Majelis Negara Brunei

Revisi sejak 12 Mei 2021 18.48 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Majelis Negara Brunei (bahasa Melayu: Majlis Mesyuarat Negara Brunei (مجليس مشوارت نڬارا بروني)) adalah salah satu lembaga di Brunei Darussalam, yang difasilitasi oleh Departemen Dewan Negara, yang terinspirasi oleh Dewan Rakyat Britania Raya. Didirikan berdasarkan pada Pasal 23 Konstitusi Brunei tahun 1959 dan anggotanya ditunjuk berdasarkan pada Pasal 24.

Majlis Mesyuarat Negara Brunei

مجليس مشوارت نڬارا بروني
Coat of arms or logo
Jenis
Jenis
MajelisMonarki, Nonpartisan
Pimpinan
Ketua
Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman bin Dato Setia Haji Mohamed Taib, Nonpartisan
Komposisi
Anggota32 anggota
Partai & kursi
Kesultanan Brunei
Nonpartisan
KomisiTidak ada
Tempat bersidang
Gedung Majlis Mesyuarat Negara Brunei,
Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Situs web
Majlis Mesyuarat Negara Brunei
L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Gedung Majlis Mesyuarat Negara Brunei

Majelis Negara Brunei ini dipimpin oleh seorang Ketua yang ditunjuk oleh Sultan Hassanal Bolkiah, berdasarkan Pasal 37 Konstitusi dan dipilih dari Anggota Dewan atau bukan Anggota Dewan...

Fungsi utama dari Majelis Negara Brunei adalah sebagai berikut:

  1. Untuk menyetujui dan menjalankan amendemen undang-undang;
  2. Untuk menyetujui anggaran pemerintah dan untuk menetapkan batasan keuangan;
  3. Untuk membahas dan menyetujui mosi (proposal);
  4. Untuk memeriksa kebijakan pemerintah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Legislatif.

Sidang Majelis ini diadakan setiap tahun pada bulan Maret untuk membahas dan menyetujui anggaran tahunan dan perkiraan pendapatan.

Sejarah

Sejak 21 Oktober 1959 sampai 12 Februari 1984, Majelis ini mengadakan 32 rapat. Rapat pertama Majelis diselenggarakan pada 21 Oktober 1959 di Lapau. Rapat terakhir Majelis adalah Rapat Pembahasan Anggaran ke-21. Sebelum Negara Brunei merdeka, rapat diadakan di Gedung Dewan Majlis, Bandar Seri Begawan. Masa jabatan di Majelis selama 5 tahun sesuai dengan Pasal 55 (2) Konstitusi Brunei 1959.

Pada tanggal 13 Februari 1984, Dewan Negara dibubarkan oleh Sultan. Majlis Mesyuarat Negara Brunei didirikan kembali dengan sistem lama pada tanggal 25 September 2004. Majelis itu dibubarkan pada tanggal 1 September 2005 dan didirikan kembali pada tanggal 2 September 2005 sesuai dengan ketentuan baru pada Konstitusi Brunei yang telah diamendemen tahun 2005.

Manajemen Majelis Negara Brunei dikelola oleh Panitera Majelis Negara Brunei untuk membantu dan menyarankan Ketua Majelis dalam hal mengatur rapat sesuai dengan aturan rapat. Panitera dan Wakil Panitera mempunyai peran yang sama seperti para Anggota Majelis. Pengelolaan Majelis didukung sepenuhnya oleh seluruh Pejabat dan staf dari Departemen Dewan Negara.

Rapat majelis terbuka untuk umum, dan masyarakat dapat melihat sidang majelis dan mengamati mereka bersidang.

Prosedur dan praktik legislatif

Fungsi utama dari Majelis Negara Brunei adalah sebagai penasihat Pemerintah dengan memeriksa kebijakan Pemerintah dan implementasinya, misalnya penyusunan undang-undang, menyetujui anggaran Pemerintah dan pendapatan per tahun untuk rencana pembangunan negara, serta pemeriksaan pajak.

Berbeda dengan Kabinet Menteri, Majelis Negara Brunei memungkinkan setiap anggota untuk mengajukan RUU atau mosi untuk pembahasan. Namun RUU untuk dibahas atau disetujui memerlukan persetujuan dari Kabinet Menteri. Dengan pengecualian untuk keadaan tertentu, setiap RUU yang akan disampaikan dalam rapat harus diterbitkan pada lembaran negara, untuk masyarakat umum dalam jangka waktu setidaknya empat belas hari. Demikian pula, jika anggota ingin menanyakan secara lisan atau tertulis, maka pertanyaan tersebut perlu dikirim ke Panitera tujuh hari sebelum pertanyaan diajukan agar pertanyaan tersebut diarsipkan dalam dokumen. Metode ini juga memungkinkan Pemerintah untuk melakukan persiapan. Jika ada tidak puas dengan respons yang diberikan oleh pemerintah, dengan izin dari Ketua Majelis, aggota majelis diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan ke pertanyaan awal.

Rapat Majelis dilakukan berdasarkan dengan sistem yang sama yang digunakan oleh Dewan Legislatif atau parlemen di negara-negara Persemakmuran, seperti pada Dewan Rakyat Britania Raya. RUU harus melalui empat tahap, yaitu Pembahasan RUU Pertama, Pembahasan RUU Kedua, tahap Komisi, dan Pembahasan RUU Ketiga. Pembahasan Pertama dilakukan setelah Anggota Majelis yang mengajukan RUU meminta izin Ketua untuk melakukan Pembahasan, setelah itu anggota meminta izin lagi kepada Ketua untuk melakukan Pembahasan Kedua dan pada waktu yang sama anggota akan menjelaskan alasan RUU diajukan. RUU hanya akan dibahas setelah mendapat dukungan dari setidaknya satu dari Anggota Majelis. Pada tahap ini, pembahasan difokuskan pada kebutuhan dan kelayakan RUU dan dampaknya terhadap bangsa. Setelah itu, diadakan pemungutan suara jika izin untuk melakukan Pembahasan Kedua diperoleh. Dengan demikian semua Anggota Majelis akan menjadi suatu komisi untuk mempertimbangkan dan mendiskusikan RUU.

Pada tahap ini, RUU itu akan ditentukan apakah didukung, ditolak, atau diubah oleh Anggota Majelis. Setelah Komisi selesai mempertimbangkan dan membahas RUU, Anggota yang mengajukan RUU akan mengajukan izin Pembahasan Ketiga ke Ketua sebelum pemungutan suara. Ketika hasil pemungutan suara menyatakan mendukung RUU, maka RUU tersebut disetujui. Namun RUU ini hanya akan menjadi undang-undang dan berlaku saat ditandatangani oleh Sultan Brunei Darussalam.

Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, Sultan Brunei Darussalam diperbolehkan untuk menolak RUU yang disahkan oleh Dewan Legislatif, dan sebaliknya. Meskipun RUU ditolak oleh Majelis, jika diperlukan oleh Sultan Brunei Darussalam, itu dapat disahkan menjadi undang-undang. Semua RUU yang telah disetujui atau ditolak oleh Sultan akan diterbitkan dalam lembaran negara.

Struktur Majlis Mesyuarat Negara Brunei

Saat ini, ada 32 anggota di Majlis Mesyuarat Negara Brunei:

1. Perdana Menteri Brunei; Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan Brunei Darussalam;

2. Menteri Senior; Al-Muhtadee Billah, putra Mahkota Brunei Darussalam

3. Para Menteri;

4. Bangsawan;

5. Tokoh penting;

6. Perwakilan dari empat (4) Distrik di Brunei

Anggota

  1. Sultan H. Hassanal Bolkiah;
    Yang di-Pertuan Negara, Perdana Menteri, Menteri Pertama Keuangan dan Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan
  2. Putra Mahkota H. Al-Muhtadee Billah
    Menteri Senior di Kabinet
  3. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Suyoi bin Hj. Osman
    Menteri Pendidikan
  4. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Zulkarnain bin Hj. Hanafi
    Menteri Kesehatan
  5. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Bahrin bin Hj. Abdullah
    Menteri Pembangunan
  6. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Awang Mustafa bin Hj. Sirat
    Menteri Komunikasi
  7. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Ali bin Hj. Apong
    Minister Perindustrian
  8. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Abdul Rahman bin Hj. Ibrahim
    Menteri Kedua Keuangan
  9. Yang Terhormat. Pehin Dato Lim Jock Seng
    Menteri Kedua Luar Negeri dan Perdagangan
  10. Yang Terhormat. Pehin Kol. Rtd. Dato Dr. H. Mohammad Yasmin bin Hj. Umar
    Menteri Energi
  11. Yang Terhormat. Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz H. Awang Badaruddin bin Hj. Awang Osman
    Menteri Agama
  12. Yang Terhormat. Pehin Dato Dr. H. Awang Abu Bakar bin Hj. Apong
    Menteri Dalam Negeri
  13. Yang Terhormat. Pehin Dato H. Halbi bin Hj. Muhammad Yusuf
    Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga
  14. Yang Terhormat. Pengiran Dr. H. Mohd. Yusuf bin Pengiran Abdul Rahim
  15. Yang Terhormat. Dato Imam H. Awang Abdul Hamid bin Bakal
  16. Yang Terhormat. Dato H. Yaakub bin Pehin Dato H. Zainal
  17. Yang Terhormat. Dato Goh King Chin
  18. Yang Terhormat. H. Othman bin Uking
  19. Yang Terhormat. Datin Salbiah binti Haji Sulaiman
  20. Yang Terhormat. Dato H. Abdullah bin Dato H. Mohd. Jaafar
  21. Yang Terhormat. H. Ahmad Morsidi bin Pehin H. Awang Abdul Rahman
  22. Yang Terhormat. H. Zulkipli bin H. Abdul Hamid
  23. Yang Terhormat. Datin Hjh. Zasia binti Sirin
  24. Yang Terhormat. H. A. Ahmad bin Husain
    Kepala Mukim Berakas A, Brunei-Muara
  25. Yang Terhormat. H. Gapor bin Karim
    Kepala Belimbing, Kota Batu, Brunei-Muara
  26. Yang Terhormat. Hj. Tahamit bin Hj. Nudin
    Kepala Mukim Gadong A, Brunei-Muara
  27. Yang Terhormat. Hj. Jumat bin Akim
    Kepala Putat, Mukim Lumapas, Brunei-Muara
  28. Yang Terhormat. Hj. Mohd. Shafiee bin Ahmad
    Kepala Lumut, Liang, Belait
  29. Yang Terhormat. Hj. Mohd. Yusof bin Dulamin
    Kepala Mumong, Kuala Belait, Belait
  30. Yang Terhormat. Dato Hj. Muhammad Taha bin Abdul Rauf
    Kepala Mukim Keriam, Tutong
  31. The Hon. Hj. Ramli bin Hj. Lahit
    Kepala Mukim Telisai, Tutong
  32. The Hon. Hj. Sulaiman bin Hj. Ahad
    Kepala Belingos, Bangar, Temburong

Ex officio

  1. Yang Terhormat. H. Abdul Rahman bin H. Mohamed Taib
    Ketua Majelis
  2. Yang Terhormat. H. Judin bin H. Asar
    Panitera I

Konferensi internasional dan regional

Majlis Mesyuarat Negara Brunei juga aktif dalam menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan dan konferensi internasional dan regional sebagai berikut:

  1. Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA)
  2. Komite pencari Fakta AIPA (AIFOCOM) untuk Memerangi Narkoba
  3. AIPA CAUCUS
  4. Forum Parlemen Asia-Pasifik (APPF)
  5. Asosiasi Parlemen Persemakmuran (CPA)
  6. Uni Inter-Parlemen (IPU) [1]
  7. Konferensi Parlemen Global Melawan Korupsi (GOPAC) [2]

Brunei merupakan pengamat khusus AIPA sejak tahun 1993. Pada tahun 2009. Brunei Darussalam menjadi anggota penuh dari AIPA pada Sidang Umum ke-30 AIPA di Pattaya, Thailand. Pada tahun 2013, Brunei Darussalam menjadi tuan rumah Sidang Umum AIPA ke-34. Isu- yang dibahas dalam sidang AIPA mencakup Politik, Ekonomi, Sosial dan isu yang berkaitan dengan perempuan di tingkat regional dan internasional.

Gedung

Majelis berkantor di gedung neoklasik "Dewan Majilis Baru". Kompleks pemerintahan selesai pada tahun 2007 di ibu kota Bandar Seri Begawan.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Inter-Parliamentary Union (IPU)
  2. ^ Global Conference of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC)
  3. ^ "Brunei". places-of-power.org A Wiki on National Parliament Buildings Worldwide. Diakses tanggal 2016-01-06.