Timun Mas
Timun Mas atau Timun Emas (Jawa: "mentimun emas"). Adalah cerita rakyat Jawa menceritakan kisah seorang gadis pemberani yang mencoba untuk bertahan dan melarikan diri dari raksasa hijau jahat yang mencoba untuk menangkap dan memakannya[1].
Cerita Timun Mas
Pada zaman dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri yang sangat merindukan kehadiran seorang anak. Namun pada kenyataannya sampai sang suami meninggal, harapan tersebut belum dapat diwujudkan. Sang istri begitu mencintai almarhum suaminya sehingga ia tetap menjanda dan mendapat panggilan Mbok Rondo (dalam bahasa Jawa yang berarti Ibu Janda).[2]
Keinginan Mbok Rondo untuk memiliki seorang anak semakin kuat dan pada akhirnya Mbok Rondo memutuskan meminta bantuan pada raksasa yang dipercaya dapat mengabulkan keinginannya. Pada Akhirnya keinginan Mbok Rondo dikabulkan dengan syarat, jika anak yang dimiliki Mbok Rondo nantinya perempuan, maka Mbok Rondo harus menyerahkannya pada Raksasa tersebut untuk dimakan olehnya. Mbok Rondo menyanggupi syarat tersebut. Maka Raksasa itu memberikan pada Mbok Rondo timun kuning yang berukuran besar. Raksasa berpesan bahwa dalam timun tersebut akan ada seorang bayi apabila Mbok Rondo menaruh timun tersebut dibawah cahaya lampu sentir selama 7 hari.
Tujuh hari kemudian Mbok Rondo membuka timun itu secara perlahan dan ternyata, seperti yang sudah dijanjikan si Raksasa, kelihatanlah bayi perempuan yang sedang menangis dalam timun itu. Wajahnya teramat cantik dan menenangkan hati siapapun yang melihatnya. Bayi itu diambilnya dari dalam mentimun yang berwarna kuning keemasan, maka dinamailah oleh Mbok Rondo bayi itu dengan nama Timun Mas.
Timun Mas tumbuh menjadi anak yang sangat cantik dan pintar, ia begitu baik hati, ramah, dan berbudi luhur. Timun Mas sangat menyayangi Mbok Rondo dan selalu membantu ibunya dalam setiap pekerjaan yang bisa dilakukannya. Namun kebahagiaan itu tiba-tiba meredup ketika sang Raksasa datang ke desa tempat tinggal Mbok Rondo dan Timun Mas. Raksasa itu bermaksud menagih janji yang pernah diikrarkan Mbok Rondo padanya.[3]
Mbok Rondo dan Timun Mas yang masih kanak-kanak sangat ketakutan.
"Mbok Rondo...Mbok Rondo, aku kemari hendak menagih janjimu! Serahkan anak perempuanmu padaku untuk kujadikan santapanku!" kata sang Raksasa.
"Ampun raksasa, putri saya timun mas masih begitu kecil. Dagingnya terlalu empuk dan sangat sedikit jika kau makan sekarang, tunggulah sampai ia dewasa" jawab Mbok rondo berharap memperpanjang usia anaknnya.
"Hmm...benar juga, aku akan kembali setelah ia berusia 17 tahun. Pada saat itu, jangan bersembunyi!!!! Aku akan menemukan kalian bahkan dibawah batu sekalipun!" ancam sang raksasa.
"bbb ba baik raksasa" jawab mbok Rondo gemetar dan penuh ketakutan.
Referensi
- ^ Samsuni. "Timun Mas". Cerita Rakyat Nusantara. Diakses tanggal 8 Mei 2012.
- ^ Abdulghani, Bagus Ramadhan, dan Yus Jayusman, Tarmin (Oktober 2018). "Buku Dongeng Timun Mas Berbasis Augmented Reality sebagai Media Pembelajaran untuk Anak". Bangkit Indonesia. 2 (VII): 13.
- ^ "Cerita Rakyat Timun Emas: Gambaran Runtuhnya Ideologi Patriarkal". Jurnal Gramatika. 1.il: 75.