Kuki
HTTP |
---|
Metode permintaan |
Kotak kepala |
Kode status |
Metode kontrol akses keamanan |
Kuki HTTP (bahasa Inggris: HyperText Transfer Protocol Cookie, HTTP Cookie), atau kuki peramban (browser cookie), adalah bagian kecil dari data yang dikirim dari sebuah situs web dan disimpan dalam komputer pengguna oleh peramban web ketika pengguna tersebut sedang membuka halaman web. Kuki didesain menjadi mekanisme handal bagi situs web untuk mengingat informasi sebuah keadaan (seperti produk yang ditambahkan ke dalam troli di toko daring) atau untuk merekam aktivitas selancar pengguna (termasuk mengeklik tombol tertentu, masuk log, atau merekam sejumlah halaman yang pernah dikunjungi). Kuki juga digunakan untuk mengingat potongan informasi yang dimasukkan oleh pengguna ke dalam kolom teks, seperti nama, alamat, nomor kartu kredit, dan kata sandi.٧هق٩ق٩ث٩
Kuki menjalankan fungsi penting, seperti perannya sebagai kuki autentikasi yang digunakan oleh peladen web untuk mengetahui apakah seorang pengguna telah masuk log dan akun yang digunakan. Kerentangan keamanan memungkinkan data kuki dapat dibaca oleh peretas dan digunakan untuk mendapatkan data pengguna, atau mendapatkan akses (kredensial pengguna) ke sebuah situs web.[1]
Pengganti kuki
Beberapa operasi yang melibatkan kuki HTTP dapat pula dilakukan dengan menggunakan mekanisme lain.
JSON Web Token
JSON Web Token (JWT) merupakan paket informasi yang digunakan untuk menyimpan identitas pengguna dan informasi autentikasi. Hal ini membuatnya dapat menggantikan peran kuki. Berbeda dengan kuki yang disematkan secara otomatis ke setiap permohonan HTTP oleh peramban, JWT harus secara terang-terangan disematkan pada setiap permohonan HTTP oleh aplikasi web.
Autentikasi HTTP
Protokol HTTP, termasuk protokol autentikasi akses dasar (basic access authentication) dan autentikasi akses intisari (digest access authentication), mengizinkan akses ke sebuah halaman web hanya ketika pengguna memberikan nama pengguna dan kata sandi yang benar. Apabila peladen memerlukan kredensial untuk mengizinkan akses ke sebuah halaman web, peramban meminta akses terlebih dahulu dari pengguna, dan jika diperoleh, peramban akan menyimpan dan mengirimkan kredensial itu dalam permohonan halaman berikutnya. Informasi ini dapat digunakan untuk melacak pengguna tersebut.
AlamatIP
Sebagian besar pengguna dapat dilacak menurut alamat IP komputer yang meminta sebuah halaman web. Peladen mengetahui alamat IP komputer yang menjalankan peramban itu dan secara teori mengaitkan sesi pengguna ke alamat IP tersebut.
Namun, alamat IP pada umumnya bukan cara yang handal untuk melacak sesi atau mengidentifikasi pengguna. Beberapa komputer dibuat agar digunakan oleh pengguna tunggal, seperti komputer kantor atau rumah, dan berada di belakang sebuah penafsiran alamat jaringan (NAT). Ini mengakibatkan beberapa komputer akan berbagi alamat IP yang sama. Selain itu, beberapa sistem, seperti Tor, didesain agar mendapatkan anonimitas internet, dan menyebabkan pelacakan alamat IP menjadi tidak handal dan menjadi sulit.
Lihat pula
Referensi
- ^ Vamosi, Robert (14 April 2008). "Gmail cookie stolen via Google Spreadsheets". news.cnet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Desember 2013. Diakses tanggal 19 Oktober 2017.
Pranala luar
- "RFC 6265 – HTTP State Management Mechanism". tools.ietf.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Februari 2020.
- "HTTP cookies". MDN Web Docs (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Februari 2020.
- "Document.cookie". MDN Web Docs (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Februari 2020.
- "Cookies – Information that websites store on your computer". support.mozilla.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Februari 2020.
- "Cookie Domain". bayou.io. Diakses tanggal 25 Februari 2020.