Jurnalisme penceritaan
Jurnalisme Storytelling adalah sebuah gaya penulisan atau penyampaian informasi dengan gaya bercerita. Dalam dunia jurnalistik, para jurnalis memiliki tujuan lain terhadap audiensnya. Berbeda dengan jurnalisme biasa, jurnalisme storytelling ingin menyentuh audiens hingga dititik emosi terdalam mereka. Jurnalisme Storytelling secara langsung menyatakan perasaan, suasana hati, hingga opini atau sebuah saran.
Gaya bercerita yang dimaksud adalah menulis atau memproduksi konten informasi dengan memperhatikan aspek media (ilustrasi foto atau gambar, video, animasi, grafik), perasaan hingga interaksi audiens. Penulisan dalam Jurnalisme Storytelling lebih bersifat naratif atau narasi. Jurnalis mengolaborasikan beberapa konsep. Jurnalis menulis menggunakan metode untuk penulisan novel. Di sisi lain, penulisan berita atau informasi digabungkan dengan gaya sastra. Konsep terakhir adalah jurnalis harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan pubik dalam mengonsumsi sebuah cerita (mendengarkan atau menonton).
Jurnalisme Storytelling memiliki makna jurnalisme yang sama dengan konsep jurnalisme lainnya. Konsep yang berbeda hanya pada sisi penyampaian yang bercerita atau mendongeng. Gaya penulisan storytelling merupakan untuk penyampaian informasi berupa dengan fakta atau ide hingga untuk meyakinkan penerimanya. Tidak menutup kemungkinan Jurnalisme Storytelling menggunakan konsep Jurnalisme Multimedia juga.
Multimedia dalam jurnalisme menjadi bentuk beragam cara untuk menyampaikan informasi. Dimana para jurnalis bisa memanfaatkan gambar, video, hingga animasi untuk bercerita. [1]Menurut Mindy McAdams (2014), Jurnalisme Storytelling sudah berkembang seiring dengan para jurnalis yang bereksperimen dengan teknik dan alat digital yang baru.
<ref>McAdams, Miny. (2014). (Re)defining Multimedia Journalism. UKessays. (2017). Is Journalism Storytelling?
- ^ McAdams, Mindy (2015-03-16). "(Re)defining multimedia journalism". Medium (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-10.