Paus sperma

spesies mamalia

Paus Sperma atau Paus Kepala Kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Paus ini dinamakan karena bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada kepalanya, dan pada awalnya dikira sebagai sperma. Kepala Paus Sperma yang besar dan bentuk keseluruhannya yang berbeda, ditambah lagi kemunculannya dalam novel Moby-Dick yang ditulis oleh Herman Mellville, membuatnya dikenal sebagai paus arketipe (archetype).

Paus Sperma[1]
Physeter macrocephalus Edit nilai pada Wikidata
Perbandingan ukuran dengan manusia
Status konservasi
Rentan
IUCN41755 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasMammalia
OrdoArtiodactyla
SuperfamiliPhyseteroidea
FamiliPhyseteridae
GenusPhyseter
SpesiesPhyseter macrocephalus Edit nilai pada Wikidata
Linnaeus, 1758
Tata nama
Dinamakan berdasarkanSpermaceti Edit nilai pada Wikidata
Sinonim taksonPhyseter catodon Linnaeus, 1758
Physeter australasianus Desmoulins, 1822
Distribusi

Wilayah penyebaran Paus Sperma (diwarnai biru)

Sebagian karena Melville, Paus Sperma sering dihubungkan dengan Leviathan semi mistis dari cerita-cerita Alkitab.

Paus Sperma juga dulu dikenal sebagai Common Cachalot

Deskripsi fisik

Ciri khas dari Paus Sperma adalah kepalanya yang besar, lebih-lebih untuk pejantannya, yang biasanya bisa mencapai sepertiga daripada panjang badannya. Nama spesiesnya sendiri macrocephaluss diambil dari bahasa Yunani untuk "kepala besar". Berbeda dengan kulit licin yang dimiliki oleh kebanyakan paus lain, kulit bagian belakang paus sperma biasanya berkedut. Mereka bewarna abu-abu walaupun kadang kelihatan berwarna coklat di bawah cahaya matahari ("Great White Whale" dalam novel Melville, kalaupun ada, kemungkinan adalah albino). Tidak mengherankan kalau otak Paus Sperma adalah yang terbesar dan terberat bagi semua hewan (berat rata-ratanya 7 kg dalam paus jantan dewasa). Namun, otak Paus Sperma adalah tidak begitu besar jika dibandingkan dengan ukuran badannya.

Lubang pernapasan (blowhole) terletak berdekatan dengan bagian depan kepala dan condong ke kiri (jika dilihat dari arah yang sama dengan paus). Ini memberikan ciri-ciri hembusan berkembang yang jelas ke arah depan. Sirip belakangnya terletak sekitar dua pertiga dari bawah tulang belakang dan biasanya pendek dan berbentuk segitiga sama kaki. Flukenya juga berbentuk segitiga dan amat tebal. Flukenya diangkat tinggi tinggi dari air sebelum paus melakukan penyelaman dalam.

Paus Sperma mempunyai 20-26 pasang gigi kerucut pada rahang bawah mereka. Setiap gigi bisa mempunyai berat sampai satu kilogram. Asal bentuk gigi ini tidaklah diketahui dengan pasti. Dipercayai bahwa gigi-gigi tersebut tidak diperlukan untuk mengonsumsi sotong, malah ada Paus Sperma liar yang sehat dan cukup makan namun tidak bergigi. Konsensus para ilmuwan masa kini adalah gigi-gigi tersebut mungkin digunakan dalam pertengkaran antara paus jantan dalam spesies yang sama. Hipotesis ini konsisten dengan gigi yang berbentuk kerucut dan jarang-jarang. Gigi yang belum sempurna juga terdapat di bagian rahang atas, tetapi gigi tersebut jarang tumbuh dan terlihat di mulut.

Manfaat Muntahan Paus

Ikan paus, khususnya Paus Sperma, termasuk mamalia yang memiliki muntahan bernilai miliaran. Bentuk dan tekstur muntahan paus atau ambergris seperti bongkahan lilin, yang keluar dari saluran pembuangan kotoran paus yang terdapat pada kepala kotak ikan paus tersebut (Physeter macrocephalus). Saat muntahan ini keluar, akan muncul bau busuk dan warna hitam. Tepi, setelah didiamkan lama, bau busuk itu akan berubah menjadi bau harum seperti kesturi.[2]

Ada empat manfaat muntahan paus sperma, yaitu :

  1. Bahan pembuat parfum. Ambergris sangat mahal dan biasanya digunakan oleh industri parfum. namun lambat laun industri parfum tak lagi menggunakan ambergris, karena dilarang olehIFRA (International Fragrance Association). Ambergris juga pernahdigunakan oleh bangsa Arab dan China sebagai parfum atau dibakar sebagai dupa.[2]

Referensi dan pranala luar

  1. ^ Mead, James G.; Brownell, Robert L., Jr. (16 November 2005). "Order Cetacea (pp. 723-743)". Dalam Wilson, Don E., and Reeder, DeeAnn M., eds. [http://google.com/books?id=JgAMbNSt8ikC&pg=PA723 Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference] (edisi ke-3rd). Baltimore: Johns Hopkins University Press, 2 vols. (2142 pp.). ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  2. ^ a b "4 Manfaat muntahan paus yang bernilai miliaran Halaman 5". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-28.