Abdullah bin Umar
Abdullah bin Umar bin al-Khattab (bahasa Arab: عبد الله بن عمربن الخطاب) (sekitar 610–693 M) adalah seorang Sahabat Nabi dan merupakan periwayat hadis yang terkenal. Ia adalah anak dari Khalifah kedua, Umar bin Khattab. Ia tidak berbaiat kepada Ali bin Abi Thalib dan tetap netral selama Perang Saudara Islam I (656–661).[1]
Nama dalam bahasa asli | (ar) عبد الله بن عمر ابن الخطاب |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | k. 610 Makkah |
Kematian | 693 (82/83 tahun) Makkah |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Kegiatan | |
Pekerjaan | pemimpin militer, mufasir, muhaddith (en) , mufti |
Murid | Nafi maula Ibnu Umar, Tawus ibn Kaysan (en) , Bukayr ibn al-Àkhnas al-Sadussí (en) , Ibnu Sirin dan Ibrahim ibn Abi 'Abla (en) |
Konflik | Pertempuran Badar, Pertempuran Uhud, Pertempuran Khandaq, Pertempuran Mu'tah, Ekspedisi Tabuk dan Pembebasan Mekkah |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Safiyya bint Abi-Ubayd (en) |
Anak | Salim bin Abdullah, Waqed ibn Abdullah ibn Umar (en) , Obaidullah ibn Abdullah ibn Umar (en) , Bilal ibn Abdullah ibn Umar (en) , Hamza ibn Abdullah ibn Umar (en) , Abdullah ibn Abdullah ibn Umar (en) , Zaid ibn Abdullah ibn Umar (en) |
Orang tua | Umar bin Khattab , Zaenab binti Madhun |
Saudara | Ashim bin Umar, Hafshah binti Umar dan Ubaidullah bin Umar |
Biografi
Ibnu Umar masuk Islam bersama ayahnya saat ia masih kecil, dan ikut hijrah ke Madinah bersama ayahnya. Pada usia 13 tahun ia ingin menyertai ayahnya dalam Perang Badar, namun Rasulullah menolaknya. Perang pertama yang diikutinya adalah Perang Khandaq. Ia ikut berperang bersama Ja'far bin Abu Thalib dalam Perang Mu'tah, dan turut pula dalam pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Setelah Nabi Muhammad meninggal, ia ikut dalam Perang Yarmuk dan dalam penaklukan Mesir serta daerah lainnya di Afrika.
Khalifah Utsman bin Affan pernah menawari Ibnu Umar untuk menjabat sebagai hakim, tetapi ia tidak mau menerimanya. Setelah Utsman terbunuh, sebagian kaum muslimin pernah berupaya membai'atnya menjadi khalifah, tetapi ia juga menolaknya. Ia tidak ikut campur dalam pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia cenderung menjauhi dunia politik, meskipun ia sempat terlibat konflik dengan Abdullah bin Zubair yang pada saat itu telah menjadi penguasa Makkah.
Periwayat hadits
Ibnu Umar adalah seorang yang meriwayatkan hadist terbanyak kedua setelah Abu Hurairah, yaitu sebanyak 2.630 hadits, karena ia selalu mengikuti ke mana Rasulullah pergi. Bahkan Aisyah istri Rasulullah pernah memujinya dan berkata:"Tak seorang pun mengikuti jejak langkah Rasulullah di tempat-tempat pemberhentiannya, seperti yang telah dilakukan Ibnu Umar". Ia bersikap sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadist Nabi. Demikian pula dalam mengeluarkan fatwa, ia senantiasa mengikuti tradisi dan sunnah Rasulullah, karenanya ia tidak mau melakukan ijtihad. Biasanya ia memberi fatwa pada musim haji, atau pada kesempatan lainnya. Di antara para Tabi'in, yang paling banyak meriwayatkan darinya ialah anaknya Salim dan hamba sahayanya, Nafi'.
Pujian dari Sahabat
Kesalehan Ibnu Umar sering mendapatkan pujian dari kalangan sahabat Nabi dan kaum muslimin lainnya. Jabir bin Abdullah berkata: " Tidak ada di antara kami disenangi oleh dunia dan dunia senang kepadanya, kecuali Umar dan putranya Abdullah." Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan: "Ibnu Umar meninggal dan keutamaannya sama seperti Umar. Umar hidup pada masa banyak orang yang sebanding dengan dia, sementara Ibnu Umar hidup pada masa yang tidak ada seorang pun yang sebanding dengan dia".
Ibnu Umar adalah seorang pedagang sukses dan kaya raya, tetapi juga banyak berderma. Ia hidup sampai 60 tahun setelah wafatnya Rasulullah. Ia kehilangan pengelihatannya pada masa tuanya. Ia wafat dalam usia lebih dari 80 tahun, dan merupakan salah satu sahabat yang paling akhir yang meninggal di kota Makkah.
Kematian
Abdullah bin Umar meninggal di Mekkah pada 693 (74 H).[2]
Referensi
Bacaan lanjutan
- Mursi, Muhammad Said. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Penerjemah: Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI & Achmad Fauzan, Lc, MAg. Cet-1, Jakarta. Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Pranala luar
- (Inggris) Abdullah bin Umar (radhiyallahu anhu) Diarsipkan 2008-05-14 di Wayback Machine. at The Darul-Uloom Al-Islamiyya Website.