Mitra (dewa)
Dewa Mitra (Sansekerta:मिथरा:Mithra) Dalam bahasa Hindi sendiri, Mitra atau Mithra memiliki arti teman, rekan, sahabat atau pasangan. Dalam Rigveda, ia merupakan putra dari Dewa aditi atau yang disebut sebagai Dewa aditya, yang merupakan bagian dari sebelas Dewa yang dipimpin oleh Dewa Baruna. Dalam beberapa literatur Kitab Weda, Dewa Mitra memiliki Tunggangan atau kendaraan berupa Hiu. Digambarkan dengan dua atau empat tangan yang membawa benda trisula, tali, cangkang keong, dan kendi air. Dewa Mitra hubungannya sangatlah erat dengan Dewa Baruna Dalam literatur Kitab Weda, kedua Dewa Aditya ini memimpin perairan luas, di mana Dewa Mitra mengendalikan kedalaman laut yang lebih dalam seperti palung laut, sementara Dewa Baruna berkuasa atas wilayah perairan laut bagian diatas, danau,atau sungai dan garis pantai.
Hubungan dengan Dewa Baruna
suntingDewa Mitra dan Dewa Baruna digambarkan sebagai ikon kasih sayang dan persahabatan intim antara laki-laki, sering pula disebut Mitra-Varuna (Mitra-Baruna / Pasangan Baruna). Digambarkan pula, mereka duduk bersama diatas hiu dan buaya, atau duduk bersama diatas kereta emas dengan angsa yang menariknya. Teks-teks Brahmana kuno juga mengaitkan hubungan antara Dewa Mitra dan Dewa Baruna dengan dua fase bulan dan hubungan sesama jenis:
“Di sisi lain, waktu Dewa Mitra dan Dewa Baruna bersama adalah dua setengah bulan, yang disinari adalah Dewa Baruna dan yang meredup adalah Dewa Mitra. Selama malam bulan baru keduanya bertemu dan ketika mereka bersama-sama, mereka merasa senang dengan persembahan kue dan makanan dari sesaji yang ada. Sesungguhnya, semua senang dan semua diperoleh oleh siapa pun yang mengetahui hal ini. Pada malam yang sama, Dewa Mitra menanamkan benihnya kepada Dewa Baruna dan ketika bulan kemudian memudar, pudarnya itu dihasilkan dari benihnya. " Shatapatha Brahmana 2.4.4.19
Bhagavata Purana (6.18.3-6) mencantumkan bahwa Dewa Baruna dan Dewa Mitra memiliki anak melalui hubungan Ayoni atau seks non-vaginal. Sebagai contoh, Dewa Baruna menjadi ayah dari Walmiki yang bijak, ketika air maninya jatuh pada gundukan rayap. Lalu Agastya dan Wasista yang lahir dari kendi air setelah Dewa Mitra dan Dewa Baruna mengeluarkan air mani mereka di hadapan Bidadari Urwasi. Mereka ini bisa dibilang mirip dengan pasangan gay homosexsual yang memiliki anak melalui ibu pengganti di zaman modern.