Prasasti Lingga Sukuh

Revisi sejak 20 April 2021 05.32 oleh KeynanPustaka (bicara | kontrib) (menambahkan pranala dalam dan kategori)

Prasasti Lingga Sukuh adalah prasasti berbahan batu andesit berbentuk lingga yang ditemukan di Desa Sukuh, Kelurahan Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Prasasti ini menggunakan aksara Jawa Kuno dan menggunakan bahasa Jawa Pertengahan yang berasal dari sekitar 1400 Masehi.[1] Prasasti ini tersimpan sebagai koleksi Museum Nasional dengan nomor inventaris D.5. Prasasti ini berbentuk lingga karena Candi Sukuh adalah candi bernafaskan aliran ajaran Hindu Saiwa. Prasasti ini secara jelas menggambarkan bentuk penis dengan 4 bola di bagian atas.

Pahatan tulisan pada bagian lingga

Prasasti Lingga Sukuh memiliki dimensi ukuran tinggi 192 cm dengan keliling 177 cm. Terdapat 2 bagian yang memiliki pahatan tulisan. Pahatan tulisan pada bagian lingga terdapat dua baris tulisan yang dibaca dari bawah ke atas. Pada baris pertama terdapat 22 huruf dan di bagian akhir baris ini terdapat 4 motif hiasan berbentuk bunga. Pada baris kedua terdapat 11 huruf dan di bagian akhir baris ini terdapat motif hiasan berbentuk keris mengarah ke atas. Pada bagian ujung keris tersebut terdapat motif gambar matahari. Terdapat motif gambar bulan sabit dan bulatan kecil pada bagian kanan motif gambar matahari.[2]

Pahatan tulisan pada bagian dasar lingga

Pada bagian dasar lingga terdapat 4 baris pahatan tulisan. Pahatan tulisan ini memiliki 2 bingkai persegi. Bingkai persegi pertama memuat pahatan tulisan baris pertama. Bingkai persegi kedua memuat pahatan tulisan baris kedua hingga baris keempat.[3]

Alih aksara[2][3]

Alih aksara pada bagian lingga baris pertama:

biseka hyang bagawan gangga suding laksana purusa sorning rat

Alih aksara pada bagian lingga baris kedua:

wuku tumpék kaliwoning wayang

Alih aksara pada bagian dasar lingga:

1362 Śaka katon karungu brahmana purusa

Alih bahasa[2][3]

Alih bahasa pada bagian lingga baris pertama:

Penobatan Hyang Bagawan Gangga Sudhing (sebagai) tanda (adalah) seorang laki-laki sejati (dari seluruh) intisari yang terbaik di dunia

Alih bahasa pada bagian lingga baris kedua:

Pada saat Sabtu Kliwon wuku Wayang

Referensi

  1. ^ Zoetmulder, P.J. (1985). Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Yogyakarta: Djambatan. 
  2. ^ a b c Darmosoetopo, Riboet (1975–1976). "Komplek Percandian Sukuh dan Sekitarnya". laporan Penelitian Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan di Lereng Barat Gunung Lawu. Proyek PPPT-UGM. 
  3. ^ a b c Muusses, Martha A (1923). "De Soekoeh-Opschriften". TBG. LXII: 496–514.