Budaya peretas
Budaya peretas atau populer disebut hacker culture adalah budaya kelainan individu atau kelompok dalam menikmati hasil karya dan melanggar batas hak cipta dengan menyebarkannya secara gratis. Budaya peretasan hasil karya ini dimulai pada tahun 1960 pada awal generasi komputer tercipta. Kala pertama tersebut kegiatan peretasan berupa[apa contohnya?]
Latar sejarah
Budaya peretas awal mulanya menggunakan istilah penyelia mahir bidang komputasi. Seperti asal istilahnya, budaya peretas lahir di Institut Tekonologi Massachusetts, Amerika Serikat.[1] Dimana di lembaga pendidikan tersebut memiliki kekhususan bidang teknologi komputasi.
Perkembangan kultur budaya peretas
Peretasan berkembang dari hanya meretas peralatan aplikasi untuk dijadikan peralatan gratis, menjadi peretasan konten materi berlisensi hak cipta. Peretasan semakin meningkat pada zaman perkembangan konten multimedia ini. Konten berlisensi hak cipta seperti gambar, suara, hingga gambar bergerak menjadi objek peretasan[2]. Peretasan pertama kali objek multimedia terjadi melalui laman archive.org dan laman berkonsep media sosial bentuk khusus friendster.com dan myspace.com [3].
Laman Archive atau yang secara umum disebut Internet Archive menjadi perpustakaan digital pertama pada laman internet. Lamani ini menyajikan berbagai macam bentuk dokumen, aplikasi, multimedia, hingga layanan komputasi awan (lazim disebut cloud storage) untuk menyimpan dokumentasi.
Referensi
- ^ "A Brief History of Hacker Culture". Cyber Security Education Guides. Diakses tanggal 24 April 2021.
- ^ "Hacking Culture". Hacking Culture. Diakses tanggal 24 April 2021.
- ^ Yusuf, Oik (19 Maret 2019). "Koleksi Musik 12 Tahun Lenyap dari Myspace". Kompas. Diakses tanggal 24 April 2021.