Templat:Infobox artis indonesia

Adityanta Dani Darmawan (lahir 17 November 1991) adalah seorang pelawak tunggal dan aktor berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui kompetisi Stand Up Comedy Indonesia yang ditayangkan oleh Kompas TV. Ia mengisi babak grand final di musim keempat dari ajang tersebut pada tahun 2014, dan menjadi salah satu finalis SUCI musim kelima pada tahun berikutnya, yang mampu mencapai empat besar. Ia merupakan seorang penderita difabel, sehingga sepanjang penampilannya selalu dilakukan dengan duduk di atas kursi roda. Ini menjadikannya sebagai pelawak tunggal difabel pertama di Indonesia, serta difabel pertama yang tampil di kompetisi Stand Up Comedy Indonesia.

Kehidupan pribadi

Saat berumur lima tahun, ia dan keluarganya mengalami kecelakaan mobil di Pagaralam, Sumatra Selatan. Beruntungnya, semua penumpang dan sopir selamat dari kecelakaan tersebut. Namun, kedua kakinya tak bisa menopang seluruh tubuh. Sehingga, ia membutuhkan alat bantu penyangga saat berjalan. Bahkan, tutur bicaranya juga tak bisa dilakukan secara lancar. Hal itu terjadi karena ia berada di bagian depan mobil saat mengalami kecelakaan. Ia yang terluka paling parah dibandingkan sopir dan ayahnya. [1]

Karier

Dani yang merupakan mahasiswa STIKI Malang jurusan teknik informatika ini mengenal stand up comedy pada tahun 2013. Di mana ia menyaksikan penampilan stand up comedy bersama rekan-rekan kuliahnya saat sedang kumpul bersama. Dari sanalah kemudian muncul keinginannya untuk ikut dalam komunitas stand up comedy yang ada di Malang. Dani merasa bersyukur, karena komunitas Stand Up Indo Malang dengan tangan terbuka mau menerimanya. Hingga dia resmi bergabung dengan komunitas tersebut pada Agustus 2013.

Pembelajaran yang dikemas dalam forum diskusi sering dilakukan di komunitas yang melahirkan komika top macam Reggy Hasibuan, Arie Kriting dan Abdurrahim Arsyad ini. Nyatanya, membuat Dani lebih memahami dunia stand up comedy. Hingga akhirnya kesempatan untuk tampil di beberapa kampus di Malang dia dapatkan. Dari sana, dia pun kerap memperoleh honor untuk menambah uang jajannya. Dani pun sampai ikut mengisi acara stand up comedy yang disiarkan oleh salah satu stasiun TV swasta. Hampir setahun menggeluti dunia stand up comedy, orang tuanya tak mengerti sama sekali kegiatan yang dilakukan putra kedua dari lima bersaudara itu. Hingga pada awal Januari 2015, kedua orang tuanya mulai mengetahui bahwa Dani terjun dalam dunia stand up comedy, di mana saat itu Dani meraih golden ticket untuk tampil di Stand Up Comedy Indonesia musim ke-5 (SUCI 5) yang diadakan Kompas TV di Jakarta.

Sebelum mengikuti SUCI 5, Dani pernah diundang Kompas TV untuk mengisi grand final SUCI 4, yang mempertemukan David Nurbianto dan Abdurrahim Arsyad, mengingat Dani yang pernah mengikuti audisi belum berhasil lolos. Dari sanalah publik melihat, bahwa Dani dengan keterbatasan fisik yang ia miliki, mampu menghibur penonton dengan sangat baik dan mulai membuka mata masyarakat bahwa seorang difabel mampu tampil ber stand up comedy. Selang beberapa bulan, Dani kembali tampil di Kompas TV bersama tujuh rekan komunitasnya, Wawan Saktiawan, Ryan Cimenk, Rahadyan Kukuh, Indra Cahya, Firman Singa, Widi Ciwid, dan Ulwan Fakhri dalam Liga Komunitas Stand Up (LKS) (Kompas TV) mewakili komunitas Stand Up Indo Malang. Mengingat satu tim komunitas beranggotakan 4 orang, Dani menjadi anggota tim SUI Malang 1 bersama Wawan, Ryan, dan Widi. Sayang langkah mereka hanya mampu sampai 8 besar setelah disingkirkan oleh tim Stand Up Indo Bintaro, Tangerang, Serpong (BTS). Lepas kompetisi LKS, Dani kembali mengikuti audisi SUCI. Kali ini audisi SUCI 5 yang ia ikuti bersama rekan-rekannya di Surabaya membuatnya berhasil lolos[2].

Tidak hanya sampai di situ, Dani terus melaju hingga menjadi salah satu 16 finalis SUCI 5. Selama kompetisi, Dani sehari-hari ditemani asistennya yang bernama Zainul, yang merupakan sahabat baiknya sejak kecil untuk membantu aktivitasnya, khususnya saat kompetisi stand up comedy termasuk SUCI 5. Dani konsisten membawakan materi komedi mengenai keresahan akan keadaan dirinya sebagai seorang penderita difabel. Bahwa penderita difabel tidak selamanya ditertawakan hanya karena kekurangan mereka, tetapi melalui kelebihan yang mereka miliki, salah satunya dengan menghibur penonton dengan stand up comedy. Hal yang selalu disiratkan oleh Dani setiap kali tampil. Selain itu Dani juga menjadi kontestan favorit juri, salah satunya Feni Rose. Dani berhasil mencapai 4 besar berkat konsistensi materi yang ia bawakan sebelum akhirnya tereliminasi. Perjuangan Dani ini diharapkan mampu memotivasi penderita difabel di Indonesia untuk berani menampilkan bakat yang mereka miliki, khususnya di bidang stand up comedy.

Acara televisi

Referensi

Pranala luar