Gempa bumi Laut Maluku November 2019

0°31′23″N 126°11′56″E / 0.523°N 126.199°E / 0.523; 126.199

Gempa bumi Laut Maluku November 2019
Gempa bumi Laut Maluku November 2019 di Indonesia
Gempa bumi Laut Maluku November 2019
Waktu UTC2019-11-14 16:17:41
ISC
USGS-ANSS
Tanggal setempat14 November 2019; 4 tahun lalu (2019-11-14)
Waktu setempat23:17:41 WIT
Lama58 Detik
Kekuatan7,7 Mw
Kedalaman7,2 km (4,5 mi)
Episentrum1°40′N 126°23′E / 1.67°N 126.39°E / 1.67; 126.39
Jenisgempa akibat pergerakan zona subduksi Laut Maluku
Wilayah bencanaKepulauan Halmahera Dan Pulau Sulawesi  Indonesia
Kerusakan totalTotal Rumah Rusak=78.223 Rumah Rusak Berat,67.666 Rumah Rusak Sedang,71.901 Rumah Rusak Ringan,Total Kerugian=Rp 12 Triliun/$ 828 Juta
Intensitas maks.XI (Ekstrem)
Percepatan puncak1,27 g
Kecepatan puncak119 cm/s
TsunamiYa (10 m (33 ft) Di Pesisir Timur Sulawesi Utara,Dan 19 m (62 ft) Di Pesisir Barat Jailolo Dan Halmahera Barat)
LandslidesYa (Di Gunung Gamalama Dan Gunung Sempu
Gempa awalYa (6,0 Mw)
Gempa susulan28 kali (Maks. 5,9 Mw)
Korban8.901 orang tewas (Di Maluku Utara).

8.833 orang tewas (Di Sulawesi Utara).

7.045 orang luka Berat.

11.927 orang luka ringan.

total korban tewas=17.734 orang tewas.

total korban luka=18.972 orang luka-luka.

Gempa bumi Laut Maluku November 2019 adalah sebuah gempa bermagnitudo 7,7 yang melanda perairan Laut Maluku, Indonesia pada tanggal 14 November 2019, Pukul 23.17 WIB, Pusat gempa berada di 134 km barat laut Jailolo, Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara dengan kedalaman 7,2 km (4,5 mi), Guncangan gempa ini dirasakan hingga Manado serta Gorontalo dan berpotensi tsunami.

Guncangan gempa bumi

Gempa bumi ini berpusat di perairan Laut Maluku sekitar pusat gempa bermagnitudo 7,0 pada bulan Juli di tahun yang sama. Guncangan gempa kali ini terjadi pada pukul (22.17.41 WITA/UTC+8)/(23.17.41 WIT/UTC+9),dan dirasakan di seluruh provinsi Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara dengan durasi sekitar kurang lebih 58 Detik. Guncangan gempa ini dapat dirasakan VIII-IX MMI di Kota Bitung dan Kota Manado. Kemudian di Kota Ternate, Jailolo, Minahasa, Minahasa Utara, Gorontalo berupa guncangan VIII-X MMI serta.VII MMI di Kabupaten Buol.

Tsunami

Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi tsunami oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pesisir Sulawesi Utara bagian timur dan selatan yakni wilayah Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan dan barat, Kota Ternate, dan Halmahera Barat. Menurut monitoring muka air laut milik BMKG menunjukan kemunculan sebuah gelombang air laut raksasa akibat dari kejadian gempa besar yang terjadi sekitar 1 menit 43 detik sebelum tsunami (22.17 WITA/UTC+8)/(23.17 WIT/UTC+9).gelombang tsunami muncul pada pukul (22.20 WITA/UTC+8)/(23.20 WIT/UTC+9) di perairan laut Maluku dan menghantam semua pesisir yang berbatasan langsung dengan laut Maluku,laut Banda,dan laut Sulawesi Utara,di perairan laut Sulawesi Utara gelombang tsunami setinggi 10 m (33 ft) (22.20 WITA/UTC+8),di perairan laut Jailolo,Ternate,dan Halmahera barat gelombang tsunami setinggi 19 m (62 ft) (23.20 WIT/UTC+9),dan di perairan laut Bitung gelombang tsunami setinggi 8 m (26 ft) (22.20 WITA/UTC+8)[1].Tsunami Menghantam Ke Pedalaman Di Darat Sejauh 523 m (1.716 ft) di Sulawesi Utara, 935 m (3.068 ft) di Ternate,Jailolo,dan Halmahera barat,400 m (1.300 ft) di Bitung,Tsunami mulai surut pada pukul (00.50 WITA/UTC+8)/(01.50 WIT/UTC+9).Peringatan dini tsunami akibat gempa bumi ini diakhiri pada pukul 01.45 WITA/02.45 WIT, Tanggal 15 November 2019 atau 55 menit setelah bencana alam ini berakhir [2]

Penyebab gempa

Dilihat dari episentrum dan kedalamannya, gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada lempeng laut Maluku. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan dengan mekanisme sesar naik atau thrust fault akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur. Sehingga lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.

Referensi

Pranala luar