Waduk Gajah Mungkur
Waduk Gajah Mungkur (Hanacaraka: ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦒꦗꦃꦩꦸꦁꦏꦸꦂ, bahasa Jawa: Wadhuk Gajah Mungkur) adalah sebuah waduk yang terletak 6 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Dinamakan Gajah Mungkur, karena lokasinya yang tak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur disebelah barat waduk. Luas Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk ini mencapai 1.350 Km dengan pintu masuk melalui beberapa sungai besar yaitu Bengawan Solo, Sungai Kaduang, Sungai Tirtomoyo, Sungai Parangjoho, Sungai Temon, dan Sungai Posong. Luas genangan maksimum Waduk Gajah Mungkur adalah 8.800 Hektar mencangkup 7 kecamatan yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Baturetno, Giriwoyo, Eromoko, Kecamatan Wuryantoro. Sedangkan bangunan bendungan berada di Desa Pokohkidul, Kecamatan Wonogiri.
Waduk Gajah Mungkur | |
---|---|
Nama | Waduk Wonogiri |
Lokasi | Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah |
Kegunaan | Irigasi, Air Baku dan PLTA |
Status | Digunakan |
Mulai dibangun | 1976 |
Mulai dioperasikan | 1982 |
Biaya konstruksi | Rp 41,053 Milyar |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Rockfill Earth Dam |
Tinggi | 40 meter |
Panjang | 830 meter |
Pembangunan
Pembangunan Waduk Gajah Mungkur direncanakan sejak tahun 1964 dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir di Sungai Bengawan Solo. Kemudian rencana induk pembangunanya dirumuskan pada tahun 1972-1974 dengan bantuan Overseas Technical Cooperation of Jepang. Lalu mulai dibangun pada akhir tahun 1976-1981 dan mulai beroperasi pada tahun 1982. Pengerjaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan secara swakelola oleh 2.500 pekerja bersama dengan 35 konsultan Nippon Koei Co Ltd Jepang. Untuk membangun waduk ini harus menenggelamkan 51 desa di 6 kecamatan. Sehingga pemerintah memindahkan 67.515 Jiwa penduduk yang tergusur perairan waduk dengan transmigrasi bedol desa pada tahun 1976 ke Provinsi Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatra Selatan. Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama. Perum Jasa Tirta Bengawan Solo memaksimalkan perawatan terhadap Waduk Gajah Mungkur yang menjadi tugasnya. Kerusakan daerah aliran sungai (DAS) yang parah menyebabkan sedimentasi waduk sangat tinggi.[1].
Pemanfaatan
Waduk Gajah Mungkur dibangun sebagai pengendalian banjir (flood control) sungai Bengawan Solo, dari 4000 m3/detik menjadi 400 m3/detik, sesuai kapasitas maksimum alur sungai di hilir bendungan. Selain itu Waduk Gajah Mungkur bisa mengairi sawah seluas 23.600 ha di daerah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri dan sekitarnya juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Pada saat ini pembangkit listrik PLTA ini dikelola oleh anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power Unit Mrica. Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olahraga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.
Referensi
- ^ "Jasa Tirta Kewalahan Atasi Sedimentasi Waduk Gajah Mungkur", tempo.co.id, diakses oktober 2011