Joko Anwar
Joko Anwar (lahir 3 Januari 1976) adalah seorang aktor, penulis skenario, produser dan sutradara Indonesia keturunan Jawa dan Batak, Sumatra Utara.[butuh rujukan]
Joko Anwar | |
---|---|
Berkas:Joko Anwar Film.jpg | |
Lahir | Joko Anwar 3 Januari 1976 Medan, Sumatra Utara, Indonesia |
Almamater | Institut Teknologi Bandung |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2003 - sekarang |
Penghargaan | |
|
Biografi
Awal kehidupan
Joko Anwar lahir pada tanggal 3 Januari 1976 di sebuah kawasan perkampungan miskin di Medan, Sumatra Utara dan tumbuh besar dengan menonton film-film kung fu dan horror.[1] Sejak duduk di sekolah menengah pertama, dia juga telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama. Joko kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung untuk belajar Aerospace Engineering karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke sekolah film.[1] Setelah lulus kuliah pada tahun 1999, dia menjadi wartawan di The Jakarta Post dan kemudian kritikus film, sebelum akhirnya menjadi seorang sineas.[butuh rujukan]
Karier
Saat mewawancarai Nia Dinata untuk The Jakarta Post, produser dan sutradara film itu sangat terkesan dengan Joko dan mengajaknya untuk menulis proyek filmnya yang kemudian dikenal dengan judul Arisan! (2003).[1] Film tersebut mendapat sukses yang luar biasa baik secara komersial maupun pujian dari para kritikus dan memenangkan beberapa penghargaan di dalam dan luar negeri termasuk "Film Terbaik" di Festival Film Indonesia 2004 and "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards pada tahun 2004.[butuh rujukan]
Joko kemudian menyutradarai film pertamanya pada 2005, sebuah komedi romantis berjudul Janji Joni, yang ceritanya dia tulis saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1998. Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Mariana Renata ini merupakan salah satu peraih box office pada tahun itu dan memenangkan "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards tahun 2005. SET Foundation yang diketuai oleh pembuat film Garin Nugroho memberikannya penghargaan khusus untuk "cara bercerita yang inovatif" dalam film itu. Janji Joni (judul internasional: Joni's Promise) juga masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional bergengsi, antara lain Sydney Film Festival dan Pusan International Film Festival. Film ini juga menghidupkan kembali karier Barry Prima, yang dikenal dunia internasional sebagai seorang bintang film laga yang merupakan bintang film favorit Joko sewaktu kecil.[1]
Pada tahun 2007, Joko Anwar menulis dan menyutradarai Kala (judul internasional: Dead Time), yang disebut-sebut sebagai film noir pertama dari Indonesia yang mendapat pujian dari para kritikus internasional. Majalah film terkemuka dari Inggris, Sight & Sound, memilih film ini sebagai salah satu film terbaik pada tahun itu dan juga menamakan Joko sebagai "salah satu sutradara tercerdas di Asia".[2] Film ini terpilih dalam seleksi lebih dari 30 film festival internasional dan memenangkan beberapa penghargaan, termasuk di antaranya sebuah Jury Prize di New York Asian Film Festival.[3] The Hollywood Reporter menyebut Kala sebagai "sebuah film noir cerdas yang akan mengingatkan penonton pada film "M" karya (sutradara Jerman) Fritz Lang". [4] Film ini bahkan juga disandingkan dengan karya-karya Alex Proyas dan Kiyoshi Kurosawa.[5]
Selain menulis skenario untuk disutradarainya sendiri, Joko Anwar juga menulis skenario untuk sutradara lain, termasuk film komedi Quickie Express (Dimas Djayadiningrat), yang memenangkan "Best Film" di Jakarta International Film Festival pada tahun 2008, dan Jakarta Undercover (Lance). Dua film tersebut juga sukses secara komersial. Joko juga menulis skenario film fiksi. (Mouly Surya) yang mendapat pujian dari para kritikus internasional dan memenangkan banyak penghargaan, antara lain "Film Terbaik" dan "Skenario Terbaik" dalam Festival Film Indonesia 2008.
Film Joko Anwar selanjutnya adalah Pintu Terlarang (judul internasional: Forbidden Door) yang dirilis pada tahun 2009. Film ini adalah sebuah film thriller psikologis yang juga mendapat pujian dari para kritikus. Kritikus Richard Corliss dari majalah TIME menulis, "Cerdas sekaligus 'sakit', film ini bisa menjadi kartu panggilan buat Joko Anwar sebagai sutradara kelas dunia, seandainya para petinggi Hollywood itu menginginkan sesuatu yang lain dari produk mereka yang itu-itu saja". Dia juga menyebutkan bahwa film ini merupakan "contoh sejauh apa film bisa dibuat tetapi jarang dicoba".[6] Maggie Lee dari The Hollywood Reporter menulis bahwa film Joko Anwar ini akan "membuat (Alfred) Hitchcock dan (Pedro) Almodovar bangga", dan menyebutkan bahwa "Joko Anwar mempersembahkan sebuah film horor-suspens yang menakutkan ini dengan serangkaian penghormatan kepada para pembuat film terkemuka secara menakjubkan".[7] Film ini juga telah masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional terkemuka, di antaranya International Film Festival Rotterdam dan New York Asian Film Festival, dan juga memenangkan penghargaan tertinggi sebagai Film Terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009.[8]
Pada 2015 film Joko berikutnya, sebuah drama thriller A Copy of My Mind sempat diikutsertakan dalam Venice Film Festival dan Toronto International Film Festival, baru kemudian mengikuti Festival Film Indonesia 2015 dan diputar secara resmi di bioskop Indonesia pada Februari 2016. Dalam ajang FFI 2015, film ini meraih 7 nominasi (termasuk untuk Film Terbaik) dan akhirnya memenangkan 3 Piala Citra, termasuk menobatkan Joko sebagai Sutradara Terbaik festival tahun itu.
Pada 2017 Joko membuat ulang (remake) sebuah film horor Pengabdi Setan (judul internasional: Satan's Slave) yang aslinya dibuat pada 1980. Oleh para kritikus film ini sempat disebut-sebut sebagai "barometer / standar baru bagi film horor Indonesia", dan menjadi film Indonesia terlaris pada tahun itu. Dalam ajang Festival Film Indonesia 2017 film ini meraih 13 nominasi dan berhasil memenangkan 7 di antaranya, namun gagal dalam kategori Sutradara Terbaik maupun Film Terbaik.
Selanjutnya pada 2019 Joko menghasilkan sebuah film pahlawan super Gundala yang didasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala karya Hasmi (Harya Suraminata). Film ini juga mencetak box office tahun itu dan turut berlaga dalam ajang Festival Film Indonesia 2019.
Proyek selanjutnya
Pada 2012, Joko sempat mengumumkan dua film yang akan disutradarainya yaitu Pernikahan Terakhir di Bumi dan Eksekutors.[9] Pada 2015, Joko juga menyebutkan A Copy of My Mind akan menjadi film pertama dari Trilogi Kapsul Waktu selain sekuelnya yang akan diproduksi, A Copy of My Soul dan A Copy of My Heart.[10] Joko juga akan menyutradarai dua film lainnya dari tiga film hasil kerja sama dengan Ivanhoe Pictures selain Perempuan Tanah Jahanam yaitu Ghost in the Cell dan The Vow.[11] Sebuah sekuel dari Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam juga sedang direncanakan.[12]
Filmografi
Film
Tahun | Film | Sutradara | Produser | Penulis | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
2003 | Biola Tak Berdawai | Asisten sutradara 2 | Tidak | Tidak | |
Arisan! | Tidak | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Terbaik Festival Film Indonesia 2004 (bersama Nia Dinata) | |
2004 | Ajang Ajeng | Ya | Tidak | Tidak | Dokumenter |
2005 | Janji Joni ("Joni's Promise" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2005 |
2007 | Jakarta Undercover | Tidak | Tidak | Ya | |
Kala ("Dead Time" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | ||
Quickie Express | Tidak | Tidak | Ya | ||
2008 | fiksi. | Tidak | Tidak | Ya | Pemenang Skenario Terbaik di Festival Film Indonesia 2008 (bersama Mouly Surya) |
2009 | Pintu Terlarang ("The Forbidden Door" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2009 |
2012 | Modus Anomali ("Ritual" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | |
2015 | A Copy of My Mind | Ya | Eksekutif | Ya | Pemenang Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2015 |
2017 | Stip & Pensil | Tidak | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2017 (bersama Ernest Prakasa dan Bene Dion Rajagukguk) |
Pengabdi Setan ("Satan's Slave" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2017 | |
2019 | Orang Kaya Baru | Tidak | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2019 |
Gundala | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2019 | |
Perempuan Tanah Jahanam ("Impetigore" - judul Inggris) | Ya | Tidak | Ya | ||
Ratu Ilmu Hitam | Tidak | Tidak | Ya |
Film pendek
Tahun | Film | Sutradara | Produser | Penulis | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
2003 | Joni Be Brave | Ya | Tidak | Ya | |
2012 | Grave Torture | Ya | Tidak | Ya | |
Fresh to Move On | Ya | Tidak | Ya | ||
Durable Love | Ya | Tidak | Ya | ||
Suncatchers | Ya | Tidak | Ya | ||
2013 | The New Found | Ya | Tidak | Ya | |
2016 | Jenny | Ya | Tidak | Tidak | |
Don't Blink | Ya | Tidak | Tidak | ||
2017 | Jalanin Aja | Ya | Tidak | Ya |
Pemeran
Tahun | Film | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
2003 | Arisan! | Manajer restoran | |
2006 | Berbagi Suami ("Love for Share" - judul Inggris) | Produser | |
2008 | Tarzan ke Kota | Pengisi suara | |
Mereka Bilang, Saya Monyet! | Manajer | ||
Babi Buta yang Ingin Terbang ("Blind Pig Who Wants to Fly" - judul Inggris) | Yahya | ||
2009 | Rumah Dara ("Macabre" - judul Inggris) | Bintang tamu | |
2010 | Madame X | Aline | |
2012 | Parts of the Heart | Peter (usia 35) | |
Missing | Tetangga | Film pendek | |
2013 | Demi Ucok | Produser film | Sutradara Sammaria Simanjuntak |
3Sum | Pemeran segmen Impromptu | ||
2014 | Sebelum Pagi Terulang Kembali ("Before the Morning Repeated" - judul Inggris) | Anggota DPR | |
2015 | Nay | Pram | Pengisi suara |
Melancholy is a Movement | Diri sendiri | ||
2016 | Ini Kisah Tiga Dara ("Three Sassy Sisters" - judul Inggris) | Pengemudi taksi | |
2017 | Galih dan Ratna | Pak Dedy | |
My Generation | Ayah Konji | ||
The Underdogs | Ayah Ellie | ||
Pengabdi Setan ("Satan's Slave" - judul Inggris) | Dono Budiono | ||
2018 | Fly By Night | Alan | |
Kisah Dua Jendela (Daysleepers) | Tito | ||
27 Steps of May | Manajer petinju lawan | ||
Ave Maryam | Romo Martin | Sutradara Ertanto Robby Soediskam |
Serial televisi
Tahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
2015 | Halfworlds Season 1 | Sutradara, Penulis Naskah | Serial asli HBO Asia |
2018 | Folklore: A Mother's Love | Sutradara, Penulis Naskah | Serial asli HBO |
Kolaborator setia
Kolaborator setia | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Artis | Janji Joni (2005) | Kala (2007) | Pintu Terlarang (2009) | Modus Anomali (2012) | A Copy of My Mind (2016) | Pengabdi Setan (2017) | Gundala (2019) | Perempuan Tanah Jahanam (2019) |
Ario Bayu | ||||||||
Asmara Abigail | ||||||||
Arswendi Nasution | ||||||||
Bront Palarae | ||||||||
Fachri Albar | ||||||||
Marissa Anita | ||||||||
Marsha Timothy | ||||||||
Rio Dewanto | ||||||||
Sujiwo Tejo | ||||||||
Surya Saputra | ||||||||
Tara Basro |
Pendidikan
- SMA Negeri 1 Medan (1993)
- Wheeling Park High School, West Virginia, US (1994)
- Institut Teknologi Bandung, Teknik Penerbangan (1999)
Referensi
- ^ a b c d Profil Joko Anwar Profile di The Jakarta Post (2007-)
- ^ Sight & Sound Films of 2007 (2007)
- ^ Twitch.com Report(2008)
- ^ Kala Review at The Hollywood Reporter (2007)
- ^ Twitch Report (2008)
- ^ Asian Film Fireworks for the Fourth (2009)
- ^ "The Forbidden Door -- Film Review (2009)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-09. Diakses tanggal 2009-07-09.
- ^ Variety (2009)
- ^ "Sutradara Jakarta Undercover Siapkan Dua Film Baru". Liputan 6. 14 November 2012. Diakses tanggal 19 November 2019.
- ^ "Joko Anwar Akan Buat Trilogi dari Film "A Copy of My Mind"". Berita Satu. 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 November 2019.
- ^ Frater, Patrick (10 September 2018). "Ivanhoe Finds Partners for Slate of Films From Indonesia" [Ivanhoe Mencari Mitra bagi Tunas Film dari Indonesia]. Variety. Diakses tanggal 24 Februari 2019.
- ^ "Rapi Films Bersiap Garap 'Pengabdi Setan 2'". CNN Indonesia. 5 September 2019. Diakses tanggal 19 November 2019.
Pranala luar
- Joko Anwar di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Joko Anwar di X
- Joko Anwar di Instagram
- Joko Anwar di Facebook