Pasar Semawis

pusat perbelanjaan di Indonesia
Revisi sejak 17 Mei 2021 11.37 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Pasar Semawis atau Pasar Malam Semawis atau dikenal juga sebagai Waroeng Semawis, adalah pasar malam yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman (kuliner) serta oleh-oleh khas Semarang. Pasar yang hanya ada setiap akhir pekan ini "digelar" di kawasan pecinan Kota Semarang, tepatnya di sepanjang jalan Gang Warung.[1][2]

Berkas:PasarImlekSemawis2005.jpg
Foto pembukaan Pasar Imlek Semawis 2556 (Tahun 2005 Masehi)

Lahirnya pusat kulineran ini digagas oleh perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Pasar Semawis boleh dibilang sebagai bentuk revitalisasi untuk menghidupkan kembali kawasan kota tua Semarang. Kawasan Pecinan merupakan cikal bakal Kota Semarang modern.[2] Pasar Semawis bermula dengan diadakannya Pasar Imlek Semawis pada 2005, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia.

Setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu, di sepanjang jalan Gang Warung (sekitar 300 meter), akan berdiri puluhan tenda tempat berjualan dan tersedia set meja kursi sebagai tempat makan.[2] Di pasar ini pengunjung dapat menemukan aneka makanan/minuman dan jajanan khas semarangan, seperti soto, tahu gimbal, nasi ayam, lumpia, pisang plenet khas Semarang, es puter, kue serabi, dan bubur kacang. Ada juga berbagai menu steamboat. Pusat jajanan terpanjang di Semarang ini digelar mulai pukul 6 sore hingga tengah malam.

Berkas:PasarSemawis2005.jpg
Suasana Pasar Semawis tahun 2005

Saat Waroeng Semawis digelar, beberapa jalan di kawasan Pecinan-- Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang, dan Gang Baru--akan ditutup salah satu ujungnya. Jalan-jalan tersebut biasanya digunakan untuk parkir kendaraan pengunjung Pasar Semawis.[1]

Untuk menuju Gang Warung tempat digelarnya Pasar Semawis ada beberapa jalan yang bisa dipilih. Di antaranya lewat jalan Gajahmada, masuk lewat jalan Wotgandul Barat > Plampitan > Kranggan > dan parkir di jalan Beteng. Dari jalan Gajah Mada juga dapat masuk langsung ke jalan Kranggan lewat perempatan jalan Depok. Jalur lain adalah lewat Pasar Johar atau Jurnatan, masuk lewat jalan Pekojan > parkir di jalan Gang Pinggir.

Galeri

Pranala luar

  1. ^ a b Ridlo, Mohammad Agung (2016). Mengupas Problema Kota Semarang Metropolitan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. hlm. 102–103. ISBN 978-602-401-308-0. 
  2. ^ a b c Ekspedisi Anjer-Panaroekan: Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan – Jalan (untuk) Perubahan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 2016. hlm. 118–120. ISBN 978-979-709-391-4.