Stasiun Cepu

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 20 Februari 2021 09.06 oleh Karsono Puguh (bicara | kontrib) (Blora Jaya Ekspres -> Blora Jaya)

Stasiun Cepu (CU) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Balun, Cepu, Blora, tepatnya di depan Lapangan Ronggolawe. Stasiun ini merupakan stasiun KA aktif yang berada paling timur di Daerah Operasi IV Semarang, Blora, dan Jawa Tengah bagian utara. Angka ketinggian stasiun ini menurut papan di ujung peron serta bagian dalam dan depan stasiun adalah +28 m (ketinggian yang sebenarnya), sedangkan pada tulisan pada papan yang tertera di kedua tritisan kanopi stasiun tertulis +15 m. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar dan teramai di Kabupaten Blora.

Stasiun Cepu

Tampak depan Stasiun Cepu, 2020
Lokasi
Koordinat7°9′1″S 111°35′16″E / 7.15028°S 111.58778°E / -7.15028; 111.58778
Ketinggian+28 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang rendah dan tiga peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur7 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananSembrani, Jayabaya, Harina, Gumarang, Dharmawangsa, Sancaka Utara, Kertajaya, Maharani, Ambarawa Ekspres, Blora Jaya, Ekonomi Lokal, Parcel ONS Utara, angkutan peti kemas/kontainer, dan angkutan Semen Tiga Roda
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Cepu".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Musala Toilet Area merokok Ruang menyusui Pos kesehatan Galeri ATM Pertokoan/area komersial 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Tobo, terdapat Stasiun Padangan yang dinonaktifkan karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.

Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah KA Argo Bromo Anggrek.

Sejarah

Generasi pertama

 
Bangunan Stasiun Cepu generasi pertama yang terbuat dari kayu dan diresmikan oleh NIS pada tahun 1902

Pada 1 September 1897, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api baru yang menghubungkan Stasiun Gundih yang sudah ada sebelumnya dengan calon stasiun baru NIS di Surabaya (kini Stasiun Pasarturi).[3] Dengan terbitnya konsesi tersebut, maka NIS mulai membangun jalurnya dengan lebar sepur 1.067 mm. Karena adanya keterbatasan biaya, semua stasiun dan perhentian yang terletak di lintas tersebut sangat sederhana dan terbuat dari kayu, termasuk Stasiun Cepu. Stasiun ini diresmikan 1 Maret 1902, dan pada 1 Februari 1903, jalur kereta api Gundih–Surabaya telah selesai dibangun.[4]

Generasi kedua

Bangunan Stasiun Cepu kemudian diperbesar dengan mengganti kanopi kecil dengan kanopi pelana—serupa kanopi di Stasiun Lempuyangan, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Surabaya Pasarturi—serta mengubah bangunan yang sebelumnya semipermanen menjadi permanen.[per kapan?]

Berdasarkan foto Stasiun Cepu generasi dua yang terdapat dalam Buku Sejarah Kehutanan Indonesia II–III Periode Tahun 1942–1983, bentuk permanen stasiun ini kemungkinan memiliki kemiripan rupa dengan stasiun-stasiun NIS lainnya, seperti Stasiun Tuntang, Stasiun Telawa, dan Stasiun Bringin. Stasiun-stasiun tersebut memiliki satu pintu lengkung di depan teras dan masing-masing satu pintu lengkung di samping kiri dan kanan teras stasiun serta atap cungkup di atas teras. Namun, bangunan stasiun generasi kedua ini telah hancur dibakar pada masa Jepang dan digantikan dengan bangunan baru.[5]

Generasi ketiga

Pasca dihancurkan, sisa reruntuhan bangunan stasiun generasi kedua dibongkar dan dibangunlah bangunan stasiun generasi ketiga yang ada hingga saat ini. Namun, belum diketahui secara pasti kapan bangunan generasi ketiga ini dibangun.

Bangunan dan tata letak

 
Peron di Stasiun Cepu. Tampak kereta api Maharani di sisi kanan. (2016)

Stasiun Cepu memiliki tujuh jalur kereta api. Sebelum pengoperasian jalur ganda, hanya jalur 2 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda segmen Wadu-Tobo resmi dioperasikan mulai akhir Maret 2014[6][7], jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Semarang, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Surabaya. Selain itu, dilakukan perubahan sistem persinyalan dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri (Persero). Stasiun ini juga memiliki depo lokomotif yang terhubung langsung dengan jalur 1 di sebelah barat.

Ke arah timur dari jalur 1 stasiun ini, terdapat percabangan rel kereta api yang berakhir di Rembang, tetapi jalur kereta api tersebut telah dinonaktifkan dan wesel yang menuju jalur cabang tersebut telah dicabut—dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) untuk menghubungkan Stasiun Cepu NIS dengan Stasiun Cepu SJS yang dibuka pada 1 Februari 1903. Pada 1 Januari 1914 Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) membuka jalur cabang dengan wesel yang terletak di jalur pintas antara Stasiun Cepu SJS dengan Stasiun Cepu NIS. Jalur kereta api ini berakhir di Ngareng (sekarang menjadi kawasan PPSDM Cepu). Sebelum itu, terdapat wesel yang terhubung dengan jaringan lori kehutanan yang ditujukan untuk mengangkut kayu jati.[8]

Ciri khas

Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel bersuara dengan lagu instrumental "Gambang Semarang"—juga berlaku untuk sebagian besar stasiun di Daerah Operasi IV Semarang—untuk menandakan kedatangan kereta api.

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Kelas eksekutif

Sembrani, tujuan Jakarta dan tujuan Surabaya

Kelas campuran
Kelas ekonomi premium
Kelas ekonomi plus

Lokal

Ekonomi Lokal, dari dan tujuan Surabaya

Barang

Jadwal kereta api

Berikut ini adalah jadwal kereta api penumpang yang berhenti di Stasiun Cepu per 10 Februari 2021 (sesuai Gapeka 2021).

  • Kereta api antarkota
No. KA KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
128 Gumarang Surabaya Pasarturi (SBI) Eksekutif & Bisnis 00.31 00.38
129 Dharmawangsa Jakarta Pasar Senen (PSE) Eksekutif & Ekonomi 00.41 00.47
106/107 Jayabaya Surabaya Pasarturi (SBI) bersambung Malang Kotabaru (ML) Eksekutif & Ekonomi Plus 01.27 01.33
78 Sembrani Surabaya Pasarturi (SBI) Eksekutif 02.34 02.37
271F Blora Jaya Semarang Poncol (SMC) Ekonomi Plus - 05.00
125/124 Harina Surabaya Pasarturi (SBI) Eksekutif & Ekonomi Premium 05.56 06.01
267 Maharani Semarang Poncol (SMC) Ekonomi Premium 08.07 08.13
270F Ambarawa Ekspres Surabaya Pasarturi (SBI) Ekonomi Plus 10.27 10.32
163F/166F/167F Sancaka Utara Gambringan (GBN) bersambung Solo Balapan (SLO)-Yogyakarta Tugu (YK) Eksekutif & Bisnis 12.53 12.59
268 Maharani Surabaya Pasarturi (SBI) Ekonomi Premium 14.07 14.13
269F Ambarawa Ekspres Semarang Poncol (SMC) Ekonomi Plus 15.24 15.29
108/105 Jayabaya Jakarta Pasar Senen (PSE) Eksekutif & Ekonomi Plus 16.26 16.32
130 Dharmawangsa Surabaya Pasarturi (SBI) Eksekutif & Ekonomi 17.26 17.31
127 Gumarang Jakarta Pasar Senen (PSE) Eksekutif & Bisnis 18.01 18.07
123/126 Harina Cikampek (CKP) bersambung Bandung Hall (BD) Eksekutif & Ekonomi Premium 19.44 19.49
77 Sembrani Jakarta Gambir (GMR) Eksekutif 20.48 20.51
272F Blora Jaya Cepu (CU) Ekonomi Plus 21.07 -
168F/165F/164F Sancaka Utara Surabaya Pasarturi (SBI) Eksekutif & Bisnis 21.50 21.56
256 Kertajaya Ekonomi Premium 23.11 23.17
255 Jakarta Pasar Senen (PSE) 23.15 23.22
Ekonomi Lokal
No. KA Tiba Berangkat No. KA Tiba Berangkat
Tujuan Cepu Tujuan Surabaya
395 12.10 - 396 - 04.45
397 21.33 398 13.25

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Handinoto. (1996). Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya, 1870-1940 (edisi ke-Ed. 1., cet. 1). Yogyakarta: Diterbitkan atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen PETRA Surabaya dan Penerbit ANDI Yogyakarta. ISBN 9795333739. OCLC 38898570. 
  4. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  5. ^ Departemen Kehutanan (1986). Sejarah Kehutanan Indonesia II – III Periode Tahun 1942 — 1983. hlm. 2. ISBN 979-606-007-8. 
  6. ^ Kementerian Perhubungan, Biro Komunikasi dan Informasi Publik (2014-03-27). "Jalur Ganda KA Jakarta-Bojonegoro Sudah Bisa Beroperasi Penuh". Kementerian Perhubungan. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  7. ^ "Switchover Terakhir di Jalur Ganda KA Pantura". Berita Trans. 2014-02-26. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  8. ^ Subarkah, Iman (1992). Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867-1992. Bandung: Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan Kereta Api (Yayasan Pustaka). hlm. 30. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Blora–Cepu".