Dispnea

sulit bernapas
Revisi sejak 28 Februari 2021 13.57 oleh Syariful Msth (bicara | kontrib) (sunting isi artikel)

Dispnea (Bahsa inggris: dyspnea, shortness of breath (SOB)) atau sesak napas adalah kondisi kesehatan ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas.[1] Dispnea terjadi karena tidak terpenuhinya pasokan oksigen ke paru-paru sehingga menyebabkan pernapasan seseorang menjadi lebih cepat, pendek, dan dangkal. Tingkat pernapasan normal untuk orang dewasa dan remaja berkisar antara 12-16 napas per menit.[2] Namun saat mengalami dispnea, pola dan frekuensi pernapasan akan berubah.[3]

Dispnea
Informasi umum
Nama lainSesak napas
Pelafalan
  • Dyspnea: /dɪspˈniːə/;
SpesialisasiPulmonologi

Definisi

Organisasi nirlaba American Thoracic Society (ATS) mendefinisikan dispnea sebagai pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan pernapasan yang terdiri dari sensasi berbeda secara kualitatif yang intensitasnya bervariasi. Dispnea dapat disebabkan karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, penyakit paru interstitial, gangguan neuromuskuler, kanker paru-paru, dan penyakit jantung koroner.[4]

Menurut dokter spesialis anak RSIA Catherine Booth dr.Irvan Auwriadharma,[5] sesak nafas merupakan kondisi di mana seseorang susah bernapas. Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas fisik. Sesak napas dapat terjadi baik pada orang dewasa, remaja, maupun anak-anak dan bayi sekalipun.[6]

Definisi lain

  • Defenisi lain dari dispnea yaitu Kesulitan dalam bernapas, sering dikaitkan dengan paru-paru atau jantung penyakit dan mengakibatkan di sesak dari napas. Juga disebut kelaparan udara.[7]
  • Dispnea yaitu pernapasan yang tidak teratur atau tidak memadai.[8]
  • Dispnea didefenisikan sebagai pengalaman "sesak napas" (yang dapat berupa akut atau kronis).[9]

Tanda-tanda dan gejala

Tanda-tanda dan gejala yang akan dialami seseorang ketika mengalami dispnea atau sesak napas, diantaranya:

  • Mengi
  • Nyeri dada
  • Kulit pucat
  • Napas berbunyi
  • Kulit dingin dan lembap
  • Kesulitan dalam mengatur napas
  • Kecemasan atau perasaan panik[10]
  • Takipnea, yaitu kondisi ketika laju pernapasan seseorang lebih cepat dan pendek dari kondisi normal[11]

Jenis dan penyebab dispena

Menurut dokter Steven A. Wahls dari Rush Medical College di Chicago, penyebab paling umum terjadinya dispnea yaitu disebabkan oleh asma, gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),[12] penyakit paru interstitial,[13] pneumonia, dan masalah psikogenik yang biasanya terkait dengan kecemasan.[14]

Dispnea atau sesak napas dibagi menjadi dua jenis, yaitu dispnea akut dan dispena kronis.[6]

Dispnea akut

Dispena akut yaitu sesak napas yang berlangsung kurang dari satu bulan.[6] Penyebab terjadinya dispnea akut adalah sebagai berikut:[14]

Dispnea kronis

Dispnea kronis yaitu sesak napas yang berlangsung lebih dari satu bulan.[6] Penyebab terjadinya dispnea kronis adalah sebagai berikut:[14]

Pengobatan dan pencegahan

Pengobatan

Pengobatan atau penanganan untuk penderita dispnea berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Di antaranya sebagai berikut:

  • Pemberian oksigen tambahan untuk penderita hipoksia.
  • Apabila penderita dispnea disebabkan oleh efusi pleura, maka dapat diobati dengan menggunakan metode pengobatan thoracentesis, chest tube, pleural drain, dan lainnya. [16]
  • Apabila dispnea berkaitan dengan asma, biasanya dapat menggunakan obat-obatan seperti bronkodilator dan steroid.
  • Apabila disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia bakterial, maka dapat menggunakan antibiotik untuk meredakan nyeri.
  • Obat lain yang dapat digunakan yaitu seperti opiat, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan obat anticemas.
  • Masalah pernapasan yang berasal dari COPD dapat membaik dengan melakukan pernapasan khusus, seperti latihan pernapasan bibir dan penguatan otot pernapasan.

Pencegahan

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ketika mengalami dispnea, di antaranya yaitu:

  1. Hindari merokok
  2. Menghindari atau menjauhi paparan polusi udara
  3. Menurunkan berat badan dan rutin berolahraga[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Sesak Napas (Dispnea): Penyebab dan Cara Mengatasi". Hello Sehat. 2020-07-24. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  2. ^ "Normal Breathing Rate for a Teenager". LIVESTRONG.COM (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-27. 
  3. ^ "Macam-Macam Penyebab Dyspnea dan Cara Meredakannya". Alodokter. 2019-08-16. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  4. ^ Rose, Verna L. (1999-06-01). "American Thoracic Society Issues Consensus Statement on Dyspnea". American Family Physician. 59 (11): 3259. ISSN 0002-838X. 
  5. ^ "RSIA Catherine Booth - Dokter". rsiacatherinebooth.com. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  6. ^ a b c d Hasniati, Hasniati; Arianti, Arianti; Philip, William (2018-06-10). "Penerapan Metode Bayesian Network Model Untuk Menghitung Probabilitas Penyakit Sesak Nafas Bayi". Jurnal Rekayasa Teknologi Informasi (JURTI) (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 64–65. doi:10.30872/jurti.v2i1.1415. ISSN 2580-667X. 
  7. ^ "dyspnea". The Free Dictionary. 
  8. ^ "UpToDate". www.uptodate.com. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  9. ^ "dyspnea - General Practice Notebook". web.archive.org. 2011-06-13. Diakses tanggal 2021-02-28. 
  10. ^ "Signs and symptoms of breathlessness | Coping physically | Cancer Research UK". www.cancerresearchuk.org. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  11. ^ "What Causes Rapid, Shallow Breathing?". Healthline (dalam bahasa Inggris). 2012-07-17. Diakses tanggal 2021-02-27. 
  12. ^ "COPD - Symptoms and causes". Mayo Clinic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-26. 
  13. ^ "Interstitial Lung Disease". www.lung.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-26. 
  14. ^ a b c "Dyspnea: Causes, diagnosis, and treatment". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2018-07-23. Diakses tanggal 2021-02-26. 
  15. ^ "Causes". stanfordhealthcare.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-26. 
  16. ^ "Efusi Pleura". Alodokter. 2020-05-09. Diakses tanggal 2021-02-28.