Propaganda
Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan. ) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sejumlah orang yang banyak. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan dimana umumnya isi propaganda lebih menyampaikan fakta-fakta yang pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk merubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran yang lebih lanjut untuk kepentingan agenda politik.
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan berpengaruh langsung pada perilaku untuk pencapaian suatu respon yang sama dengan niat yang dikehendaki dari pelaku propaganda.
Macam-macam definisi propaganda
Definisi propaganda modern
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.
— Garth S. Jowett and Victoria O'Donnell, Propaganda And Persuasion
Dalam Everyman's encyclopedia propaganda merupakan suatu seni untuk menyebarkan dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya kepercayaan agama atau politik.
Leonard W. Dobb, sebagai pakar opini publik, menyatakan bahwa propaganda merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok termasuk dengan cara menggunakan sugesti, sehingga berakibat menjadi kontrol terhadap kegiatan kelompok tersebut.
Menurut Jozef Goebbels, Menteri Propaganda Nazi di zaman Hitler, mengatakan: Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya. Tentang kebohongan ini, Goebbels juga mengajarkan bahwa kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang dirubah sedikit saja [1]
Komponen propaganda
- Pihak yang menyebarkan pesan.
- Dilakukan secara terus menerus.
- Terdapat proses penyampaian gagasan, ide/ kepercayaan, atau doktrin.
- Mempunyai tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/ kelompok.
- Menggunakan cara sistematis prosedural dan perencanaan.
- Dirancang sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkrit.
Sejarah
Propaganda kuno
Propaganda sudah ada sejak awal terdokumentasinya sejarah manusia. Inskrpsi Behistun (515 SM) yang menggambarkan kenaikan Darius I ke tahta Persia merupakan contoh propaganda awal. Arthashastra yang ditulis oleh Chanakya (350 - 283 SM), profesor di Universitas Takshashila, membahas propaganda secara detil, termasuk cara menyebarkan propaganda dan pemakaiannya dalam peperangan. Muridnya, Chandragupta Maurya (340 - 293 SM), menggunakan cara-cara ini untuk mendirikan dan menjadi pemimpin Kekaisaran Maurya.[2] Tulisan karya penulis Romawi Kuno seperti Livy (59 SM - 17 M) dianggap propaganda pro-Romawi yang hebat. Contoh lain adalah The War of the Irish with the Foreigners abad ke-12, oleh para Dál gCais yang menggambarkan mereka sebagai penguasa sejati Irlandia.
Pergeseran makna
Pada abad 17an Gereja Katolik Roma mendirikan the congregation de propaganda (sebuah usaha untuk mempropagandakan kepercayaan tersebut) namun kalimat ini menjadi berkonotasi negatif (bermakna negatif) saat diterapkan pada abad ke 20.
Beberapa hal yang dianggap memiliki kedekatan hubungan dengan propaganda adalah kesalahan informasi seperti inflasi bahasa dan penggelembungan bahasa yang disebarluaskan.
contoh:
Sifat
- Tertutup/terselubung.
- Terbuka.
- Pada awal tertutup akan tetapi lambat laun mulai terbuka.
sistim
- Penggunaan simbol-simbol agar komunikan tidak tersadar dengan arah dan tujuan dari keinginan komunikator
- Penggunakan fakta sebagai alat pemaksa agar komunikan menerima pesan dan melakukan tindakan seperti apa yang diharapkan oleh komunikator
Metoda
- Metoda Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator
- Metoda Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator
Elemen Propaganda
- Komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
- Komunikan atau penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.
- Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai.
- Pesan tertentu yang telah di-encode atau dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya yang efektif.
- Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan.
- Teknik yang seefektif mungkin, yang dapat memberikan pengaruh yang setepatnya dan mampu mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.
- Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda yang bersangkutan.[3]
Hubungan antara iklan, humas dan propaganda
Dalam bidang periklanan atau kehumasan untuk tujuan komersial, bisa jadi sesuatu itu bukan murni propaganda, namun dapat mengandung elemen propaganda saat pesan bertujuan untuk menyesatkan penerima pesan dengan menyembunyikan:
- Sumber informasi
- Tujuan informan
- Sisi lain cerita (hanya satu pihak)
- Konsekuensi saat pesan ini diadopsi.
Etika komunikasi persuasif
Untuk menghindari propaganda, praktisi humas memiliki beberapa etika komunikasi persuasif yang diperkenalkan oleh Prof. Richard L. Johannesen dari Northen Illinois University dimana mereka tidak diperkenankan untuk:
- Menggunakan data palsu, data yang sengaja dirancang untuk menonjolkan kesan tertentu, data yang dengan sengaja diejawantahkan secara salah, dibelokkan, atau bukti yang benar tapi tidak ada hubungannya untuk mendukung suatu pernyataan atau mengesahkan sesuatu.
- Tidak diperkenankan secara sengaja menggunakan alasan yang meragukan atau tidak masuk diakal (tidak logis).
- Tidak diperkenankan menyatakan diri sebagai ahli pada subyek tertentu, padahal bukan ahlinya. Tidak diperkenankan juga mengaku telah diberi informasi oleh ahlinya padahal tidak.
- Tidak diperkenankan untuk mengajukan hal-hal yang tidak berkaitan untuk mengalihkan perhatian dari isyu yang sedang menjadi perhatian. Diantara hal-hal yang paling sering digunakan untuk mengalihakan perhatian adalah perilaku sengaja menyerang karakter individu yang menjadi lawannya, pembelaan dengan menggunakan kebencian, keras kepala, dan ketidak pedulian (baik kepada kepercayaan, ideologi, atau pendapat lain selain dirinya) sebagai alasan. Penggunaan karakter tertentu (baik karena terkenal, teman atau musuh), penggunaan istilah "Tuhan" atau "setan" yang dapat menyebabkan/ mengundang keadaan tegang namun tidak mencerminkan reaksi positif atau negatif yang sebenarnya.
- Tidak diperkenankan untuk meminta kepada pembaca/ pemirsa untuk mengaitkan ide atau proposal yang diajukan dengan nilai-nilai yang emosional, motif-motif tertentu, atau tujuan-tujuan yang sebenarnya tidak ada kaitannya.
- Tidak diperkenankan untuk menipu khalayak dengan menyembunyikan tujuan sebenarnya, atau kepentingan pribadi/ kelompok yang diwakilkan, atau menggunakan posisi pribadi sebagai penasehat saat memberikan sisi pandang tertentu.
- Jangan menutup-nutupi, membelokkan, atau sengaja menafsirkan dengan salah angka, istilah, jangkauan, intensitas, atau konsekuensi logis yang mungkin diakibatkan di masa depan.
- Tidak diperkenankan untuk menggunakan pembelaan emosional yang tidak disertai bukti, latar belakang, atau alasan yang tidak dapat diterima apabila target penerima memiliki kesempatan dan waktu untuk menyelidiki subyek tersebut sendiri kemudian menemukan sesuatu yang lain/ bertentangan.
- Tidak diperkenankan untuk menyederhanakan sebuah situasi yang yang sebenarnya kompleks, sehingga terlihat sebagai hitam dan putih saja, hanya memiliki dua pilihan atau pandangan, atau bertolak belakang saja.
- Tidak diperkenankan untuk mengaku sebuah kepastian sudah dibuat padahal situasinya masih sementara, dan derajat kemungkinan situasi masih dapat berubah sebenarnya lebih akurat.
- Tidak diperkenankan menganjurkan sesuatu yang kita secara pribadi sebenarnya juga tidak percaya.
Teknik-teknik propaganda
- Pemberian julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan seseorang, istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif.
- Parade dangdut (Bandwagon) adalah penyampaian pesan yang memiliki implikasi bahwa sebuah pernyataan atau produk diinginkan oleh banyak orang atau mempunyai dukungan luas.
- Jutaan orang mendukung aborsi (perhatikan bahwa jumlah orang dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
- Semua dokter gigi menggunakan Oral B (perhatikan bahwa jumlah dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
- Teknik transfer adalah suatu teknik propaganda dimana orang, produk, atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk.
- Sampoerna Hijau, enaknya rame-rame (baca: rokok diasosiasikan dengan persahabatan)
- Tebang pilih (Card stacking) adalah suatu teknik pemilihan fakta dan data untuk membangun kasus dimana yang terlihat hanya satu sisi suatu isyu saja, sementara fakta yang lain tidak diperlihatkan.
- Penyamarataan yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik dimana sebuah ide, misi, atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan demokrasi.
- Marlboro citarasa Amerika sejati
- Manusia biasa (Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya.
- Cara ini banyak digunakan untuk kampanye untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi presiden, bupati, pemerintah daerah). Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa saat individu yang dicalonkan lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan orang biasa, hingga memeluk orang papa.
- Kesaksian (testimonial) adalah salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan dimana ditampilkan seseorang yang untuk bersaksi dengan tujuan mempromosikan produk tertentu, terkadang dalam kesaksiannya orang yang sama menjelek-jelekkan produk yang lain. [4]
Referensi
Rujukan
- ^ http://yusril.ihzamahendra.com/2007/11/24/norma-etika-intelektualisme-dan-propaganda/comment-page-3/ ETIKA, INTELEKTUALISME DAN PROPAGANDA
- ^ Boesche, Roger. "Kautilya’s Arthasastra on War and Diplomacy in Ancient India", The Journal of Military History 67 (hal. 9–38), Januari 2003.
- ^ Santosa Sastropoetro, Propaganda: Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa, Bandung: Alumni, 1991, h. 34
- ^ Alfred McClung Lee & Alizabeth Briant Lee, The Fine Art of Prapaganda,
Daftar pustaka
- Altheide, David L. & Johnson, John M. Bureaucratic Propaganda. Boston: Allyn and Bacon, Inc. (1980)
- J. A. C. Brown Techniques of Persuasion: From Propaganda to Brainwashing Harmondsworth: Pelican (1963)
- John H. Brown. "Two Ways of Looking at Propaganda" (2006)
- Combs, James E. & Nimmo, Dan. The New Propaganda: The Dictatorship of Palaver in Contemporary Politics. White Plains, N.Y. Longman. (1993)
- Robert Cole. Propaganda in Twentieth Century War and Politics (1996)
- Robert Cole, ed. Encyclopedia of Propaganda (3 vol 1998)
- Nicholas John Cull, David Culbert, and David Welch, eds. Propaganda and Mass Persuasion: A Historical Encyclopedia, 1500 to the Present (2003)
- Cunningham, Stanley, B. The Idea of Propaganda: A Reconstruction. Westport, Conn.: Praeger. (2002)
- Edward S. Herman & Noam Chomsky. Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media. New York: Pantheon Books. (1988)
- Hindery, Roderick R., Indoctrination and Self-deception or Free and Critical Thought? (2001)
- Jowett, Garth S. dan O'Donnell, Victoria. Propaganda and Persuasion edisi ke-4. Thousand Oaks: CA: Sage (2006)