Anggota Partai Radikal, Milan Srškić, berpidato di mana ia menyatakan pemilik tanah Muslim Bosnia seharusnya tidak mendapatkan ganti rugi atas kerusakan, sementara bantuan sosial hanya diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar miskin. Hal ini membuat JMO meninggalkan kubu pemerintah. Spaho dan Karamehmedović mengundurkan diri pada 1 Juni 1921. Keduanya menuduh Pemerintah Pašić tidak menghormati perjanjian tersebut. Namun, Pemerintah mengadakan pertemuan keesokan harinya, di mana mereka berjanji akan membayar kerugian dan para menteri JMO harus kembali ke jabatan mereka keesokan harinya.[19] Akhirnya, seluruh fraksi JMO memutuskan untuk mendukung konstitusi baru, sementara Spaho sendiri menyatakan bahwa dia hanya menentang Pasal 135 Konstitusi, yang menyatakan bahwa kota-kota di banovina dapat pindah ke banovina lain jika mayoritas penduduk setuju untuk melakukannya. Hal ini dianggap dapat merusak keutuhan teritorial Bosnia dan Herzegovina. Setelahnya, JMO terbagi lagi menjadi faksi-faksi, ada yang mendukung Pasal 135, dan yang lain menentangnya; di antara mereka yang menentang adalah Džafer-beg Kulenović. Mereka yang mendukung Pasal 135 dicap sebagai pro-Serbia, sedangkan yang menentang dianggap pro-Kroasia, meski surat kabar resmi partai menyangkal keberadaan fraksi mana pun. Karena tak setuju dengan Pasal ke-135, pada tanggal 26 Juni 1921, Spaho benar-benar mengundurkan diri, sementara Karamehmedović mengundurkan diri empat hari kemudian.[20] Konstitusi Vidovdan yang baru disahkan pada tanggal 28 Juni.[21] Pada tanggal 3 September, ketika Spaho pergi ke Ljubljana untuk membuka pameran, seorang penggiat komunis mencoba membunuhnya dengan menanam ranjau laut seberat 14 kilogram, karena dia mengira Spaho akan melakukan perjalanan laut; Namun, Spaho naik kereta sehingga terhindar dari percobaan pembunuhan itu. Pelakunya tertangkap dan mengakui kesalahannya.[22]
Pemimpin Organisasi Muslim Yugoslavia
Setelah memberikan suara pada Konstitusi Vidovdan, faksi lain JMO berpikir bahwa partai tersebut harus memutuskan hubungan dengan Nikola Pašić; faksi ini, dipimpin oleh Spaho, dan meninggalkan Ibrahim Maglajlić, selaku Presiden JMO. Pada 8 Oktober 1921, partai tersebut memilih Komite Sentral yang baru, memilih Maglajlić sebagai presiden kehormatan dan Spaho sebagai presidennya. Terpilihnya Spaho dipandang sebagai berubahnya haluan partai ke kiri dan mendukung kebijakan otonom.[23] Di tubuh JMO sendiri, kekacauan mulai meningkat antara kaum kiri, yang dipimpin oleh Spaho,[24] dan kaum kanan, yang dipimpin oleh Maglajlić; [24] terdapat dugaan bahwa kekacauan ini disebabkan oleh Partai Radikal yang ingin melemahkan kekuatan politik JMO.[25]
Referensi
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 13.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 14.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 20.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 21.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 22.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 23.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 26.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 27.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 28.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 29.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 30.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 31.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 34-35.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 35.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 36.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 37.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 38.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 39.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 40–41.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 41.
- ^ Donia & Van Antwerp Fine 1994, hlm. 126.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 44–45.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 48.
- ^ a b Kamberović 2009, hlm. 47.
- ^ Kamberović 2009, hlm. 49.
Daftar pustaka
- Kamberović, Husnija (2009). Mehmed Spaho (1883-1939): Politička biografija (dalam bahasa Bosnia). Vijeće Kongresa bošnjačkih intelektualaca. ISBN 9789958471094.
Pranala luar
- "Emina Kadić: Moj otac Mehmed Spaho je otrovan u Beogradu". Klix. 13 Maret 2013.