Susi Susanti

Atlet wanita Indonesia
Revisi sejak 9 Maret 2021 05.50 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Lucia Francisca Susy Susanti Haditono (Hanzi: 王蓮香, Pinyin: Wang Lian-xiang, lahir 11 Februari 1971) adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.

Susi Susanti
Susanti membawa obor api selama Asian Games 2018 Torch Relay Concert di Yogyakarta, Indonesia
Informasi pribadi
Nama lahirLucia Francisca Susy Susanti Haditono (Ong Lien Hiang)
KebangsaanIndonesia Indonesia
Lahir11 Februari 1971 (umur 53)
Tasikmalaya, Jawa Barat
Tinggi161 m (528 ft 2+12 in)
Pensiun1998 (umur 26)
PeganganKanan
PelatihLiang Chiu Sia
Pasangan
(m. 1997)
Tunggal putri
Rekor295 menang, 52 kalah
Peringkat tertinggi1
Profil di BWF
Tanda tangan Susi Susanti

Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).[1]

International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Badminton Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.

Ia juga menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama pada tahun 1992.

Prestasi

Olimpiade

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1992 Pavelló de la Mar Bella, Barcelona, Spanyol   Bang Soo-hyun 5–11, 11–5, 11–3   Emas
1996 GSU Sports Arena, Atlanta, Amerika Serikat   Kim Ji-hyun 11–4, 11–1   Perunggu

Kejuaraan Dunia IBF

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1991 Brøndby Arena, Copenhagen, Denmark   Tang Jiuhong 4–11, 1–11   Perunggu
1993 National Indoor Arena, Birmingham, Inggris   Bang Soo-hyun 7–11, 11–9, 11–3   Emas
1995 Malley Sports Centre, Lausanne, Swiss   Ye Zhaoying 11–5, 8–11, 2–11   Perunggu

Piala Dunia

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1989 Guangzhou Gymnasium, Guangzhou, China   Han Aiping 5–11, 4–11   Perak
1990 Istora Senayan, Jakarta, Indonesia   Sarwendah Kusumawardhani 5–11, 11-1, 12–11   Perak
1991 Macau Forum, Macau, China   Huang Hua 3–11, 2–11   Perunggu
1993 Indira Gandhi Indoor Stadium, New Delhi, India   Lim Xiaoqing 11–7, 11–5   Emas
1994 Pha Dinh Phung Indoor Stadium, Ho Chi Minh, Vietnam   Bang Soo-hyun 12–9, 11–6   Emas
1995 Istora Senayan, Jakarta, Indonesia   Ye Zhaoying 9–12, 11-2, 9–12   Perak
1996 Istora Senayan, Jakarta, Indonesia   Wang Chen 11–7, 11–4   Emas
1997 GOR Among Rogo, Yogyakarta, Indonesia   Ye Zhaoying 11–8, 11-5   Emas

Asian Games

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1990 Beijing Gymnasium, Beijing, China   Tang Jiuhong 11–7, 1–11, 7–11   Perunggu
1994 Tsuru Memorial Gymnasium, Hiroshima, Jepang   Bang Soo-hyun 4–11, 5–11   Perunggu

Kejuaraan Asia

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1988 Bandar Lampung, Indonesia   Tang Jiuhong 1–11, 4–11   Perunggu

All England Open

Tunggal Putri

Tahun Tempat Lawan Skor Hasil
1989 Wembley Arena, London, Inggris   Li Lingwei 8–11, 4–11   Perak
1990 Wembley Arena, London, Inggris   Huang Hua 12–11, 11–1   Emas
1991 Wembley Arena, London, Inggris   Sarwendah Kusumawardhani 0–11, 11–2, 11–1   Emas
1993 Wembley Arena, London, Inggris   Bang Soo-hyun 4–11, 11–4, 11–1   Emas
1994 National Indoor Arena, Birmingham, Inggris   Ye Zhaoying 11–5, 11–9   Emas
  • Juara Indonesia Open 1991, 1994, 1995, 1996, 1997, RU 1989, 1990
  • Juara Australia Open 1990

Beregu Putri

  • Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
  • Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
  • Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
  • Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
  • Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
  • Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
  • Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
  • Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)

Penghargaan

Kehidupan pribadi

Susi Susanti menikah dengan Alan Budikusuma pada tahun 1997 setelah berpacaran selama 9 tahun. Pasangan ini juga dijuluki "Pasangan Emas Olimpiade" karena keduanya meraih emas olimpiade untuk Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.

Pensiun

Susi Susanti memutuskan untuk gantung raket pada tahun 1998. Sebenarnya Susi masih bisa melanjutkan kariernya selama 2 tahun ke depan dan Susi sangat ingin mendapatkan emas pada Asian Games, karena itu adalah satu-satunya pertandingan yang belum pernah Susi menangkan. Namun, setelah ia dinyatakan hamil pada tahun 1998, ia memutuskan untuk gantung raket dan tidak mengikuti Asian Games.

Selain menjadi ibu rumah tangga, sesudah gantung raket Susi Susanti bersama suaminya juga mengembangkan perusahaan apparel bulu tangkis bernama Astec dan sport massage center bernama Fontana (bersama Elizabeth Latief). Ia sendiri lebih mendorong anak-anaknya untuk mengejar karier selain di bulu tangkis. Baginya prestasinya dan suaminya dapat membebani anak-anaknya [2].

Dalam Budaya Populer

Kisah Susi Susanti dibuat menjadi film dalam Susi Susanti: Love All (2019). Di film tersebut dirinya diperankan oleh aktris Laura Basuki.

Referensi

  1. ^ Jakarta Post, Susi Susanti: Finest female badminton player. 07/02/2008. Aimee Dawis. Diakses pada 30 Juni 2011.
  2. ^ Idaman, Putra Permata Tegar. "Susi Susanti: Lebih Baik Anak Saya Memilih Profesi Non Atlet". olahraga (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-06. 
 2.^http://news.okezone.com/read/2014/12/16/17/1079956/susi-susanti

Pranala luar