Gurem ayam

Revisi sejak 30 April 2021 10.03 oleh Sipaw3310 (bicara | kontrib) (Merapihkan artikel)

Gurem atau kutu unggas merupakan jenis parasit yang masuk dalam kategori Ektoparasit. Dampak yang ditimbulkan dari serangan ektoparasit ini cukup serius bagi kelangsungan usaha peternakan terutama ternak unggas.

Sesuai dengan pernyataan Virgilius et al (2020) yang menyebutkan bahwa dampak dari investasi Ektoparasit pada tubuh ayam terbukti nyata menurunkan produktivitas ternak bahkan kematian. Sehingga berpotensi merugikan para pelaku usaha peternakan dalam skala besar.

Jenis Ektoparasit yang biasanya paling sering menumpang (menjadi parasit) pada tubuh unggas adalah jenis Ornithonyssus bursa atau biasa dikenal dengan nama Gurem / Tungau. Biasanya, hama ini cenderung menyerang ternak unggas yang sedang mengerami telurnya.

Hama ini bisa dikategorikan sebagai parasit yang hidupnya berada berada diluar tubuh inangnya (unggas). Meski berada diluar tubuh inangnya, namun hama ini bertahan hidup dengan cara menghisap darah inangnya. Hal inilah yang menyebabkan beberapa kasus anemia pada ternak unggas.

Selain itu, Hadi dan Soviana (2010) juga menambahkan bahwasanya terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada penyebaran ektoparasit ini diantaranya suhu, lingkungan, kontak antar spesies yang sakit dan manajemen pembudidayaan yang kurang efektif.

Cara hidup hama ini adalah berpindah-pindah dari satu ternak ke ternak lainnya. Bahkan tak jarang juga hinggap di dinding kandang, langit-langit kandang, lantai, dan tempat ayam mengeram. Siklus hidup gurem / tungau unggas ini dimulai dari fase telur, larva, nimfa dan dewasa. Ketika sudah dewasa, hama ini akan bereproduksi dengan meletakkan telur-telurnya pada bulu ayam dan sarang ayam mengeram.

Selain ayam, hama gurem juga bisa menginfeksi unggas lainnya seperti bebek, entok, angsa, burung dara, burung puyuh dan unggas lainnya. Ciri dari unggas yang sudah terinfeksi hama ini bermacam-macam mulai dari gelisah, terlihat tidak nyaman, gatal-gatal, iritasi (kulit merah), nafsu makan menurun, produktivitas menurun, anemia bahkan tak jarang juga menyebabkan kematian.

Menular ke manusia

Parasit yang memiliki bentuk menyerupai kutu / tungau ini ukuran tubuhnya sangat kecil yaitu berukuran kurang dari 1 mm dan hampir tidak terlihat oleh kasat mata. Hal inilah membuat parasit ini sangat mudah untuk pindah dari ternak ke ternak lainnya ataupun dari ternak ke manusia.

Apabila manusia sudah terserang parasit ini, maka akan terjadi gatal-gatal pada kulit, iritasi bahkan kutu / tungau ini berpotensi menjadi vektor pembawa penyakit lainnya ke dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, penting bagi peternak untuk selalu menggunakan sarung tangan, sepatu boat, baju kandang dan masker sebagai langkah pencegahan tertular hama ini.

Langkah pencegahan

Meskipun hama ini masih terus menghantui para pelaku usaha peternakan unggas, namun ada beberapa langkah pencegahan untuk meminimalisir penyebaran parasit ini. Salah satunya dengan memperketat biosecurity dan sanitasi kandang.

Dalam menerapkan biosecurity dan sanitasi kandang yang ketat, tentunya dibutuhkan kesadaran dari seluruh peternak. Adapun kegiatan tersebut meliputi membatasi lalu lintas manusia, lalu lintas kendaraan, lalu lintas ternak liar dan selalu menjaga kebersihan seluruh area kandang.

Selain itu, langkah pencegahan lainnya juga harus dioptimalkan seperti memisahkan ayam yang sedang mengeram, mengevaluasi kualitas sirkulasi udara (tungau suka kelembaban tinggi), mengevaluasi intensitas cahaya (tungau tidak tahan terhadap panas terik matahari). Langkah-langkah ini akan mampu meminimalisir penyebaran hama gurem dalam kandang.

Pengendalian

Salah satu cara ampuh dalam mengendalikan hama gurem ini adalah menggunakan akarisida. Akarisida merupakan kelompok pestisida yang ampuh dalam membasahi ektoparasit. Berbagai jenis akarisida yang paling sering digunakan oleh peternak adalah sipermetrin, kumafos, malathion, karbaril dan lainnya (sesuai dosis anjuran). Semua jenis akarisida tadi merupakan akarisida sintetik yang memiliki efek negatif seperti residu yang menempel pada daging dan telur, resistensi ektoparasit terhadap akarisida, membunuh musuh alami gurem dan mencemari lingkungan sekitar.

Selain itu, kita juga bisa menggantikan akarisida dengan bioakarisida. Bioakarisida merupakan akarisida yang berasal dari bahan alami. Meskipun alami, efektivitas bioakarisida tidak kalah dengan akarisida pabrikan. Salah satu bahan alami untuk mendapatkan bioakarisida adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea). Sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh Virgilius et al (2020) yang membuktikan bahwa konsentrasi ekstrak daun biduri 6 g/l efektif mereduksi populasi gurem ayam hingga mencapai 100%.

Dengan mengedepankan efektivitas pestisida yang terbuat dari bahan alami, tentunya masih terdapat beberapa tanaman lainnya yang bisa dijadikan pestisida alami untuk menanggulangi hama gurem ini seperti air daun tembakau. Seperti yang kita ketahui bersama jika tembakau mengandung zat nikotin yang cukup berbahaya bagi manusia.

Nikotin ini bisa kita manfaatkan untuk membasmi serangga. Selain murah dan praktis, cara membuatnya juga terbilang mudah yaitu dengan merendam daun tembakau sebanyak 3 ons ke dalam air hangat sebanyak 1 liter, lalu diamkan selama 24 jam. Keesokan harinya, barulah larutan ini bisa dipakai sebagai pestisida alami untuk menyemprot seluruh area kandang yang terindikasi terserang hama gurem.

Referensi

Kedang, V.M.K, Rama, A.R, Idho, A.A.K, Upik, K.H. 2020. Uji Potensi Ekstrak Daun Biduri (Calotropis gigantea) sebagai Akarisida terhadap Infestasi Gurem (Ornithonyssus bursa) Pada Ayam Buras. Jurnal Medik Veteriner. Vol 3 No 2 Hal 208 - 215.

Hadi, U.K, Soviana, S. 2010. Ekoparasit: Pengenalan, Identifikasi dan Pengendaliannya. IPB Press, pp: 1 - 6.

https://ulahkita.com/obat-gurem-ayam/ Cara Mengatasi Gurem Pada Ayam. Beserta Cara Membuat Obatnya.

http://info.medion.co.id Mengatasi Kutuan Yang Mengganggu.

http://bbppkupang.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/post/tips-mengatasi-hama-gurem-pada-ayam. Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang. Kementerian Pertanian. Diakses pada tanggal 30 April 2021 Jam 07.15 WIB.