Teuku Rifnu Wikana
Teuku Rifnu Wikana (lahir 3 Agustus 1980) adalah seorang aktor, penulis skenario dan produser Indonesia keturunan Aceh. Selain bermain dalam film layar lebar, ia juga dikenal luas sebagai aktor dalam seni teater.
Teuku Rifnu Wikana | |
---|---|
Lahir | Teuku Rifnu Wikana 3 Agustus 1980 Pematangsiantar, Sumatra Utara, Indonesia |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2004 - sekarang |
Suami/istri | Aida Fuady (m. 2010) |
Anak | Cut Hanziala |
Orang tua | Teuku Syarifuddin (ayah) Cut Nur Asiah (ibu) |
Penghargaan | |
Kehidupan awal
Ia merupakan anak ke 3 dari 8 bersaudara, dari pasangan Teuku Syarifuddin dan Cut Nur Asiah yang berasal dari Aceh. Ia pernah melanjutkan pendidikannya dengan berkuliah di jurusan Planologi di Institut Teknologi Medan, tapi tidak selesai.[1] Ia mulai mengenal dunia teater sejak duduk di bangku kelas 4 SD. Saat itu, ia bergabung dengan Teater 46 yang dipimpin oleh Teuku Rinakdi. Ia kerap tampil dalam pertunjukan teater menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau perayaan Maulid Nabi di Pematangsiantar dan selalu dipercaya untuk memerankan tokoh utama.
Ia pernah menjadi station manager di Radio CAS 90.4 FM, Pematangsiantar.[2] Ia pernah juga menjadi tenaga pemasaran. Setelah itu, ia berhijrah ke Jakarta. Di sana, ia pernah menjadi pengamen untuk membiayai hidupnya.[3]
Karier
Rifnu mengawali kariernya di bidang seni peran sebagai aktor teater. Ia muncul pertama kali di layar lebar lewat debut aktingnya di film Mengejar Matahari pada tahun 2004.[4] Dipercaya oleh Rudi Soedjarwo berperan dalam Mengejar Matahari diungkapkannya tak direncanakan, saat itu ia hanya tengah mengantar temannya dan dipaksa mengikuti "casting" film tersebut.[5] Film kemudian menjadi minat yang dipilihnya hingga kini. Akting tak semata-mata cara bagi bintang 39 tahun ini untuk meraih kepopuleran. Baginya film adalah cara baginya untuk berkarya.
Setelah film pertamanya sukses, Rifnu ikut membintangi film bergenre horor, Pocong pada tahun 2006. Namun, Lembaga Sensor Film (LSF) melarang film ini untuk beredar dengan alasan tertentu. Setelah itu, pemuda keturunan Aceh ini kerap dilibatkan oleh Rudi Soedjarwo dalam beberapa film garapannya mulai 9 Naga (2006) hingga Mendadak Dangdut (2006).
Sejak itu tampangnya pun perlahan mulai familiar di benak pecinta film tanah air. Tidak berhenti sampai di situ, ia juga ikut bergabung dengan Moviesta, sebuah komunitas yang dipimpin sineas Monty Tiwa. Tak perlu menanti lama, Monty Tiwa langsung mengajaknya menjadi orang Batak dalam Maaf, Saya Menghamili Istri Anda (2007), yang sempat mengundang kontroversi. Selanjutnya ia kerap tampil dalam film-film garapan Monty Tiwa seperti Otomatis Romantis (2008), XL, Antara Aku, Kau dan Mak Erot (2008), Barbi3 (2008), dan Kalau Cinta Jangan Cengeng (2009). Ia juga pernah menyutradarai film indie Garis Hitam yang diputar di Goethe-Institut pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 ia membintangi film Laskar Pelangi arahan sutradara Riri Riza yang diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata. Ia berperan sebagai sosok guru bernama Pak Bakrie. Bakrie menanggalkan idealismenya untuk pindah mengajar ke sekolah yang lebih layak ketimbang mengajar di SD Muhammadiyah yang secara infrastruktur sudah tak layak lagi disebut sebagai sekolah. Riri Riza, sang sutradara, mengungkapkan alasan dirinya memilih Rifnu terlibat dalam film tersebut karena Rifnu dengan geram menunjuk-nunjuk Riri dalam sebuah diskusi mengenai sensor film di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki.[6]
Pada tahun 2009, ia terlibat dalam film Trilogi Merah Putih, sebuah kisah perjuangan para pejuang di masa mencapai kemerdekaan. Ia berperan sebagai salah satu taruna yang melawan penjajah bernama Dayan. Ia adalah seorang kadet asal Bali namun tak memiliki kemampuan untuk berbicara.[7]
Lewat film Darah Garuda pada tahun 2010, peran memukau Rifnu berhasil membuatnya masuk dalam nominasi Aktor Pembantu Terbaik dan Terfavorit dalam ajang Indonesian Movie Awards 2011. Perlahan jaringan pertemanan Rifnu semakin banyak. Namanya semakin dikenal termasuk oleh sutradara Gareth Evans yang nyaris membuatnya terlibat dalam aksi The Raid pada tahun 2011.[8] Kesempatan terlibat dalam film tersebut belum berpihak pada Rifnu, lantaran ia sudah terikat kontrak dengan film Sang Penari yang sudah lebih dulu ia tanda tangani sebelum keinginannya terlibat di The Raid terwujud.
Tahun 2011, ia berperan dalam film Sang Penari. Dalam film adaptasi trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk itu, Teuku Rifnu terlibat beradu akting dengan Prisia Nasution dan Oka Antara.[9] Rifnu berperan sebagai Darsun teman kecil Srintil yang diperankan Prisia. Film lainnya yang ia bintangi antara lain Kita Versus Korupsi (2012), Habibie & Ainun (2013), Leher Angsa (2013) dan Java Heat (2013).
Pada tahun 2013, ia memerankan Walikota Solo – yang di kemudian hari menjadi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam film Jokowi. Rekam jejak kehidupan Jokowi yang diabadikan ke layar lebar dan Rifnu dipercaya memerankan sosok tersebut. Di sini ia beradu akting dengan Prisia Nasution yang memerankan sosok sang istri, Iriana.[10]
Selain menjadi aktor, Rifnu menjadi produser film Night Bus bersama Darius Sinathrya yang tayang pada 6 April 2017.[11] Bahkan tak hanya itu, Rifnu juga menulis skenario untuk film yang juga dibintangi Edward Akbar, Alex Abbad, dan Yayu Unru itu. Film ini pun mengantarkannya menerima Piala Citra sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (bersama Rahabi Mandra) dalam ajang Festival Film Indonesia 2017.[12]
Filmografi
Film
Tahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
2004 | Mengejar Matahari | Teman Obet | |
2006 | 9 Naga | Fredy | |
2006 | Mendadak Dangdut | Polisi | |
2006 | Pocong | Rustam | Dilarang beredar di bioskop |
2008 | XL Xtra Large | ||
2008 | Barbi3 | Bobby | |
2008 | Laskar Pelangi | Pak Bakri | |
2008 | Kado Hari Jadi | Yoga | |
2009 | Kalau Cinta Jangan Cengeng | Mano | Juga sebagai cast director |
2009 | Merah Putih | Dayan | |
2009 | XXL-Double Extra Large | Sipir | |
2010 | Di Dasar Segalanya | Lelaki | |
2010 | Melodi | ||
2010 | Darah Garuda | Dayan | |
2010 | Laskar Pemimpi | Letnan Bowo | |
2011 | Hati Merdeka | Dayan | |
2011 | Sang Penari | Darsun | |
2012 | Kita Versus Korupsi | Lurah Yatna | Segmen Rumah Perkara |
2012 | Habibie & Ainun | Sutedja | |
2013 | Gending Sriwijaya | Srudija | |
2013 | Belenggu | Arturo | |
2013 | Java Heat | Kapten Agus | |
2013 | Leher Angsa | Guru Haerul | |
2013 | Jokowi | Jokowi | |
2013 | Bukan Hanya Mata Ketiga | ||
2014 | Sepatu Dahlan | Ustadz Ilham | |
2014 | Sebelum Pagi Terulang Kembali | Firman | |
2014 | Negeri Tanpa Telinga | Naga | |
2015 | Di Balik 98 | Rachmat | |
2015 | Love and Faith | ||
2015 | 3 | Kapten Rama | |
2015 | Harim di Tanah Haram | ||
2016 | Mars: Mimpi Ananda Raih Semesta | Surib | |
2016 | Pontien: Pontianak Untold Story | Abang | |
2016 | Untuk Angeline | Santo | |
2016 | Pantja-Sila: Cita-Cita dan Realita | Mohammad Yamin | |
2016 | Aku Ingin Ibu Pulang | Bagus | |
2016 | Headshot | Kepala Interogator | |
2017 | Demi Cinta | Syamsudin | |
2017 | Night Bus | Juga sebagai produser & penulis skenario | |
2017 | Surat Kecil untuk Tuhan | Asep | |
2017 | Wage | Fritz | |
2017 | Chrisye | Gauri | |
2018 | Dilan 1990 | Pak Suripto | |
2018 | Insya Allah Sah 2 | ||
2018 | Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta | Kelana | |
2018 | Wiro Sableng 212 | Pangeran Kalasrenggi | |
2018 | Kucumbu Tubuh Indahku | Bupati | |
2018 | Suzzanna: Bernapas dalam Kubur | Umar | |
2019 | Tembang Lingsir | Gatot | |
2019 | Dilan 1991 | Pak Suripto | |
2019 | Kuntilanak 2 | Suami Karmila | |
2019 | Ikut Aku ke Neraka | Adam | |
2019 | Lorong | Darmo | |
2019 | Perempuan Tanah Jahanam | Bimo | |
2020 | Di Bawah Umur | Kepala Sekolah | |
2020 | Quarantine Tales | Bapak | |
2021 | Bangkitnya Mayit: The Dark Soul | Ujang | |
2021 | Buya Hamka | Paman Hamka |
Seri web
Tahun | Judul | Peran | Produksi | Saluran |
---|---|---|---|---|
2018 | Halusinada | Rama | STRO TV | STRO TV |
2020 | Twisted | Suparno Ginting | Cameo Project | Vision+ |
Intuisi | Ayah | Kementerian Kelautan dan Perikanan Pegadaian |
YouTube | |
2021 | Angkringan The Series | Tono | Mola TV |
FTV
- Sinema Wajah Indonesia: "Hati-Hati dengan Hati" (2015)
- Sinema Wajah Indonesia: "Ibu Tidak Bisa Mendengar Tangisku Lagi" (2015)
Penghargaan dan Nominasi
Tahun | Karya yang dinominasikan | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|---|
2011 | Darah Garuda | Indonesian Movie Awards 2011 | Aktor Pembantu Terbaik | Nominasi |
Aktor Pembantu Terfavorit | Nominasi | |||
2015 | Di Balik 98 | Indonesian Movie Awards 2015 | Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Nominasi |
Hati-hati dengan Hati | Festival Film Bandung 2015 | Pemeran Pria Film Televisi Terpuji (kategori Film Televisi) | Nominasi | |
2016 | Di Balik 98 | Indonesian Box Office Movie Awards 2016 | Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Nominasi |
Ibu Tidak Bisa Mendengar Tangisku Lagi | Festival Film Bandung 2016 | Pemeran Pria Film Televisi Terpuji (kategori Film Televisi) | Menang | |
2017 | Night Bus | Festival Film Indonesia 2017 | Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik | Menang |
Piala Citra untuk Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (bersama Rahabi Mandra) | Menang | |||
Aku Ingin Ibu Pulang | Indonesian Movie Actors Awards 2017 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Nominasi | |
Pemeran Utama Pria Terfavorit | Nominasi | |||
Pasangan Terbaik (bersama Nirina Zubir) | Nominasi | |||
2018 | Wage | Festival Film Indonesia 2018 | Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Nominasi |
Night Bus | Indonesian Movie Actors Awards 2018 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Menang | |
Pemeran Utama Pria Terfavorit | Nominasi | |||
Pasangan Terbaik (bersama Yayu Unru) | Nominasi | |||
Piala Maya 2017 | Aktor Utama Terpilih | Nominasi | ||
Skenario Adaptasi Terpilih (bersama Rahabi Mandra) | Menang |
Referensi
- ^ "Profil Teuku Rifnu Wikana". Viva.co.id. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Teuku Rifnu Wikana". M2Indonesia. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ "Pengalaman Teuku Rifnu Wikana 2 Bulan Ngamen di Jalan Sudirman". Tabloid Bintang. Diakses tanggal 12 Januari 2016.
- ^ Octafiani, Devy (18 Agustus 2016). "Mengenal Lebih Jauh Aktor Teuku Rifnu Wikana". detikHOT. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
- ^ Octafiani, Devy (18 Agustus 2016). "Teuku Rifnu Wikana Jadi Aktor karena Kebetulan". detikHOT. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
- ^ Octafiani, Devy (18 Agustus 2016). "Marah-marah ke Riri Riza, Teuku Rifnu Malah Diajak Main di 'Laskar Pelangi'". detikHOT. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
- ^ Octafiani, Devy (18 Agustus 2016). "Potret Teuku Rifnu Wikana dari Film ke Film". detikHOT. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
- ^ Octafiani, Devy (18 Agustus 2016). "Teuku Rifnu Wikana dan Kisah Batal Main di 'The Raid'". detikHOT. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
- ^ "Prisia Nasution Pilih Teuku Rifnu Wikana". Kompas.com. 11 Juni 2013. Diakses tanggal 12 Juni 2013.
- ^ Suhendra, Ichsan (25 Juni 2013). "Teuku Rifnu Wikana Kaget dengan Komentar Jokowi". Kompas.com. Diakses tanggal 26 Juni 2013.
- ^ Jatilarasati, Agestia (24 Pebruari 2017). "Night Bus, Langkah Pertama Darius Sinathrya dan Teuku Rifnu Wikana Sebagai Produser Film". Tabloid Bintang. Diakses tanggal 25 Februari 2017.
- ^ Juniman, Puput Tripeni (12 November 2017). "Teuku Rifnu Wikana Sabet Aktor Terbaik Piala Citra FFI 2017". CNN Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2017.
Pranala luar
- Teuku Rifnu Wikana di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Teuku Rifnu Wikana di X
- Teuku Rifnu Wikana di Instagram
- (Indonesia) Profil di Cineplex
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Reza Rahadian Film : My Stupid Boss (2016) |
Pemeran Utama Pria Terbaik (Festival Film Indonesia) Film : Night Bus (2017) |
Diteruskan oleh: Gading Marten Film : Love for Sale (2018) |