Nasi astakona
Artikel atau bagian artikel ini kemungkinan telah disalin dan disisipkan bulat-bulat dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/nasi-astakona-suatu-istilah-dari-sastra-indonesia/, dan mungkin melanggar kebijakan hak cipta Wikipedia. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus. (periksa) (Februari 2021) |
Astakona adalah suatu istilah dari sastra Indonesia lama yang berarti segi banyak. Nasi astakona merupakan gambaran dari banyaknya sajian dari yang dihidangkan pada suatu tempat, khusus dari talam yang bertumpang ‘banyak’ tiga atau lima susun. Banyaknya sajian itu merupakan sebuah kesatuan hidangan yang terdiri atas tiga komponen pokok makanan, yaitu nasi, lauk pauk, dan buah – buahan. Hidangan nasi astakona berasal dari tradisi kesultanan Banjar untuk suatu upacara tertentu atau santap bersama dengan adanya tamu kehormatan. Namun dalam kurun waktu selanjutnya disajikan dalam acara ‘bededapatan’, yaitu santap bersama bagi pengantin setelah bersanding di pelaminan (betataian).
Pencicipan nasi astakona. Secara simbolis penyendokkan pertama nasi astakona diambil dengan sendok kayu oleh seorang tokoh wanita tua dan menyerahkannya kepada tamu kehormatan. Bilamana dalam acara penganten, nasi tersebut diserahkan kepada kedua pengantin, selanjutnya diikuti oleh hadirin sesuai dengan kedudukan dan situasinya. Astakona sejak lama lazim tidak mempergunakan alat makan seperti sendok dan garpu karena di situ tersedia pula air tempat cuci tangan dan serbet kain.
Latar belakang filosofis
Nasi astakona sesungguhnya memiliki makna filososfis dalam tata kehidupan orang banjar, hal itu dapat dilihat dan dihayati pada beberapa sarana dan bagian – bagian penyajian.
Talam dalam jumlah tiga atau lima menunjukkan jumlah yang ganjil, dimana dalam setiap bilangan dan sarana masyarakat banjar selalu menggunakan angka ganjil.
Makanan terdiri dari tiga komponen pokok (nasi dari beras/padi yang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air, dan buah-buahan yang tinggi di udara) adalah menggambarkan keterikatan hidup manusia dengan tanah, air, dan udara.
Dalam beberapa momen tertentu orang banjar selalu mendahulukan peranan orang tua (termasuk pengambilan pertama secara simbolik nasi astakona) sebagai lambang penghormatan terhadap orang yang memiliki kelebihan dalam hal usia, pengalaman, kewibawaan, dan afdhol (keutamaan dan barakat).
Masih banyak masyarakat Kalimantan Selatan yang tidak mengetahui kuliner langka khas Banjar yang satu ini. Nasi Astakona namanya, kuliner ini lahir dari tradisi di Kesultanan Banjar tempo dulu. Biasanya disajikan untuk tamu istimewa di Kesultanan Banjar.
Nasi Astakona dari tampilannya cukup berbeda dengan nasi tumpeng. Jika nasi tumpeng berbentuk kerucut ke atas, nasi Astakona disajikan bertingkat-tingkat. Di dalam sajian Nasi Astakona, juga dimasukkan lauk udang yang besar, atau biasa disebut masyarakat Banjar undang galah. Udang jenis ini cukup mahal.
Dari beberapa referensi pustaka diketahui bahwa nasi Astakona berasal dari tradisi Kesultanan Banjar yang disajikan untuk upacara menerima tamu kehormatan, namun pada kurun waktu selanjutnya disajikan dalam acara badadapatan dan perkawinan. Nasi Astakona memiliki makna yang penting karena disajikan dalam bedadapatan sebagai simbol keakraban dan lambang penghormatan bagi tetamu. Melalui sajian nasi astakona dimaknai persahabatan dan keakraban semakin terjalin. Malah, menurut refrensi tersebut dikatakan bahwa nasi astakona juga disajikan dalam acara walimah perkawinan sebagai simbol suasana akrab antara kedua mempelai dan keluarganya. Nasi astakona disajikan dengan talam dalam bentuk 3 atau 5 tingkatan ganjil yang bermakna 3 komponen pokok yaitu nasi dari beras atau padi yang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air dan buah-buahan yang tinggi di udara yang menggambarkan keterikatan hidup manusia dengan tanah, air dan udara.
Penyajian nasi astakona juga dilengkapi dengan sebuah tempat sirih atau bagi urang banjar disebut penginangan, manisan atau asinan sebagai kudapan yang disukai semua orang serta teh manis juga kopi pahit.
Nasi astakona adalah sajian nasi lengkap dengan lauk pauknya di atas talam kuningan bundar bertingkat ganjil, bisa tiga atau lima. Di tiap tingkatnya, menyajikan jenis nasi dan menu berbeda. Di talam pertama, ada nasi balamak lengkap dengan iwak rabuk, otak-otak, telur dadar, ketimun, bawang dan lombok goreng.