Berry Juliandi

Revisi sejak 19 Februari 2021 03.24 oleh Nur Rafiza Putri (bicara | kontrib) (Menambah foto Berry Juliandi)

Berry Juliandi (lahir Jakarta, 23 Juli 1978) adalah Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (2021-2025).[1] Di luar aktivitasnya sebagai akademisi, Berry aktif sebagai anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal periode 2018-2020. Berry terpilih menjadi anggota ALMI sejak 2016 setelah dinominasikan berdasarkan rekam jejak akademik, publikasi internasional, dan juga prestasinya terpilih sebagai fellow Kavli Frontiers of Science (2012 dan 2017).[2]

Berry Juliandi

Di almamaternya, Institut Pertanian Bogor, Berry telah berkiprah sejak April 2001 sebagai dosen dan peneliti bidang fisiologi dan perilaku hewan di Departemen Biologi dan mengepalai Laboratorium Sel Punca Hewan di Pusat Penelitian Sumber Daya Alam & Bioteknologi (PPSH-IPB). Sejak November 2014, ia juga menjabat sebagai pemimpin redaksi HAYATI—Journal of Biosciences, yang sudah terindeks Scopus. Kepakaran Berry adalah neurosains molekuler, dengan gelar PhD di bidang ini yang ia peroleh dari Nara Institute of Science & Technology, Jepang, pada 2011. Berry melanjutkan sebagai peneliti di institut yang sama hingga Maret 2013, kemudian sebagai peneliti di Kyushu University sampai Maret 2014. Pendidikan S1 dan S2 Berry diselesaikan di IPB.

Berry aktif dalam peningkatan literasi sains di masyarakat dan mendorong jurnalisme sains. Di masa pandemi, berita palsu atau hoax merupakan tantangan berat bagi para ilmuwan. Upaya-upaya ilmuwan terhambat dengan berita palsu yang beredar sehingga ilmuwan harus bekerja lebih keras dengan melakukan klarifikasi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.[3]

Pada 4 Juli 2019 lalu, Berry (bersama jurnalis sains Dyna Rochmyaningsih) meraih pernghargaan bergengsi sebagai pemenang dalam Award World Federation of Science Journalists (WFSJ) di Lausane, Swiss.[4] Selama Juni-Agustus 2018, Dyna mengikuti kegiatan Berry dan melaporkannya dalam sebuah karya jurnalisme berjudul “Advocating International Collaboration.”[5] Dalam bulan-bulan tersebut, di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sedang digodok RUU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang salah satu pasalnya adalah mempidanakan peneliti asing yang melanggar peraturan di Indonesia. Berry yang ketika itu baru saja terpilih sebagai Sekretaris Jenderal ALMI melakukan pendekatan-pendekatan ke berbagai institusi untuk menggagalkan pasal pidana RUU yang sedang diajukan di DPR tersebut. Berry bersama ALMI menyatakan sikap menentang pasal pidana tersebut karena dipastikan akan menghambat perkembangan dan transfer ilmu pengetahuan serta merusak ekosistem penelitian sebab tidak ada kolaborasi internasional yang memungkinkan dilakukan di Indonesia.

Berry bersama ALMI juga menyarankan kepada pemerintah dan DPR RI dalam pembahasan RUU Sisnas Iptek agar lebih mengutamakan penguatan lembaga iptek yang telah ada dan menyerahkan wewenang koordinasi kepada lembaga tersebut. Namun dalam proses penyusunan RUU, pemerintah dan DPR RI memutuskan membentuk lembaga baru, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). [6][7] Bagaimanapun, keputusan Presiden Joko Widodo melepaskan urusan pendidikan tinggi dari Kementerian Riset dan Teknologi membawa harapan makin fokusnya pengembangan riset ke depan. Keberadaan BRIN yang disatukan dalam Kementerian Riset diharapkan mampu mengkoordinasikan serta memfasilitasi riset dan inovasi secara efektif dari hulu hingga hilir.[8] Selain itu, terkait pengelolaan dana abadi penelitian, Berry menuliskan pemikirannya mewakili para peneliti, berharap pendanaan penelitian di Indonesia lebih meningkat dan efektif dengan dibentuknya Dana Abadi Penelitian. Supaya efektif, pemerintah perlu memisahkan tiga proses bisnis pengelolaan dana dan mempertimbangkan delapan prinsip manajemen dana riset.[8]

  1. ^ "Rektor IPB University Lantik 33 Pejabat Struktural". Republika Online. 2021-01-30. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  2. ^ "Berry Juliandi". www.nasonline.org. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  3. ^ Tempo (2020-08-15). "Berry Juliandi, Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia: Hoaks Membuat Kerja Ilmuwan Jadi Lebih Berat - Tamu - koran.tempo.co". Tempo. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  4. ^ Editorial (2019-07-18). "Peneliti FMIPA IPB Boyong Award World Federation of Science Journalists di Swiss". FMIPA IPB (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-19. 
  5. ^ "Struggle02". wcsj2019 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-19. 
  6. ^ "Bagaimana bentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional yang efektif dan inovatif?". theconversation.com. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  7. ^ "ALMI Minta Litbang di Kementerian Dioptimalkan,Bukan Bentuk Badan Baru - Berita Terkini Ekonomi dan Bisnis Indonesia". katadata.co.id. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  8. ^ a b "Ini desain dan prinsip pengelolaan Dana Abadi Penelitian agar efektif dan berdampak optimal". theconversation.com. Diakses tanggal 2021-02-19.