Suku Lampung
Suku Bangsa Lampung yang biasa disebut مجموعة لامبونج العرقية (Etnis Lampung) adalah Suku Bangsa Lampung secara tradisional geografis merupakan salah satu rumpun dari masyarakat melayu Kerajaan Sekala Brak Kuno yang berdiam di pulau Sumatera bagian paling selatan Pulau Sumatra. Yakni seluruh provinsi Lampung, sebagian provinsi Sumatra Selatan bagian selatan dan tengah seperti daerah Martapura, Muaradua di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kayu Agung, Tanjung Raja di Kabupaten Ogan Komering Ilir, juga didaerah Merpas Nasal Kaur di sebelah selatan Bengkulu, serta didaerah Cikoneng di pantai barat Banten. Suku Bangsa Lampung juga memiliki sub-suku yaitu Suku Komering dan Suku Daya di Sumatra Selatan Beribu Negeri di empat titik kebesaran era Kepaksian Sekala Brak/Kerajaan Sekala Brak yang berdiri pada tahun 1289 Masehi.
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Lampung | 2.028.190 |
Jawa Barat | 92.862 |
Banten | 64.803 |
Jakarta | 45.215 |
Sumatra Selatan | 44.983 |
Bahasa | |
Bahasa Lampung | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Suku Palembang Suku Melayu Suku Komering |
Sejarah
Sebagaimana asal-usul Suku Bangsa masyarakat etnis Indonesia yang lain. Etnis Lampung merupakan bagian dari bangsa Austronesia yang leluhurnya diperkirakan, barangkali, berasal dari kepulauan Formosa yang bermigrasi ke Kepulauan Filipina, Sulawesi, Kalimantan dan kemudian berakhir di Selatan Pulau Sumatera. Dalam studi bahasa yang pernah dilakukan, Etnis Lampung memiliki akar kesamaan bahasa dengan masyarakat tradisional Puyuma di kepulauan Formosa.
Beberapa catatan sejarah dari Tiongkok menuliskan, bahwa pada abad ke VII masyarakat telah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan Pulau Sumatra (Namphang) dimana terdapat kerajaan Islam yang disebut To-Lang Po-Hwang, To berarti orang dan Lang-Po-Hwang adalah Lampung. Menunjukan bukti bahwa telah datang kenegeri Tiongkok, utusan dari masyarakat Lampung pada abad ke VII.
Dalam kronik Taiping Huanyu Ji yang ditulis oleh Yue-Shi dari abad ke X, lebih jelas lagi disebutkan nama-nama negeri di kawasan Nan-hai (Laut Selatan), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan: To-lang dan Po-hwang. Negeri To-lang hanya disebut satu kali. Tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini telah mengirim utusan ke negeri Tiongkok pada tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466.
Prof. Gabriel Ferrand, pada tulisannya dalam majalah ilmiah Journal Asiatique, Paris, 1918, hal. 477, berpendapat bahwa kedua nama itu mungkin hanya satu nama: To-lang-po-hwang, lalu negeri itu dilokasikan Ferrand di daerah Selatan Pulau Sumatra, Lampung. Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka, dalam bukunya Riwajat Indonesia I,Jajasan Pembangunan, Djakarta, 1952, hal. 25, menyetujui kemungkinan adanya kerajaan Islam Tulang bawang Si Bulan / Putri Bulan /Putri Indrawati, dan menyetujui adanya kerajaan islam yang terletak di tengkuk kaki gunung pesagi (gunung tertinggi di lampung) titik kebesaran berada di Hanibung meskipun anggapan itu semata-mata karena menyatukan dua toponimi dalam kronik Tiongkok
Adat-istiadat
Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Komunitas Masyarakat Adat dan Budaya Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Komunitas Masyarakat Adat dan Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman). Dengan penjelasan sebagai berikut:
Masyarakat Adat Lampung Saibatin
Komunitas Masyarakat Adat dan Budaya Saibatin disebut juga dinamakan Masyarakat Komunitas masyarakat Adat dan Budaya Lampung Saibatin Peminggir (Pesisir). Karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat dan budaya Saibatin antara lain: Bandar Lima Way Lima, Bandar Enom Semaka, Saibatin Paksi, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan Komering, Telu Marga Ranau dan Cikoneng Pak Pekon
Masyarakat adat Lampung Penyimbang
Komunitas Masyarakat Adat dan Budaya Lampung Penyimbang atau yang dinamakan Komunitas Masyarakat Adat dan Budaya Lampung Pepadun berdiam didaerah pedalaman Lampung. Beberapa kemargaan yang menggunakan sistem pemerintahan adat dan Budaya Penyimbang antara lain : Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulangbawang, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay
Tujuh Pedoman Hidup Suku Bangsa Lampung (Etnis Lampung)
- Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
- Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
- Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
- Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
- Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
- Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
- Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok
Falsafah Hidup Suku Bangsa Lampung, Etnis Lampung
Falsafah Hidup Suku Bangsa Lampung, Etnis Lampung termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti, yaitu:
- Piil-Pesenggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri dan Adat)
- Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya sesuai dengan jujjokh)
- Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu serta santun)
- Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis)
- Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya)
Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam adi-adi (pantun):
Tandani Suku Bangsa Lampung Etnis Lampung, wat piil-pusanggiri
Mulia hinno sehitung, wat liom ghega dighi
Juluk-adok gham pegung, nemui-nyimah muaghi
Nengah-nyampugh mak ngungkung, sakai-Sambaian gawi.
Bahasa Lampung
Artikel Utama : Bahasa Lampung
Bahasa Lampung, adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Suku Bangsa Lampung kuno hingga saat ini yang berada di Provinsi Lampung, selatan pulau Sumatera Selatan, selatan Bengkulu dan pantai barat Banten. Berdasarkan pemetaan bahasa. Bahasa Lampung memiliki Dua Sub-Dialek yaitu Sub-Dialek A dan Sub-Dialek O yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Sub-Dialek A (api) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain: Kerajaan Sekala Brak, Bandar Enom Semaka, Bandar Lima Way Lima, Melinting Tiyuh Pitu, Marga Lima Way Handak, Enom Belas Marga Krui, Pitu Kepuhyangan Komering, Telu Marga Ranau, Cikoneng Pak Pekon, Pubian Telu Suku, Buway Lima Way Kanan dan Bunga Mayang Sungkay
Sementara Sub-Dialek O (nyow) dipertuturkan oleh beberapa Marga di Lampung antara lain : Abung Siwo Mego dan Mego Pak Tulangbawang
Aksara Lampung
Artikel Utama : Aksara Lampung
Aksara lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks. Sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.
Suku Marga Lampung
Artikel Lengkap : Suku Marga Lampung
Masyarakat Lampung terdiri atas 14 kemargaan besar yang menghimpun kepaksian, kemargaan, kebuwayan, puhyang dan tiyuh. Kemargaan besar tersebut antara lain:
Terdiri atas beberapa marga antara lain:
- Marga Padang Ratu
- Marga Suoh
- Marga Way Kerap
- Marga Semuong
Terdiri atas tujuh tiyuh antara lain
- Tiyuh Meringgai
- Tiyuh Tebing
- Tanjung Aji
- Tiyuh Wano
- Tiyuh Nibung
- Tiyuh Pempen
- Tiyuh Negaraagung
Suku Marga Lima Way Handak
Terdiri atas enam belas marga antara lain:
- Marga Pugung Malaya
- Marga Pugung Penengahan
- Marga Pugung Tampak
- Marga Tenumbang
- Marga Ulu Krui
- Marga Pasar Krui
- Marga Bandar Krui
- Marga Ngambur
- Marga Way Napal
- Marga Ngaras
- Marga Way Napal
- Marga Laay
- Marga Bengkunat
- Marga Belimbing
- Marga Way Sindi
- Marga Pedada
- Marga Pulau Pisang
Terdiri atas lima buway antara lain:
- Buway Pemuka
- Bahuga
- Semenguk
- Baradatu
- Barasakti
Terdiri atas tiga suku antara lain:
- Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat
- Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus
- Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi
Terdiri atas sembilan buway antara lain:
- Buway Nunyai
- Buway Unyi
- Buway Subing
- Buway Uban
- Buway Anak Tuha
- Buway Kunang
- Buway Beliyuk
- Buway Selagai
- Buway Nyerupa
Terdiri atas empat Puyang antara lain:
- Puyang Umpu
- Puyang Bulan
- Puyang Aji
- Puyang Tegamoan
Terdiri atas beberapa buway antara lain:
- Buway Inder Gajah
- Buway Selembasi
- Buway Sereja
- Buway Harayap
- Buway Liwa
- Buway Semenguk
- Buway Dibintang
Cikoneng Pak Pekon
[Sekala Brak] Kerajaan Sekala Brak
Terdiri atas empat Kepaksian antara lain:
- Kepaksian Pernong
- Kepaksian Nyerupa
- Kepaksian Bejalan Di Way
- Kepaksian Belunguh
Sastra Lampung
Artikel Lengkap di Sastra Lampung
Tokoh Lampung
Artikel Utama: Daftar Tokoh Lampung
- Edward Syah Pernong, Kapolda Lampung tahun 2015.
- Muchtar Hasan, Sek.Prov Lampung tahun 1966.
- Irjend.Pol.Drs.Tomsi Tohir Balaw,M.Si, Sahlisospol Kapolri 2020
- Aburizal Bakrie, Menko Kesra, Menko Ekonomi
- Alamsjah Ratoe Perwiranegara, Mensekneg, Menteri Agama, Menko Kesra.
- Erick Tohir, Mentri BUMN
- Bagir Manan, Ketua Mahkamah Agung
- Ryamizard Ryacudu, Mentri Pertahanan
- Sjachroedin Zainal Pagaralam, Duta Besar Kroasia
- Zulkifli Hasan, Ketua MPR RI
Referensi Lampung
- Adat Istiadat Daerah Lampung. Hilman Hadikusuma dkk. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung. 1977
- Komunitas Budaya Pepadun dan Komunitas Budaya SaiBatin. Komunitas Pelestari Adat dan Budaya Lampung. 1289
- Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Hilman Hadikusuma. Bandar Madju Bandung. 1989