Budaya peretas

Revisi sejak 24 April 2021 15.47 oleh Adhi Kurniawan (bicara | kontrib) (Konsep psikologikan pelaku budaya peretas)

Budaya peretas atau populer disebut hacker culture adalah budaya kelainan individu atau kelompok dalam menikmati hasil karya dan melanggar batas hak cipta dengan menyebarkannya secara gratis. Budaya peretasan hasil karya ini dimulai pada tahun 1960 pada awal generasi komputer tercipta. Kala pertama tersebut kegiatan peretasan berupa pembuatan salindia kode program yang telah berhasil untuk dikembangkan ke program yang sedang dibangun[1].

Latar sejarah

Budaya peretas awal mulanya menggunakan istilah penyelia mahir bidang komputasi. Seperti asal istilahnya, budaya peretas lahir di Institut Tekonologi Massachusetts, Amerika Serikat.[2] Dimana di lembaga pendidikan tersebut memiliki kekhususan bidang teknologi komputasi.

Konsep psikologikal pelaku budaya peretas

Keilmuan psikologi pernah mempelajari latar belakang para pelaku budaya peretas yang teridentifikasi. Telah ditemukan simpul klasifikasi latar belakang kenapa mereka para pelaku memelihara perilaku yang mengkonstruksi budaya peretas. Klasifikasi pertama, para pelaku budaya peretasan menerapkan teori dramaturgi. Dimana perilaku apa yang ditampakkan pada umum berbeda dengan perilaku sehari-hari. Sebagai contoh, seorang pelaku budaya peretas di depan khalayak umum berharap tidak ingin dipuji. Namun apabila melancarkan aksinya sebagai peretas, mempunyai keingian untuk menjadi tenar dan dipuji[3].

Klasifikasi yang kedua adalah model Robin Hood[4].

Perkembangan kultur budaya peretas

Peretasan berkembang dari hanya meretas peralatan aplikasi untuk dijadikan peralatan gratis, menjadi peretasan konten materi berlisensi hak cipta. Peretasan semakin meningkat pada zaman perkembangan konten multimedia ini. Konten berlisensi hak cipta seperti gambar, suara, hingga gambar bergerak menjadi objek peretasan[5]. Peretasan pertama kali objek multimedia terjadi melalui laman archive.org dan laman berkonsep media sosial bentuk khusus friendster.com dan myspace.com [6].

Laman Archive atau yang secara umum disebut Internet Archive menjadi perpustakaan digital pertama pada laman internet. Lamani ini menyajikan berbagai macam bentuk dokumen, aplikasi, multimedia, hingga layanan komputasi awan (lazim disebut cloud storage) untuk menyimpan dokumentasi.

Referensi

  1. ^ Hartel, Greg (September 2017). Where Did Hacker Culture Come From?. Forbes Magazine LLC. hlm. 24–26. 
  2. ^ "A Brief History of Hacker Culture". Cyber Security Education Guides. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  3. ^ Cole, Nicki Lisa (14 Juli 2019). "Goffman's Front Stage and Back Stage Behavior". thoughtco.com. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  4. ^ "Robin Hood Merriam-Webster.com Dictionary". Merriam-Webster.com Dictionary. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  5. ^ "Hacking Culture". Hacking Culture. Diakses tanggal 24 April 2021. 
  6. ^ Yusuf, Oik (19 Maret 2019). "Koleksi Musik 12 Tahun Lenyap dari Myspace". Kompas. Diakses tanggal 24 April 2021.