Mohammad Rasjad lahir di Kota Gedang (Fort de Kock) pada tanggal 29 November 1866. Ayahnya bernama Leman Soetan Palindih, dan ibunya bernama Boenta (Toeo Oeak). Mohammad Rasjad adalah seorang putra nagari dari Tubir Ngarai Sianok yang pernah mengemban pendidikan sekuler di Fort de Kock. Seperti yang sudah sering menjadi buah mulut orang banyak, Koto Gadang adalah nagari yang melahirkan banyak tokoh penting dan orang pandai di zaman saisuak.

Karir

Mohammad Rasjad dalam jajaran BB kolonial dimulai pada tanggal 12 Juni 1883, dimana ketika Ia diterima menjadi Boekbinder di kantor Keresidenan Fort de Kock. Kemudian Ia dipromosikan menjadi Inlandsch Schrijver di kantor Controleur Alahan Panjang dengan merangkap sebagai Adjunct Djaksa. Pada Bulan Agustus 1892, Ia diangkat menjjadi Pakhuismeester di Simpang Tonang. Pada Bulan Januari 1897 menjadi Adjunct Djaksa di Rao. Pada bulan September 1900 menjadi Adjunct Djaksa di Talu. Pada Bulan Oktober 1903 kemudian, Ia dipromosikan menjadi Adjunct Hoofddjaksa Landraad di Padang. Pada Januari 1906 beliau menjadi Djaksa Landraad di Padang Panjang. Bulan April 1910 menjadi Hoofddjaksa Landraad di Jambi. Pada Bulan Januari 1913, Ia menjadi Districtshoofd di Jambi, dan pada bulan Juli tahun 1914, Ia ditunjuk menjadi Hoofddjaksa Landraad di Medan.

Masa Tua

Pada tanggal 12 Juli 1923, Mohammad Rasjad resmi pensiun dari “Djabatan Gouvernement, setelah berdinas kurang lebih 40 tahun lamanya. Foto ini diambil saat perayaan perpisahannya sebagai Hoofddjaksa Landraad di Medan. Pada tanggal 12 Juli 1923 itulah “Diadakanlah Perajaan Gelar sebagai Maharadja Soetan, Jaïtoe atas Oesaha Padoeka Toean J. M. Ruyschaver, Controleur Beneden Deli dan Padoeka Toean Mr. H. H. Kemink, President Landraad Medan”.

Referensi

Suryadi – Leiden, Belanda | Singgalang, Minggu, 23 Agustus 2015 (Sumber foto: Pandji Poestaka, No. 37, tahoen I, 13 September 1923:1)

Pandji Poestaka, No. 37, tahoen I, 13 September 1923:1-2

Koran De Sumatra Post (Medan) edisi 19 September 1929