Sinovac Biotech

perusahaan asal Tiongkok

Sinovac Biotech Ltd. (Hanzi: 北京科兴生物制品有限公司, NasdaqSVA) adalah sebuah perusahaan biofarmasi yang berfokus pada riset, pengembangan, pembuatan dan komersialisasi vaksin-vaksin yang mencegah penyakit menular manusia. Perusahaan tersebut bermarkas di Beijing, Tiongkok. Pada pertengahan April 2020, Tiongkok menyepakati pengujian klinis terhadap calon vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac.[2] Sinovac memiliki lima lokasi di seluruh China yang memiliki fasilitas R&D dan manufaktur. Manufaktur tersebut adalah Changping Vaccine Production Site, Tangshan Yian Biological Engineering Co., Ltd., Sinovac Biotech Co.Ltd., dan di Sinovac Research & Development Co.,Ltd, dan Sinovac Vaccine Technology Co.,Ltd.[3]

Sinovac Biotech
Publik
Kode emitenNasdaqSVA
(American Depository Receipts)
Didirikan1999; 25 tahun lalu (1999)
PendiriYin Weidong[1]
Kantor pusat,
Situs webhttp://www.sinovac.com/
Instagram: sinovacbiotech Youtube: UCF59zGhudEKlwIUoDuaKinQ Modifica els identificadors a Wikidata
Sinovac Biotech
Hanzi sederhana: 北京科兴生物制品有限公司
Hanzi tradisional: 北京科興生物製品有限公司
Sinovac Biotech
Hanzi tradisional: 北京科興生物製品有限公司
Hanzi sederhana: 北京科兴生物制品有限公司

Vaksin sinovac

Vaksin sinovac adalah salah satu vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan biofarmasi, Sinovac Biotech Ltd. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech dibuat dengan platform atau metode virus yang telah dilemahkan (inactivated virus). Saat virus dimatikan lalu partikelnya dipakai untuk membangkitkan imun tubuh sehingga tubuh bisa belajar mengenali virus penyebab COVID-19, SARS-COV-2, tanpa harus menghadapi risiko infeksi serius. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis atau perlu dua kali suntikan.[4]

Bagaimana cara kerja vaksin Sinovac? Perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, Sinovac, mendukung CoronaVac, vaksin yang tidak aktif. Ia bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa mempertaruhkan respons penyakit yang serius. Salah satu keunggulan utama Sinovac adalah dapat disimpan di lemari es standar pada suhu 2-8 derajat Celcius, seperti vaksin Oxford, yang dibuat dari virus rekayasa genetika yang menyebabkan flu biasa pada simpanse.[5]

Perkembangan uji klinis

Uji klinis tahap I dan II vaksin COVID-19 Sinovac Biotech telah dilakukan pada bulan April hingga Mei 2020 lalu. Hasilnya telah dipublikasi di jurnal ilmiah The Lancet pada 17 November dengan kesimpulan bisa dilanjutkan ke uji klinis tahap III. Vaksin COVID-19 Sinovac Biotech lalu menjalani uji klinis III di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran yang dipimpin oleh Profesor Kusnandi Rusmil ditunjuk untuk menjalankan uji klinis ini. Dari hasil uji klinis yang dilakukan di Indonesia, (tingkat kemanjuran) dari vaksin Sinovac untuk mencegah penularan virus corona mencapai 65.3%.[6]

Dalam editorial di harian Ming Pao, peneliti vaksin Tao Lina, yang turut meneliti dampak dari vaksin Sinopharm, menyimpulkan bahwa Sinopharm adalah "vaksin yang paling tidak aman" setelah mendapati bahwa lebih dari 70 efek samping yang mungkin bereaksi setelah penginjeksian vaksin, semisal sakit kepala, tekanan darah tinggi dan penglihatan yang kabur. Dia juga menyoroti tentang masalah tuntutan hukum untuk ganti rugi yang bisa diakibatkan dari vaksin ini.[7]

Emergency use authorization

Vaksin Sinovac dapat digunakan bila mendapat izin darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM, Penny K Lukito, menjelaskan EUA bisa diberikan dengan mempertimbangkan data-data yang sudah tersedia terkait keamanan dan efektivitas vaksin. Sejauh ini masih ada data dari vaksin COVID-19 Sinovac Biopharm yang perlu dilengkapi sehingga izin belum bisa diberikan.[4]

Efikasi vaksin

Berdasarkan hasil proses vaksinasi massal kepada pejabat dan masyarakat umum di berbagai daerah di Indonesia sejak awal 2020, terdapat sejumlah pejabat pemerintahan yang diberitakan masih tertular virus Covid-19 meski sudah disuntik vaksin Sinovac,[8][9][10] atau bahkan berakibat resiko fatal pada beberapa kasus lain.[11]

Disisi lain, disebutkan bahwa vaksin Sinovac ditemukan 50,65% efektif melawan virus COVID-19 dalam uji coba di Brazil yang telah menguji 12.396 pekerja medis yang berusia lebih dari 18 tahun pada 16 Desember terhadap 253 kasus. Tingkat keberhasilan dari uji coba di Turki adalah 91,25%, berdasarkan analisis awal terhadap 29 kasus. Ada tingkat kemanjuran 65,3% dalam percobaan di Indonesia.[12]

Sinovac telah mengumumkan hasil fase III dari vaksin COVID-19-nya.[13] Namun, sinovac belum memberikan data memadai di aspek keamanan dan kemanjuran dari uji fase III ini. Uji klinis vaksin Sinovac diperkirakan selesai sekitar Februari 2021. Selain Indonesia, uji klinis dilakukan di China, Brasil, Arab Saudi, Pakistan, Filipina, Turki, hingga Chili. Di Indonesia, Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac agar Bio Farma dapat memproduksi vaksin yang bernama CoronaVac. Oleh karena itu, uji klinis fase III dilakukan di Indonesia. Untuk pengujian klinis di Indonesia, Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran untuk menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19.[14]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "China's Vaccine Front-Runner Aims to Beat Covid the Old-Fashioned Way". Bloomberg (dalam bahasa Inggris). 24 August 2020. 
  2. ^ Zhang Zhihao (15 April 2020). "Three COVID-19 vaccines approved for clinical trials". China Daily. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  3. ^ Farisa, Fitria (18-12-2020). "Penjelasan BPOM soal Penerbitan Izin Edar Vaksin Sinovac". kompas.com. Diakses tanggal 19-12-2020. 
  4. ^ a b Anwar, Firdaus. "Mengenal Vaksin COVID-19 Sinovac Biotech, Vaksin Corona Pertama di Indonesia". detikHealth. Diakses tanggal 2020-12-19. 
  5. ^ Tan, Yvette. "Covid: What do we know about China's coronavirus vaccines?". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-08. 
  6. ^ hermesauto (2021-01-11). "Indonesia grants emergency use approval to Sinovac's vaccine, local trials show 65% efficacy". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-12. 
  7. ^ "China's Sinopharm vaccine 'most unsafe in world' with 73 side effects". Taiwan News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-13. 
  8. ^ "2 Kepala Daerah Terinfeksi Covid Usai Vaksinasi". CNN Indonesia. 
  9. ^ "Kadinkes Banjarmasin Positif Corona Setelah Disuntik Vaksin Sinovac". Suara.com. 
  10. ^ "Wabup Nganjuk positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin 2 kali". Detik.com. 
  11. ^ "9 Hari Setelah Disuntik Vaksin, Perawat Erny positif Covid-19 Meninggal-". Kompas.com. 
  12. ^ "China approves Sinovac Biotech COVID-19 vaccine for general public use". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-08. 
  13. ^ "expert reaction to announcement of results of phase III of Sinovac vaccine in China". Science Media Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-09. 
  14. ^ "Ahli soal Sinovac Tiba: Uji Fase 3 di RI Tetap Dilakukan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2021-03-09. 

Pranala luar