Kabupaten Lampung Barat
Kabupaten Lampung Barat (Aksara Lampung: ) adalah salah satu kabupaten di provinsi Lampung, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Liwa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus 1991 yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara.
Kabupaten Lampung Barat | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Danau Ranau | |
Motto: Beguai Jejama (Bahasa Lampung: Bekerja bersama) | |
Koordinat: 5°08′57″S 104°11′35″E / 5.14904°S 104.19309°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Lampung |
Tanggal berdiri | 16 Agustus 1991 (UU) 24 September 1991 (peresmian) |
Dasar hukum | UU RI No.6 Tahun 1991 |
Ibu kota | Liwa |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Parosil Mabsus [1] |
• Wakil Bupati | Mad Hasnurin |
Luas | |
• Total | 2.064,4 km2 (7,971 sq mi) |
Populasi (2018) | |
• Total | 300.703 |
• Kepadatan | 15/km2 (38/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 98,67% Kristen 0,99% — Protestan 0,81% — Katolik 0,18% Hindu 0,29% Buddha 0,05%[2] |
• IPM | 66,74 (2018)[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0728 |
Kode Kemendagri | 18.04 |
DAU | Rp 523.760.591.000,- |
Situs web | www |
Kabupaten ini dominan dengan perbukitan dengan pantai di sepanjang pesisir barat Lampung. Daerah pegunungan yang merupakan punggung Bukit Barisan, ditempati oleh vulkanik quarter dari beberapa formasi. Daerah ini berada pada ketinggian 50 - > 1000 mdpl. Daerah ini dilalui oleh sesar Semangka, dengan lebar zona sebesar ± 20 Km. Pada beberapa tempat dijumpai beberapa aktivitas vulkanik dan pemunculan panas bumi.[4]
Geografi
Dengan luas wilayah lebih kurang 3.368,14 km² Setelah pemekaran Kabupaten Pesisir Barat atau 10,6 % dari luas wilayah Provinsi Lampung dan mempunyai garis pantai sepanjang 260 km. Lampung Barat terletak pada koordinat 4o,47',16" - 5o,56',42" lintang selatan dan 103o,35',08" - 104o,33',51" Bujur Timur.
Batas Wilayah
Wilayah Kabupaten Lampung Barat berbatasan dengan:[2]
- Sebelah Utara: Kab. Ogan Komering Ulu Selatan (Provinsi Sumatra Selatan),
- Sebelah Selatan: Kab. Pesisir Barat dan Kab. Tanggamus,
- Sebelah Barat: Kab. Pesisir Barat,
- Sebelah Timur: Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus.
Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Lampung Barat tahun 2019, penduduk kabupaten ini berjumlah 300.703 jiwa yang terdiri atas 159.636 jiwa laki-laki dan 141.067 jiwa perempuan.[2]
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai menjabat | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Letkol. Chb. Hakim Saleh Umpu Singa |
||||||||
Drs. Indra Ismail Bangsawan (Penjabat) |
||||||||
Letkol I Wayan Dirpha |
||||||||
Ir. H. Erwin Nizar T M.Si | Mukhlis Basri MM | |||||||
Drs. Mukhlis Basri MM |
Dimyati Amin | |||||||
Makmur Azhari | ||||||||
Parosil Mabsus | ||||||||
— | Nukman (Penjabat) |
11 Desember 2022 | Petahana | — | — |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2014–2019 Sebelum Pemekarana[6][7] |
2014–2019 Sesudah Pemekaranb |
2019–2024[8] | 2024–2029 | ||
PKB | 4 | 3 | 1 | 4 | |
Gerindra | 4 | 2 | 5 | 2 | |
PDI-P | 12 | 13 | 11 | 14 | |
Golkar | 3 | 3 | 5 | 4 | |
NasDem | 1 | 2 | 1 | 1 | |
PKS | 1 | 2 | 2 | 3 | |
PAN | 4 | 2 | 1 | 2 | |
Demokrat | 5 | 4 | 6 | 5 | |
PPP | 3 | 2 | 2 | 0 | |
PKPI | 3 | 2 | 1 | ||
Jumlah Anggota | 40 | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 10 | 10 | 10 | 8 | |
Keterangan: aDPRD Lampung Barat dan DPRD Pesisir Barat bDPRD Lampung Barat |
Kecamatan
Kabupaten Lampung Barat meliputi sejumlah kecamatan sebagai berikut: Kabupaten Lampung Barat terdiri dari 15 kecamatan, 5 kelurahan, dan 131 pekon. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 301.131 jiwa dengan luas wilayah 2.142,78 km² dan sebaran penduduk 140 jiwa/km².[9][10]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Lampung Barat, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Pekon |
Kodepos[11] | Status | Daftar Pekon/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
18.04.19 | Air Hitam | 10 | 34887 | Pekon | ||
18.04.04 | Balik Bukit | 2 | 10 | 34811-34819 | Pekon | |
Kelurahan | ||||||
18.04.23 | Bandar Negeri Suoh | 10 | 34882-34883 | Pekon | ||
18.04.10 | Batu Brak | 11 | 34881 | Pekon | ||
18.04.21 | Batu Ketulis | 10 | 34872 | Pekon | ||
18.04.06 | Belalau | 10 | 34872 | Pekon | ||
18.04.15 | Gedung Surian | 5 | 34885 | Pekon | ||
18.04.18 | Kebun Tebu | 10 | 34871 | Pekon | ||
18.04.22 | Lumbok Seminung | 11 | 34878-34879 | Pekon | ||
18.04.20 | Pagar Dewa | 10 | 34886 | Pekon | ||
18.04.08 | Sekincau | 1 | 4 | 34886 | Pekon | |
Kelurahan | ||||||
18.04.11 | Sukau | 10 | 34879 | Pekon | ||
18.04.09 | Suoh | 7 | 34882 | Pekon | ||
18.04.05 | Sumber Jaya | 1 | 5 | 34871 | Pekon | |
Kelurahan | ||||||
18.04.07 | Way Tenong | 1 | 8 | 34884 | Pekon | |
Kelurahan | ||||||
TOTAL | 5 | 131 |
Pemekaran Daerah
Berdasarkan UU DOB tanggal 25 Oktober 2012, wilayah Kabupaten Lampung Barat mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pesisir Barat.
Sejarah
Kabupaten Lampung Barat adalah salah satu pemekaran dari Lampung Utara, yang beribu kota di Liwa. Pemilihan Liwa sebagai Ibu Kota Kabupaten Lampung Barat memang tepat. Beberapa alasan memperkuat pernyataan ini adalah:
- Tempatnya strategis karena berada di tengah-tengah wilayah Lampung Barat, sehingga untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh daerah Lampung Barat oleh pemerintah kabupaten akan relatif efektif
- Liwa merupakan persimpangan lalu lintas jalan darat dari berbagai arah yaitu Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung sendiri. Tentang asal usul nama Liwa, menurut cerita orang, berasal dari kata-kata "meli iwa" (bahasa Lampung), artinya membeli ikan. Konon dahulunya Liwa merupakan daerah yang subur, persawahan yang luas, sehingga hasil pertaniannya melimpah. Liwa juga nama salah satu marga dari 84 marga di Lampung.[12]
- SEMPENA PERESMIAN BERDIRINYA KABUPATEN LAMPUNG BARAT Tahun 1991. Pada Tanggal 28 September 1991, Media Harian Berita Yudha Dikala Itu Menerbitkan Perosesi Penyambutan Menteri Rudini Secara Adat di Kabupaten Lampung Barat. Oleh PYM SPDB Drs. Pangeran Edward Syah Pernong,S.H. Secara Adat Menyambut Bapak Menteri Rudini Untuk Melakukan Peresmian berdirinya Kabupaten Lampung Barat Sekaligus melantik Pejabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung Barat yaitu Hakim Saleh Umpu Singa Tanggal 24 September 1991. LAMBANG KEHORMATAN :
Menteri Dalam Negeri RI Rudini menerima Lambang Kehormatan secara adat dari Paduka PYM SPDB Drs. Pangeran Edward Syah Pernong,S.H.,M.H. ( yang selain seorang Kapten Polisi bertugas di Mabes Polri juga adalah Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke -23), hari selasa lalu sebagai manifestasi penghargaan masyarakat Lampung Barat kepada Pemerintah atas kepercayaan menjadikan Lampung Barat sebagai Daerah Kabupaten Tk. II Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung yang berdiri sendiri, yang sebelumnya dulu adalah wilayah Kabupaten Lampung Utara. ( Caption Sesuai Aslinya ) Tampa didalam gambar betapa sejak awal berdirinya kabupaten ini, memang adat istiadat sudah menjadi pegangan dan bukan dibuat - buat apalagi sekedar menyewa sanggar hanya untuk memberikan suatu kesan pencitraan, tidak demikian, karena adat istiadat SaiBatin di Sekala Brak itu adalah adat yang memang hidup ditengah masyarakat sebagai warisan nenek moyang yang tetap dipegang teguh menjadi pranata sosial yang memunculkan nilai dan sikap kebajikan dari setiap pemiliknya.
Kini sinergi antara Pemerintah dan Pemuka Adat di Bumi Sekala Brak lampung terus bergerak kearah yang semakin harmonis, semogalah menjadi pertanda bahwa Adat Istiadat bisa memberikan arti positif dalam pembangunan Lampung Barat seutuhnya, bangunlah badannya bangunlah jiwanya, untuk Indonesia Jaya.
Sekala Brak, Asal Muasal
Paksi artinya Tertinggi, Pemegang Kepemilikan Tertinggi yakni pemilik Pemegang Kekuasaan tertinggi atas wilayah rakyat dan Adat. Kepaksian adalah Pemegang Kekuasaan Tertinggi, Terhadap rakyat dan wilayah serta Adat. Sekala artinya titisan Brak artinya Dewa. Sekala Brak Adalah titisan Dewa Kerajaan Sekala Brak (Baca: Kepaksian Sekala Bkhak) adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Diriwayatkan kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyuang, kemudia setelah berdirinya Kerajaan Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Kuno ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Kuno berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di HANIBUNG Kecamatan Batu Brak, Kab. Lampung Barat (Gunung tertinggi di tanah Lampung), Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang. Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (29 Rajab 688 H). Keempat Kepaksian dijadikan Paksi Pak Sekala Brak artinya Empat pemegang tertinggi di Sekala Brak. Dalam perkembangan sejarah dan sebutan terminology sekarang Struktur Kepaksian, Struktur yang dipegang oleh seorang Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian. dahulu pada Era Kepaksian Sekala Brak sebutan Kepaksian adalah Kerajaan. Nama atau gelar Ratu dipegang oleh seorang laki-laki yang memegang pimpinan di suatu wilayah yang mempunyai Rakyat/Masyarakat. Saat ini Kepaksian sekala brak agar lebih terkenal luas menjadi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, untuk di kepaksian pernong penambahan kata adat, sebagai Simbol Komitmen bahwa Kepaksian Pernong Sekala Brak Sultan/Raja Adat Dikepaksian di Istana Adat Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak sebagian besar para pejuang yang dimakamkan dimakam pahlawan, Jakarta, Lampung dan Sumatra Selatan. Karena itulah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian Pernong lebih berkomitmen menggunakan istilah Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak. Sebuah Struktur Organisasi dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen tentang keberadaan NKRI sebagai payung dari pada bangsa Indonesia dan Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sekala Brak (baca: Sekara Bkhak), adalah kawasan yang sampai kini dapat disaksikan warisan peradabannya. Kawasan ini boleh dibilang kawasan yang “sudah hidup” sejak masa prasejarah. Batu-batu menhir mensitus dan tersebar di sejumlah titik di Lampung Barat. Bukti, ada tanda kehidupan menyejarah.
Sebuah batu prasasti di Bunuk Tenuar, Liwa berangka tahun 966 Saka atau tahun 1074 Masehi, menunjukkan ada jejak Hindu di kawasan tersebut. Bahkan di tengah rimba ditemukan bekas parit dan jalan Zaman Hindu. Ada lagi disebut-sebut bahwa Barnasi yang dikenal sekarang sebagai Ibu Kota Kecamatan Kenali, adalah bekas kerajaan Sekala Brak Kuno bernama “Kendali”, Barangkali, dengan “Raja Sapalananlinda” sebagaimana disebut dalam “Kitab Tiongkok Kuno”. Kata “Sapalananlinda” oleh L. C. Westenenk ditafsir sebagai berasal dari kata “Sribaginda” dalam pengucapan dan telinga orang Cina. Jadi bukan nama orang tetapi gelar penyebutan. Buku itu konon juga menyebut, bahwa Kendali itu berada di antara Jawa dan Siam-Kamboja. Kitab itu, menyebut angka tahun antara 454–464 Masehi. Kitab ini telah disalin ke dalam bahasa Inggris oleh Groenevelt (Wikipedia Indonesia, 2007).
Meski belum seluruhnya terbaca, namun dapat disimpulkan: di situ tercatat suatu peradaban panjang. Suatu kawasan tua yang mencatatkan diri dalam sejarah umat manusia. Di wilayah ini pula pernah berdiri sebuah kerajaan Sekala Brak Kuno dengan Raja Terahir Ratu Sekegkhummong. Tidak Ada yang menyebut kerajaan tersebut adalah Kerajaan Tulang Bawang, namun bukti-bukti keberadaannya tidaklah sulit untuk ditemukan ditemukan. Sedang keyakinan yang terus hidup dan dipertahankan masyarakat khususnya di Lampung Barat serta keturunan mereka yang tersebar hingga seluruh wilayah Sumatra Selatan, menyebutkan Kerajaan Sekala Bkhak. Pendapat ini juga disokong oleh keberadaan para raja yang bergelar SaiBatin, hingga bukti-bukti bangunan dan alat-alat kebesaran kerajaan, upacara, dan seni tradisi yang masih terjaga. Masih banyak bukti lain, namun perlu pembahasan terpisah.
Kalau membaca peta Provinsi Lampung sekarang serta Peta Marga Provinsi Lampung tahun 1930 yang telah diperkuat oleh dewan perwatin LMAL Provinsi Lampung tahun 2005, kisaran lokasi wilayah Sekala Bkhak berada di hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus hingga Lampung Selatan, sebagian Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatra Selatan. yang berada di Empat titik Kebesaran yaitu pada Kepaksian Pernong Terletak di kaki gunung Pesagi dataran tinggi HANIBUNG, Kepaksian nyerupa di tapak siring, Kepaksian Bejalan Di way berada di Puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang.
Sebagai kesatuan politik Kerajaan Sekala Bkhak telah berakhir. Tetapi, sebagai kesatuan budaya (cultural based) keberadaannya turun-temurun diwarisi melalui sejarah panjang yang menggurat kuat dan terbaca makna-maknanya hingga saat ini. Sekala Bkhak dalam gelaran peta Tanah Lampung, pastilah tertoreh warna tegas, termasuk sebaran pengaruh kebudayaannya sampai saat ini.
Tata kehidupan berbasis adat tradisi Sekala Bkhak juga masih dipertahankan dan dikembangkan. Terutama, Sekala Bkhak setelah dalam pengaruh “Empat Umpu” penyebar agama Islam dan lahirnya masyarakat adat SaiBatin. Adat dan tradisi terus diacu dalam tata hidup keseharian masyarakat pendukungnya dan dapat menjadi salah satu sumber inspirasi dan motivasi pengembangan nilai budaya bangsa.
Hasil pembacaan atas segala yang ada dalam masyarakat berkebudayaan SaiBatin di Lampung, memperlihatkan kedudukan dan posisi penting Sekala Bkhak sebagai satuan peradaban yang lengkap dan terwariskan. Keberadaan Sekala Bkhak tampak sangat benderang dalam peta kebudayaan SaiBatin, sebagai satu tiang sangga utama pembangun masyarakat Lampung. Bahkan, telah diakui, Sekala Bkhak sebagai cikal bakal atau asal muasal tertua leluhur Suku Bangsa “orang Lampung”. Bahkan keberadaan Sekala Bkhak, berada dalam kisaran waktu strategis perubahan peradaban besar di Nusantara, dari Hindu ke Islam.
Seperti dikutip Harian KOMPAS, (11 Desember 2006:36) Serta di dalam Sejarah Kepaksian Sekala Brak, pada abad 12 datang empat kelompok masyarakat yang menduduki sekitar Danau Ranau. Di sebelah barat danau dihuni orang-orang yang datang dari Pagaruyung Sumatra Barat dipimpin Dipati Alam Padang. Sementara itu, tiga kelompok lainnya berasal dari Sekala Bkhak. Barangkali, Tiga kelompok orang-orang Sekala Bkhak itu dipimpin Raja Singa Jukhu (dari Kepaksian Bejalan Diway), menempati sisi timur danau. Di sisi timur danau pula, kelompok yang dipimpin Pangeran Liang Batu dan Pahlawan Sawangan (berasal dari Kepaksian Nyekhupa) bertempat. Sementara kelompok yang dipimpin Umpu Sijadi Helau menempati sisi utara danau. Barangkali, Empu Sijadi Helau yang disebut-sebut itu bukan Umpu Jadi putra Ratu Buay Pernong, yang menjadi pewaris takhta Buay Pernong. Kemungkinan besar Umpu Sijadi di daerah Ranau tersebut adalah keturunan Kepaksian Pernong yang meninggalkan Kepaksian dan mendirikan negeri baru di Tenumbang kemudian menjadi Marga Tenumbang. di dalam tambo Paksi Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian yang bertahta adalah Umpu Semula Jadi Gelar Sultan Ratu Semula Jadi (Yang Dipertuan Ke-5)(1291 Masehi-1314 Masehi) 15 Robbi’ul Awal 690 Hijriyah-29 Muharram 714 Hijriyah.
Ketiga kelompok dari Sekala Bkhhak ini kemudian berbaur dan menempati kawasan Banding Agung, Pematang Ribu, dan Warkuk. Sampai sekarang banyak orang Banding Agung mengaku keturunan Paksi Pak Sekala Bkhak. Di samping itu, ada kisah-kisah perpindahan orang Sekala Bkhak, sebagaimana ditulis dalam Wikipedia (7/3/07: 04.02), yang dipimpin Pangeran Tongkok Podang, Puyan Rakian, Puyang Nayan Sakti, Puyang Naga Berisang, Ratu Pikulun Siba, Adipati Raja Ngandum, dan sebagainya. Bahkan, daerah Cikoneng di Banten ada daerah yang diberikan kepada Umpu Junjungan Sakti dari Kepaksian Belunguh atas jasa-jasanya, dan banyak orang Sekala Bkhak yang migrasi ke sana atau sebaliknya. Kisah-kisah ini memperkuat suatu kenyataan bahwa Sekala Bkhak tidak hanya sebagai sumber muasal secara geografis, melainkan juga sumber kultur masyarakat. Sekala Bkhak adalah hulu suatu kebudayaan masyarakat. Dari Sekala Bkhak ini juga lahir huruf Lampung yaitu Kaganga. Bagi sebuah kebudayaan, memiliki bahasa dan aksara sendiri merupakan bukti kebesaran masa lalu kebudayaan tersebut. Di Indonesia hanya sedikit kebudayaan yang memiliki aksara sendiri, yaitu Batak, Lampung (Sumatra Selatan), Jawa, Sunda, Bali, dan Bugis. Dan kebudayaan yang memiliki aksara sendiri dapat dikategorikan sebagai kebudayaan unggul. Karena bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus simbol kemajuan peradaban.
Semua aksara Nusantara tersebut berasal dari bahasa Palava, yang berinduk pada bahasa Brahmi di India. Bahasa Palava digunakan di India dan Asia Tenggara. Di Nusantara, bahasa ini mengalami penyebaran dan pengembangan, bermula dari bahasa Kawi, sebagai induk bahasa Nusantara. Dari bahasa Kawi menjadi bahasa: Jawa (Hanacaraka), Bali, Surat Batak, Lampung/Sumatra Selatan (Kaganga), dan Bugis. Dari Kerajaan Sekala Bkhak yang telah memiliki unsur-unsur “kebudayaan lengkap” ini pulalah “ideologi” Sai Batin dilahirkan dan disebarluaskan. Sampai saat ini, masih banyak yang bisa dibaca dari jejak-jejak yang tertinggal. Baik dari jejak fisik maupun jejak yang tidak kasatmata. Dari legenda, seni budaya, adat tata cara, bahasa lisan tulisan, artefak benda peninggalan, hingga falsafah hidup masih ada runut rujukannya. Dari Sekala Bkhak itu di kemudian hari pengaruh budaya dan peradabannya berkembang dan berpengaruh luas ke seluruh Lampung bahkan sampai ke Komering di Sumatra Selatan sekarang. Tidak terhitung kemudian “pendukung budaya”-nya yang tersebar di seluruh Indonesia pada masa kini.[13]
Transportasi
Sarana transportasi dari dan menuju Lampung Barat serta daerah pinggiran cukup banyak tersedia, seperti bus, angdes, mobil sewaan, dan ojek. Kondisi sarana jalan hingga mencapai desa dalam kondisi baik aspal split, dengan total panjang ruas jalan 416,95 km. Sarana laut seperti kapal–kapal hanya digunakan untuk menangkap ikan dan sedikit sekali untuk angkutan.
Lapangan Terbang Seray Pesisir Tengah (Krui)
Pembangunan Lapangan terbang Seray di Kecamatan Pesisir Tengah Krui dimulai tahun 2006. Diproyeksikan pada tahun 2008, lapangan terbang yang dapat didarati oleh pesawat Hercules ini sudah beroperasi. Selain mengangkut berbagai produk Lampung Barat, lapangan terbang ini juga untuk mengangkut wisatawan yang ingin menikmati berbagai objek wisata di Lampung Barat.
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Bengkunat
Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Bengkunat sebagai Pelabuhan Samudera untuk Kawasan Andalan Wilayah Barat Indonesia. Hal ini dipersiapkan untuk menangkap peluang sehubungan dengan rencana pembangunan pelabuhan samudera di Muara Karang yang dianggap kurang sesuai untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis Departemen Kelautan dan Perikanan. Dengan adanya Pelabuhan ini, akan semakin memantapkan Lampung Barat sebagai daerah penghasil ikan berkualitas ekspor seperti blue marlin, tuna, lobster, dan lain-lain.
Telekomunikasi
Kondisi layanan telekomunikasi dan informasi di wilayah Kabupaten Lampung Barat tersedia telepon, telepon seluler, telegram, ORARI, televisi, radio, dan kantor pos.
Ekonomi
Pasar
Kondisi pasar di wilayah Lampung Barat, tersedia sembilan pasar umum dan seratus dua buah toko permanen serta 143 semipermanen.
Bank dan Rumah Sakit
Di Kabupaten Lampung Barat terdapat tiga buah bank besar seperti Bank Lampung Capem Liwa, BNI Capem Liwa, BRI Capem Liwa, beberapa lembaga keuangan BPR, serta Rumah Sakit Umum daerah Lampung Barat.
Industri dan Perdagangan
Kondisi geografis Lampung Barat yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan serta lautan yang luas menjadikan kabupaten ini memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa melimpah. Mulai dari pemandangan alamnya yang penuh pesona juga produk hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang melimpah. Sumber daya alam ini sangat potensial sebagai bahan baku industri dan jika dilakukan penanganan pascapanen yang baik, dapat menjadi komoditas ekspor dalam bentuk bahan mentah atau raw material.
KUAT (Kawasan Usaha Agro Industri Terpadu)
Tahun 2007, Pemkab Lampung Barat membangun Kawasan Usaha Agro Industri Terpadu (KUAT) di Pekon (Desa) Marang Kecamatan Pesisir Selatan. KUAT dibangun untuk mengolah berbagai potensi di daerah pesisir Lampung Barat seperti kelapa, perikanan, dan damar agar mempunyai nilai tambah. Dengan demikian akan menambah penghasilan masyarakat. Karena KUAT menjadikan masyarakat sebagai pemasok bahan baku utama. Kawasan Industri Terpadu yang ingin diwujudkan adalah kawasan industri yang mengelola bahan baku lokal potensial berwawasan lingkungan, yakni industri pengolahan ikan terpadu dan industri pengolahan kelapa terpadu.
Tahap pertama yang menjadi fokus KUAT adalah pengolahan kelapa. Mulai dari sabut hingga airnya akan menjadi produk bernilai tinggi. Adapun komposisi dan produk turunan kelapa adalah untuk sabut kelapa, produk turunannya adalah coco fiber dan matras. Daging kelapa akan menjadi desicated coconut, VCO coconut oil, dan biodesel, batok kelapa akan menjadi briket arang dan arang aktif, sementara air kelapa akan menjadi nata de coco, kecap, dan cuka dapur.
Selain kelapa, yang menjadi produk KUAT adalah ikan segar dengan produk turunannya. Adapun produk turunan ikan segar adalah filet ikan yang menjadi bahan baku sosis ikan, bakso ikan, dan abon ikan. Selain itu, ikan segar juga bisa menjadi ikan beku yang produk turunannya adalah fish nugget.
Potensi komoditas unggulan
Dodol tomat dan labu siam: Komoditas unggulan dari sektor pertanian di antaranya tomat dan labu siam yang sangat berlimpah, dengan luas areal 2.525 ha, dengan pemanfaatan lebih lanjut produk pertanian ini menjadi makanan khas berupa dodol tomat dan labu siam yang terdapat di Kecamatan Sekincau dan Balik Bukit.
Abon Ikan Tuna dan Blue Merlin: Salah satu produk olahan dari hasil perikanan di Lampung Barat adalah abon ikan tuna dan blue merlin. Sentra produksi abon terdapat di Pesisir Barat Kecamatan Bengkunat dan di Pulau Pisang Kecamatan Pesisir Utara.
Kopi Stroberi: Kopi bubuk dengan aroma dan cita rasa khas merupakan produksi cenderamata yang cukup dikenal dari Lampung Barat.
Kue Adat/Kue Tart: Salah satu makanan khas Lampung Barat adalah kue tart. Kue ini ditampilkan pada saat acara resmi. Salah satu pengrajin kue ini adalah perusahaan kue ”Dua Putri” di Kecamatan Balik Bukit.
Produk Kerajinan
Kain Tapis Krui: Kain Tapis Krui merupakan produk tekstil tradisional Indonesia dengan kain dasar aslinya adalah kain yang diproduksi dengan alat tenun gedogan/alat tenun bukan mesin yang selanjutnya disulam dengan motif beronamen khas Lampung Barat.
Kerajinan Kayu Kelapa: Produk kerajinan kayu kelapa mulai dikembangkan di Lampung Barat sejak tahun 2004. Produk kerajinan kayu kelapa yang dikembangkan saat ini berupa alat perkantoran, alat rumah tangga, dan lain-lain.
Pertanian
Dalam bidang pertanian khususnya holtikultura, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayur mayur terbesar di Provinsi Lampung. Ada empat kecamatan yang merupakan penghasil sayuran terbesar di Kabupaten Lampung Barat, yaitu Kecamatan Way Tenong, Sekincau, Balik Bukit, dan Sukau.
Keempat kecamatan ini telah menyuplai beberapa jenis sayuran antara lain kentang, cabai merah, kubis, labu siam, tomat, wortel, buncis, dan sawi dengan luas panen dan jumlah produksi makin meningkat dari tahun ke tahun. Ditambah lagi dengan daya dukung dan perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Barat begitu besar, sehingga Kabupaten Lampung Barat mampu menjadi pendistribusi sayur-mayur ke daerah–daerah lain seperti Bandar Lampung, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Padang, dan mulai juga menyuplai sebagian Jabotabek.
Sebagai perwujudan dari slogan “LIWA KOTA BERBUNGA”, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bekerja sama dengan IPB dan Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hias Departemen Pertanian melakukan pengembangan Tanaman Hias. Hal ini didukung iklim dan tanah Lampung Barat yang sangat cocok untuk pengembangan tanaman hias.
Lampung Barat memiliki klimatologi yang sesuai untuk budidaya berbagai jenis tanaman hias. Wilayah kecamatan yang sesuai untuk pengembangan tanaman hias meliputi Kecamatan Sumberjaya, Gedung Surian, Way Tenong, Sekincau, Belalau, Batu Brak, Balik Bukit, dan Sukau dengan luas ± 248.857 m²
Ke depan, Kabupaten Lampung Barat bertekad menjadi sentra tanaman hias di Indonesia, adapun jenis tanaman yang telah/pernah ditanam antara lain: anggrek, mawar, helicona (pisang-pisangan), krisan, sedap malam, melati, palem, dan bugenvil, juga herbra.
Sebagai penghijauan, tanaman Paku Sura dipilih sebagai Maskot Tanaman hias Lampung Barat, dan tanaman ini sudah banyak ditanam khususnya di daerah Kecamatan Sukau dan Sumber Jaya.
Pariwisata
Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Provinsi Lampung. Ini dapat dilihat dari banyaknya wisatawan mancanegara maupun nusantara yang datang berkunjung untuk menikmati berbagai objek wisata di Lampung Barat. Objek wisata di Lampung Barat sangat lengkap mulai dari laut, danau, pegunungan, wisata alam, dan wisata petualangan. Untuk pengembangan pariwisata di Lampung Barat, pemerintah kabupaten terus melakukan berbagai upaya seperti penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur.
Hotel
Hotel yang tersedia di wilayah Lampung Barat sebanyak delapan belas hotel tersebar di berbagai daerah kecamatan berdekatan dengan lokasi wisata seperti Hotel Karang Nyimbur, Mutiara Alam Zandino, Wisma Sindai Lapai, Sederhana, Gunung Putri, dan Hotel Permata.
Objek Wisata
Kawasan Wisata Terpadu Lumbok Ranau (Seminung Lumbok Resort)
Keindahan Danau Ranau di Pekon Lumbok Kecamatan Sukau memang luar biasa, demikian diungkapkan berbagai kalangan yang pernah berkunjung ke Lumbok. Di tempat itu kita bisa menyaksikan hamparan biru danau dengan latar belakang Gunung Seminung yang menjulang tinggi dan perbukitan hijau. Wisatawan juga menikmati kehangatan air panas d ikaki Gunung Seminung, berperahu, dan berpiknik bersama keluarga.
Untuk memanjakan wisatawan, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah membangun berbagai sarana seperti fasilitas dua cottage dengan kolam renang, hotel standar bintang 3 dengan enam belas kamar, restoran dan balai pertemuan atau convention hall dengan kapasitas 30 orang di lantai dasar dan 400 orang di lantai atas.
Wisata Paralayang
Selain menikmati keindahan alam danau, wisatawan yang hobi olahraga paralayang dapat melakukannya di sini. Kegiatan dirgantara paralayang merupakan bagian atraksi wisata. Dari ketinggian sekitar 400 meter, wisatawan dapat menikmati kontur alam yang begitu indah, Danau Ranau yang dilingkupi oleh pegunungan yang tegak menjulang, salah satunya Gunung Seminung serta areal persawahan yang membentang luas, sungguh panorama alam yang menyejukkan hati. Wisatawan melakukan lepas landas atau take off di Bukit Mandi Angin, Pekon Lumbok, dengan ketinggian 400 meter dpl. Site paralayang di Lumbok Ranau secara teknis sangat layak dan memiliki pemandangan alam yang lengkap.
Wisata Alam Pekon Hujung
Objek wisata di Pekon Hujung Kecamatan Belalau, di sini terdapat Gunung tertinggi di Lampung Barat yaitu Gunung Pesagi, yang mana gunung ini dijadikan sebagai wahana wisata atau wisata alam. Wisatawan, selain berpetualang melakukan pendakian, dapat melihat keindahan alam dan bahari Lampung Barat dari ketinggian gunung, di sini juga terdapat homestay tradisional Lampung Barat yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
Wisata Alam Kubu Perahu
Lampung Barat memang tidak pernah habis. Satu lagi lokasi petualangan alam yang sangat menantang, yakni wisata alam Kubu Perahu di Kecamatan Balik Bukit. Di sini wisatawan dapat menikmati rimbunnya pohon-pohon besar hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Lokasi ini sangat cocok untuk kegiatan jungle run. Wisatawan dapat menikmati aliran sungai yang jernih disepanjang perjalanan menapaki hutan kawasan TNBBS. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati air terjun Sepapa Kiri yang begitu jernih dan indah.
Desa Wisata Lumbok
Lampung Barat juga menyajikan wisata desa, dengan desa yang dikunjungi masih sangat alami dengan suguhan pemandangan Danau Ranau, di tempat ini para pengunjung dapat melakukan aktivitas yang cocok untuk keluarga di antaranya: menombak ikan, memanah ikan, berenang, memancing belut, dan aktivitas malam yang tak kalah serunya. Di Desa Lumbok yang berjarak + 30 km dari Liwa, pengelola kawasan ini menyediakan homestay di rumah tradisional penduduk setempat dan menyajikan kuliner khas, seperti gulai taboh dan ikan bakar
Danau Suoh
Wisata alam ini menyajikan potensi wisata olahraga serta menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan, perjalanan ke lokasi yang hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan jenis off road dan kendaran roda dua jenis trail. Di sini terdapat tiga buah danau yang berubah-ubah warnanya. Di kawasan sekitar danau terdapat sumber panas bumi yang menambah keunikan dan keistimewaan lokasi. Untuk menuju lokasi, dapat melalui Kecamatan Sekincau atau Kecamatan Batu Brak dengan jarak tempuh 4 jam perjalanan dari Ibu Kota Liwa. Juga dapat melalui Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus.
Arung Jeram
Bagi Anda yang gemar olahraga arung jeram (rafting), Lampung Barat memiliki Sungai Way Besai. Di sungai yang terdapat di Kecamatan Sumber Jaya ini wisatawan dapat menikmati lintasan jeram grade III dengan jarak tempuh 3 km sehingga menjanjikan aktivitas yang menantang bagi para penggemar olahraga arung jeram.
Wisata Bahari
Objek wisata bahari terdapat di daerah pesisir Lampung Barat di antaranya:
- Pantai Tanjung Setia. Terletak di Pesisir Selatan, 52 km dari Liwa potensi daya tarik yang ditawarkan adalah berselancar, berenang, menyelam, berperahu, berlayar, snorkeling, memancing, berjemur matahari, menyusuri pantai, mengumpulkan karang, dan fotografi.
- Pantai Labuhan Jukung
- Pantai labuhan jukung yang berlokasi di Pekon Kampung Jawa kecamatan, 35 km dari Liwa
- Pesisir Selatan
- Pantai Way Jambu. Terletak di Pesisir Selatan, 60 km dari Liwa potensi daya tarik yang ditawarkan adalah berenang, menyelam, bersepeda, selancar angin, berkemah, dan berjemur matahari.
- Pantai Way Sindi, Pesisir Tengah, 34 km dari Liwa
- Pantai Suka Negara, Bengkunat, 68 km dari Liwa
- Pantai Way Haru, Bengkunat, 212 km dari Liwa.
Objek wisata budaya dan sejarah
Objek wisata budaya dan sejarah, adanya situs megalitik di Pekon Purajaya, rumah tradisional di Desa Sukadana, dan berbagai Petilasan Patih Gajah Mada di Kecamatan Lemong.
Sosial Budaya
Ragam kesenian
- Pesta Sakura, merupakan pesta topeng yang diadakan tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri, dimulai sejak jam 09.00 hingga berakhir pada sore hari. Keunikan dari Pesta Sakura ini dalam acara panjat pinang yang berhadiahkan berbagai barang yang digantung di puncak batang pinang, para pemanjatnya terdiri atas beberapa orang pria (kelompok), dan para pemanjat tersebut memakai topeng serta dengan berbagai busana yang unik, bahkan pria ada di antaranya yang memakai pakaian wanita. Pesta ini dilaksanakan
- Tari-tarian yang sesuai dengan kondisi alam yang terdiri dari daerah perhutanan dan lautan, Kabupaten Lampung Barat memiliki aneka ragam tarian dengan inspirasi dari lingkungan. Keberadaan margasatwa banyak mengilhami gerakan tari-tarian di daerah Lampung Barat. Di daerah Balik Bukit terdapat Tari Kenui dan Tari Batin, dua jenis tarian yang gerakannya meniru burung elang. Tari Batin biasanya dilakukan dalam rangka menyambut tamu-tamu penting. Acara ini dilaksanakan secara rutin menyambut HUT Kabupaten Lampung Barat.
Acara Tahunan
- Festival Teluk Stabas, dalam acara ini diadakan perlombaan kesenian dan budaya tradisional, antara lain: hadra, bedikhir, hahiwang, gambus, dan Lomba tarian adat tradisional lainnya. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan Juli.
- Semarak Wisata Tanjung Setia. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai perlombaan yang bernuansa bahari seperti selancar, kebut jukung, voli pantai, dan sepak bola pantai. Selain itu ditampilkan beberapa atraksi kesenian. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan Juni.
- Gebyar Pesona Lumbok Ranau. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai perlombaan yang bernuansa wisata tirta seperti kebut jukung, triatlon tradisional, memanah ikan, memancing di danau. Selain itu ditampilkan beberapa atraksi kesenian. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan September.
Referensi
- ^ [1]
- ^ a b c "Kabupaten Lampung Barat Dalam Angka 2018". www.lampungbaratkab.bps.go.id. Diakses tanggal 30 Januari 2020.
- ^ https://ipm.bps.go.id/data/provinsi/metode/baru/1800
- ^ Lampung Barat, BPS (2017). Lampung Barat Dalam Angka 2017. Lampung Barat: BPS Kabupaten Lampung Barat.
- ^ Pardiana, Eva (11-12-2017). "Parosil Mabsus Dilantik Jadi Bupati Lampung Barat". medcom.id. Diakses tanggal 13-03-2022.
- ^ [2] Saibumi - KPU Lampung Barat Sahkan 40 Orang Anggota DPRD 2014-2019 Terpilih
- ^ [3] Tribun Lampung - BREAKING NEWS: Berikut Ini Daftar Caleg Terpilih Lambar 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Lampung Barat 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Lampung Barat
- ^ http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1062&Itemid=110&limit=1&limitstart=0
- ^ http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1062&Itemid=110&limit=1&limitstart=1
Pranala luar
- (Indonesia) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991
- (Indonesia) Situs Resmi Kabupaten Lampung Barat Diarsipkan 2011-02-26 di Wayback Machine.