Vihara Mahacetya Dhanagun

vihara di Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Revisi sejak 22 April 2021 13.15 oleh Eriza Yulianti (bicara | kontrib) (Menambahkan kalimat "Bentuk dasar dari bangunan vihara ini adalah Miao, yaitu bentuk bangunan yang seluruh bangunannya tertutup kecuali di tengah-tengah bangunan yang terdapat atap terbuka. Di tempat yang terbuka ini terdapat ruang untuk melakukan sembahyang menghadap ke Thian. Sedangkan altar utama terdapat di tengah-tengah dinding belakang. Bentuk dasar vihara ada dua, yaitu Miao dan Gung-gung yang disebut pula bentuk istana; “bentuk bangunannya secara keseluruhan tertutup dan di tengah-tengah)

Vihara Mahacetya Dhanagun atau yang lebih dikenal dengan nama Hok Tek Bio adalah sebuah tempat peribadatan etnis tiongkok bagi 3 aliran kepercayaan yaitu, Tao, Budha dan Konghucu. Vihara Hok Tek Bio berada di Jalan Surya Kencana No.1, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Timur. [1] Direktorat Purbakala dan Permuseuman memasukkan vihara Dhanagun ke nomor empat dari sepuluh daftar kelenteng kuno di Jabodetabek pada tahun 2002.[2] Hal tersebut membuat vihara Hok Tek Bio menjadi sebuah cagar budaya di kota Bogor. Hok Tek Bio ini memiliki arti nama “Tempat Kebijakan Dewa” Yang berasal dari kata Hok yang berarti dewa, Tek adalah kebijakan, dan Bio adalah tempat.[3]

Sejarah

Dibangunnya vihara Hok Tek Bio ini tak lepas dari keberadaan etnis Tionghoa ke Indonesia khususnya Bogor. Zaman dahulu, para pedagang dari Belanda dan Tiongkok datang ke Batavia dan  terjadi suatu persaingan yang kemudian pecah perang pada tahun 1740. Ketika itu, pedagang Belanda didukung oleh pemerintahan kolonial Belanda. Dan untuk mengendalikan situasi, Pemerintahan Belanda mendirikan kampung-kampung etnis agar gampang diawasi.

Pada tahun 1853, Gubernur Jendral JC Baud mengatur zona atau wilayah permukiman yang dinamakan Wijkenstelsel yang membagi wilayah permukiman berdasarkan kelompok etnis tertentu. Tujuannya untuk memudahkan pemerintah kolonial mengontrol masyarakat agar tidak bercampur dengan masyarakat lain. Kebijakan ini melarang etnis Tionghoa tinggal di tengah kota.

Oleh Belanda, semua etnis itu dikotak-kotakan untuk mencapai tujuan mereka, politik adu domba agar satu sama yang lain tidak ada kerukunan. Selain itu pemerintah kolonial Belanda memberlakukan aturan pemisahan agar etnis tionghoa tidak menikah dengan pribumi. Akhirnya etnis Tionghoa tersebut pindah ke kota Bogor dan membangun perkampungan kecil untuk keluarga semua etnis yang saat ini dikenal dengan daerah pecinan Bogor. Dari perkumpulan itulah akhirnya orang-orang Tionghoa mendirikan sebuah kuil. Berdasarkan peristiwa perpindahan etnis Tionghoa tersebut diperkirakan kelenteng ini dibangun pada awal abad 18 M

Bangunan

Orientasi untuk bangunan vihara, biasanya berada pada arah utara atau selatan. Hok Tek Bio terletak di sebelah utara kawasan Pecinan yang dianggap sebagai dudukan, karena naga bersemayam di utara. Sedangkan selatan dianggap sebagai samudera, sumber air dan sumber kehidupan. Dengan kata lain, Jalan Suryakencana dianggap sebagai jalur naga, dan Kelenteng Hok Tek Bio dianggap sebagai kepalanya.

Bentuk dasar dari bangunan vihara ini adalah Miao, yaitu bentuk bangunan yang seluruh bangunannya tertutup kecuali di tengah-tengah bangunan yang terdapat atap terbuka. Di tempat yang terbuka ini terdapat ruang untuk melakukan sembahyang menghadap ke Thian. Sedangkan altar utama terdapat di tengah-tengah dinding belakang. Bentuk dasar vihara ada dua, yaitu Miao dan Gung-gung yang disebut pula bentuk istana; “bentuk bangunannya secara keseluruhan tertutup dan di tengah-tengahnya terbuka. "Tempat tertutup disediakan untuk menempatkan altar utama sehingga di sepanjang dinding utamanya terdapat altar”

Vihara ini memiliki luas bangunan 635,50 m2 dan luas area 1.241,25 m² yang terdiri dari beberapa bagian yakni, halaman, bangunan utama, dan bangunan tambahan. Pada bagian atas vihara, yaitu atap hubungan, terdapat dua ekor naga yang saling berhadapan, dengan masing-masing menghadap ke cu (mustika) yang ada di tengah bubungan. Di kedua ujung bubungan terdapat hiasan berbentuk ikan dan sulur-suluran dengan motif teratai. Bangunan utama dibagi dalam 3 bagian yakni, teras, ruang tengah dan ruang suci utama. Ruang tengah adalah bangunan untuk tempat meletakkan altar bagi Thian. Pada ruang suci utama terdapat tiga altar dari kayu dengan patung-patung. Ruang suci utama ini juga letaknya lebih tinggi daripada ruang tengah.[4]

Referensi

  1. ^ "Vihara Mahacetya Dhanagun-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". www.disparbud.jabarprov.go.id. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber. "Menengok Dhanagun, Wihara Berusia 3 Abad di Bogor". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  3. ^ lovelybogor.com https://lovelybogor.com/vihara-dhanagun-bogor/. Diakses tanggal 2021-04-21.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ Burhanudin, Dede (2018). "Vihara Dhanagun dan Komunikasi Budaya di Kota Bogor". Jurnal Lektur Keagamaan. 16 (1): 159–194. doi:10.31291/jlk.v16i.485.