Perang saudara Kerajaan Muna

artikel daftar Wikimedia


Perang Saudara Kerajaan Muna merupakan perang yang terjadi pada akhir tahun 1700-an, yang melibatkan Kerajaan Muna dan Kerajaan di sekitarnya. Perang ini disebabkan oleh adanya kesalapahaman antara cucu Raja Muna Omputo Sangia yang bernama Wa Ode Kadingke dengan Raja Muna La Ode Sumaeli yang saat itu berkuasa, mengenai aturan adat perkawinan. Perang ini berakhir dengan kemenangan Wa Ode Kadingke, dan dihukum matinya Raja Muna La Ode Sumaeli.

Perang Saudara Kerajaan Muna

Ilustrasi Perang Saudara Kerajaan Muna
Tanggal17xx-1816
LokasiPulau Muna
Hasil Kemenangan Wa Ode Kadingke dan Kematian La Ode Sumaeli
Pihak terlibat
Kerajaan Muna
Kesultanan Buton
Kesultanan Tiworo
Kerajaan Muna
Tokoh dan pemimpin
Wa Ode Kadingke
Daeng Marewa
Sultan Buton La Kopuru
Raja Muna La Ode Sumaeli
Kekuatan
Tidak Diketahui Tidak Diketahui
Korban
Tidak Diketahui Tidak Diketahui



Latar Belakang

Wa Ode Kadingke adalah anak dari Kapitalau Lasehao La Ode Zainal Abidin dan cucu dari Raja Muna La Ode Husaini(Omputo Sangia). Wa Ode Kadingke menikah dengan seorang bangsawan bugis bernama Daeng Marewa. Pernikahan mereka ditentang keras oleh Raja Muna La Ode Sumaeli yang berkuasa saat itu. Penentangan ini diakibatkan oleh kesalapahaman antara Raja Muna La Ode Sumaeli dengan Wa Ode Kadingke mengenai adat perkawinan Muna di masa itu. Raja Muna La Ode Sumaeli menganggap bahwa pernikahan tersebut bertentangan dengan adat dan syariat islam. Akan tetapi Wa Ode Kadingke yang tidak lain adalah cucu Raja Muna Omputo Sangia, tidak menerima hal itu dan mengatakan kepada Raja La Ode Sumaili bahwa perkawinan dalam Islam yang dilihat hanyalah pada sisi ketakwaannya dalam arti seiman dalam Islam dan perkawinan tersebut tetap dilanjutkan sebab Wa Ode Kadingke juga mendapat restu sekaligus dukungan dari Sultan Buton. Raja Muna La Ode Sumaeli terus menentang perkawinan tersebut, sehingga Wa Ode Kadingke pun menyatakan perang terhadap La Ode Sumaeli.

Jalannya Peperangan

Wa Ode Kadingke beserta suaminya Daeng Marewa akhirnya menyatakan perang kepada Raja Muna La Ode Sumaeli. Wa Ode Kadingke meminta bantuan kepada Kesultanan Buton dan Kesultanan Tiworo untuk memerangi Raja Muna saat itu. Wa Ode Kadingke yang mendapatkan bantuan dari Kesultanan Buton,Kesultanan Tiworo dan sebagian rakyat Kerajaan Muna berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Muna yang saat itu dipimpin oleh Raja Muna La Ode Sumaeli. Setelah pasukan Raja Muna La Ode Sumaeli berhasil dikalahkan, Dewan Sara Muna langsung menjatuhkan hukuman cambuk hingga tewas kepada Raja Muna La Ode Sumaeli, Dewan Sara berpendapat bahwa Raja Muna La Ode Sumaeli telah gagal menanggulangi pemberontakan Wa Ode Kadingke

Akibat Peperangan

Setelah Raja Muna La Ode Sumaeli dihukum mati, Dewan Sara Muna pun memutuskan mengangkat putera Wa Ode Kadingke yaitu La Ode Saete sebagai Raja Muna selanjutnya. La Ode Saete yang saat itu masih anak-anak belum mampu mengendalikan roda pemerintahan, sehingga dibantu oleh Bhonto Balano (Perdana Menteri)hingga La Ode Saete dewasa.


Rujukan

  • La Kimi Batoa, 1991, Sejarah Muna, CV Astri Raha