Marí Alkatiri
Dr. Marí Bin Amude Alkatiri (bahasa Arab: مرعي بن عمودة الكثيري Mar'ī bin Amūdah al-Kaṯīrī) (lahir 26 November 1949) adalah Perdana Menteri pertama, setelah Republik Demokratik Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002 dengan Kabinet Pemerintah Konstitusional Pertama. Ia adalah seorang politikus Muslim di negara yang mayoritasnya beragama Katolik ini. Ia seorang keturunan Arab-Yaman dan beragama Islam[1].
Mari Bin Amude Alkatiri | |
---|---|
Perdana Menteri Timor Leste ke-6 | |
Masa jabatan 15 September 2017 – 22 Juni 2018 | |
Presiden | Francisco Guterres |
Perdana Menteri Timor Leste ke-1 | |
Masa jabatan 20 Mei 2002 – 26 Juni 2006 | |
Presiden | Xanana Gusmão |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 November 1949 Dili, Timor Portugis |
Partai politik | Fretilin |
Suami/istri | Marina Ribeiro |
Anak | 3 |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Latar belakang
Alkatiri dilahirkan dalam sebuah keluarga besar dengan 10 orang saudara. Pada 1970 ia meninggalkan Dili untuk belajar menjadi seorang surveyor di Sekolah Geografi Angola di Angola. Lepas dari situ, Alkatiri melanjutkan pelajarannya dalam bidang hukum di Universitas Eduardo Mondlane di Maputo, Mozambik.
Dalam perjuangannya untuk tanah kelahirannya, Alkatiri memainkan peranan penting di dunia internasional. Ia pernah menjabat sebagai menteri Timor Leste di pengasingan ketika Fretilin mendeklarasikan pemerintahan transisi.
Menjadi Perdana Menteri
Sekembalinya ke Timor Leste pada 1999, ia terpilih sebagai Perdana Menteri pertama negara baru tersebut dan bertekad untuk membangun negaranya dengan prinsip sosialisme. Ia berusaha untuk menghindarkan negaranya dari ketergantungan utang luar negeri dengan mengandalkan kekayaan alamnya. Salah satu keberhasilannya adalah menekan Australia untuk membuat perjanjian bagi hasil yang lebih adil di Celah Timor.
Krisis 2006 dan pengunduran diri
Pada Maret 2006, Alkatiri memecat sekitar 691 anggota Angkatan Bersenjata Timor Leste yang dianggap tidak disiplin dan melakukan desersi. Tindakan keras ini kemudian menimbulkan kerusuhan di kalangan militer negara itu. Kelompok-kelompok bersenjata saling menyerang dan melakukan pembakaran rumah-rumah penduduk. Pada 25 Mei 2006 Menteri Luar Negeri José Ramos Horta meminta bantuan dari sejumlah negara asing untuk mengatasinya.
Pada akhir Mei Presiden Xanana Gusmao mengumumkan keadaan darurat dan mengambil alih kekuasaan sehingga menimbulkan perselisihan dengan Alkatiri. Namun Alkatiri bertekad untuk mempertahankan kedudukannya, sambil mengatakan bahwa hanya pemilihan umum sajalah — yang baru akan diadakan pada 2007 — yang dapat menyingkirkannya. Pada 21 Juni 2006 Presiden Xanana Gusmao memberikan dua pilihan kepada Alkatiri mengundurkan diri atau dipecat. Pada 26 Juni 2006, ia mengumumkan pengunduran dirinya, setelah sehari sebelumnya José Ramos Horta menyatakan mundur dari jabatannya sebagai menteri luar negeri dan menteri pertahanan dan tujuh anggota kabinet lainnya di bawah Alkatiri menyatakan siap mundur.[1]
Penyelesaian Krisis 2006
Setelah mengundurkan diri sebagai perdana menteri Timor Leste, ia mulai menghadapi penyelidikan atas kasus yang menyebabkan krisis. Ia diduga terlibat dalam pembagian senjata kepada sekelompok milisi sipil dan kemudian memerintahkan menyerang lawan-lawan politiknya. Berdasarkan surat panggilan, ia ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan Menteri Dalam Negeri Rogerio Lobato. Pada 7 Juli 2006, Jaksa Agung Timor Leste mengeluarkan surat panggilan kedua kepadanya untuk datang ke kantor kejaksaan.
Pada 20 Juli 2006, Kejaksaan Agung Timor Leste memeriksanya di kantor kejaksaan di Kaikoli (Dili). Alkatiri diperiksa dengan didampingi lima pengacara, yaitu Arnaldo Matos dan Antonio Barreiros dari Portugal, José Luís Guterres dan Arlindo Sanches dari Timor Leste, dan seorang asisten Otto Cornelis Kaligis dari Indonesia. Pemeriksaan berlangsung selama dua jam dan tertutup bagi pers. Selama pemeriksaan, gedung kejaksaan dijaga ketat oleh 20 tentara Australia dan enam tank. Jaksa penuntut umum Luis Mota yang memeriksa Alkatiri dikabarkan mengajukan tiga pertanyaan. Namun, kejaksaan tak menjelaskan apa saja pertanyaan itu.
Riwayat Jabatan
- Menteri Negara urusan Politik (1975)
- Perdana Menteri Timor Leste (2002–2006)
- Menteri Sumber Daya Alam, Mineral, dan Politik Energi, Kabinet Pemerintah Konstitusional Pertama (2002–2006)
- Perdana Menteri Timor Leste (2017–2018)
- Menteri Pembangunan dan Reformasi Institusional, Kabinet Pemerintah Konstitusional Ketujuh (2017–2018)
Daftar rujukan
- ^ "Profile: Mari Alkatiri". www.aljazeera.com. Diakses tanggal 2020-02-11.
Pranala luar
- (Inggris) Biografi resmi
- (Inggris) East Timor PM Alkatiri's future in doubt
- (Indonesia) Mari Alkatiri: Sosialis yang Dituding Komunis
- (Inggris) Alkatiri resigns as Timor PM
Jabatan partai politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Francisco Guterres |
Presiden Fretilin 1999 — 2001 |
Diteruskan oleh: Francisco Guterres |
Jabatan politik | ||
Didahului oleh: Rui Maria de Araújo |
Perdana Menteri Timor Leste 15 September 2017 – 22 Juni 2018 |
Diteruskan oleh: Taur Matan Ruak |
Didahului oleh: Nicolau dos Reis Lobato (Pemerintahan UDI 1975) |
Perdana Menteri Timor Leste 20 Mei 2002 – 26 Juni 2006 |
Diteruskan oleh: José Ramos Horta |