Paku tanduk rusa
Paku tanduk rusa Platycerium | |
---|---|
Paku tanduk rusa biasa (P. bifurcatum) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Platycerium |
Spesies | |
lihat teks |
Paku tanduk rusa adalah sekelompok tumbuhan paku epifit yang semuanya tergabung dalam marga Platycerium. Tumbuhan ini memiliki penampilan yang khas karena memiliki dua tipe ental dengan fungsi dan bentuk yang jelas berbeda, dengan salah satu tipe entalnya bercabang-cabang berbentuk seperti tanduk rusa. Tumbuhan paku yang juga dikenal sebagai simbar menjangan ini dapat tumbuh liar di berbagai penjuru daerah tropika dan subtropika Asia, Afrika, dan Australia, dengan satu jenis ditemukan di pegunungan Amerika Selatan[1].
Pemerian
Epifit sejati, dengan rimpang (rhizome) lunak namun liat, bergerombol dan menjalar pendek pada batang pohon atau bebatuan. Rimpang sulit dipotong dan tumbuh menjalar pendek, membuat tampilan seperti bergerombol.
Akar tumbuh pada rimpang dan melekat erat pada permukaan tempatnya menempel.
Ental agak tebal, tumbuh dari rimpang, duduk. Terdapat dua bentuk ental. Ental perisai yang melebar menutupi rimpang dan rumpun; ia menyangga daun steril (trophophyll). Ental tanduk tumbuh menjuntai atau tegak, muncul dari titik yang sama dengan ental perisai; ia berfungsi sebagai trophophyll sekaligus sporophyll (daun fertil pembawa spora). Spora dibentuk pada sori yang terletak di sisi bawah daun.
Ental perisai biasanya bercangap ke atas dan dapat "menangkap" sisa-sisa daun serta seresah dari tanaman inang sehingga menjadi humus yang terperangkap pada bagian dalam perisai. Dengan demikian, ental ini memiliki fungsi pelindung rimpang dan menyediakan lingkungan lembap dan hara bagi akar.
Ental yang menjuntai dapat bercabang-cabang mendua dan dapat mencapai panjang satu meter bahkan lebih, tergantung jenisnya. P. coronarium dapat memiliki daun fertil yang menjuntai hingga 2,5 m. Spora terdapat pada sporangia yang terlindung oleh sori yang tumbuh menggerombol di sisi bawah ental fertil, menyebabkan bagian yang berwarna coklat pada daun. Pola dan posisi sori ini menjadi salah satu ciri pembeda jenis-jenis Platycerium.
Beberapa jenis membentuk koloni rimpang (bercabang-cabang) sehingga memiliki lebih daripada satu titik pertumbuhan, seperti P. bifurcatum. Jenis-jenis semacam ini dapat diperbanyak secara aseksual dengan memisahkan rimpangnya. Namun demikian, ada pula yang hanya memiliki satu titik pertumbuhan sehingga soliter. Perbanyakan dengan spora terjadi jika spora tumbuh pada sudut batang pohon yang lembap. Bentuk gametofitnya mirip dengan kebanyakan jenis paku sejati, yaitu serupa jantung.
Banyak jenis Platycerium yang mampu bertahan pada kondisi kering tanpa hujan (xeric) dan memiliki jalur fotosintesis Crassulacean Acid Metabolism (CAM), seperti yang telah dipelajari terhadap P. veitchii.[2]
Kegunaan
Paku Tanduk Rusa (Lat.: Platycerium bifurcatum C. Chr.)[3] adalah tanaman asli Jawa.[3] Disebut juga paku tanduk ancul atau tanduk menjangan.[3] Termasuk kedalam suku Polypodiaceae. Paku epifit, tinggi 40 - 90 cm, rimpang menjalar, tertutup daun penyanggah.[3] Daun dua macam, yaitu daun penyanggah berbentuk ginjal, saling menutupi seperti atap genting, tidak bersporagia, dan daun bercabang - cabang seperti tanduk rusa, menggantung, bersporagia pada ujungnnya.[3] Tumbuh sampai ketinggian kurang lebih 500 m diatas permukaan laut, menempel pada pohon - pohon yang tidak banyak terlindung di daerah pemukiman dan di hutan, kadang-kadang tumbuh pada batu-batu karang.[3] Sering di tanam sebagai tanaman hias menggantung dan di tempelkan pada pohon.[3] Berkembang biak dengan spora atau anakan.[3]
Platycerium bifurcatum secara luas dibudidayakan sebagai tanaman hias untuk kebun. Dengan suhu minimum 5 °C, di daerah beriklim tersebut dapat ditanam juga di luar rumah tetapi di lokasi terlindung.[4]
Tumbuhan hias yang biasa dipelihara orang di pekarangan rumah, ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan kesan alami pada taman. Beberapa jenisnya menghasilkan anakan yang dapat dipisahkan dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.
Taksonomi dan jenis
Ada hampir 15 sampai 20 jenis anggota Platycerium, tergantung dari bagaimana memandang suatu varietas atau spesies. Berdasarkan penelitian Kreier dan Schneider (2016)[2] dapat ditunjukkan bahwa Platycerium merupakan sepupu taksonomis dari Pyrrosia dan di dalamnya terdapat tiga kelompok spesies di bawah genus, yang agak bermiripan dengan apa yang sudah disampaikan Joe Hoshizaki (1972) sebelumnya[5]. Kelompok ini juga berkaitan dengan sebaran biogeografi. Berikut adalah daftar jenis menurut pengelompokan dari Kreier dan Schneider.
Kelompok Afro-Amerika
- Platycerium andinum Baker (satu-satunya spesies asli Amerika Selatan, tumbuh di Pegunungan Andes)
- Platycerium alcicorne Gaud., asli Afrika timur dan kepulauan di sekitarnya (Madagaskar dan Kep. Komoro)
- Platycerium elephantotis Schweinf. syn. P. angolense, asal Afrika tropis
- Platycerium ellissii Baker
- Platycerium madagascariensis, asli Madagaskar
- Platycerium quadridichotomum
- Platycerium stemaria (P.Beav.) Desv.
Kelompook Jawa-Australia
Kelompok beranggotakan bifurcatum complex, yang oleh beberapa penulis dianggap sebagai satu spesies.
- Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr., dari Malesia sampai Polinesia.
- Platycerium hillii
- Platycerium veitchii
- Platycerium willinckii
Kelompok Malaya-Asia
Kelompok ini terbagi menjadi grup coronarium dan grup grande. Grup coronarium memiliki sori yang berada pada struktur mirip mangkuk, beranggotakan P. coronarium dan P. ridleyi. Sisanya adalah grup grande, dengan sori berada di cabang pangkal pertama daun tanduk.
- Platycerium coronarium (Koenig) Desv., dari Asia Tenggara daratan hingga Sumatra
- Platycerium ridleyi, tumbuh di Kalimantan
- Platycerium grande (A.Cunn.) J.Sm., dari Filipina dan Sulawesi Utara
- Platycerium holttumii
- Platycerium superbum
- Platycerium wallichii
- Platycerium wandae Racib., dari Papua
Galeri
-
P. elephantotis
-
P. superbum. Perhatikan sisi bawah daun berwarna coklat tempat spora dihasilkan.
-
P. coronarium
-
P. stemaria
-
P. andinum
-
Platycerium sp. (Papua)
-
Platycerium bifurcatum (Magelang)
Referensi
- ^ Sandbrink, J. M.; Ham, R.C.H.J. van; Brederode, J. van (1992). "Chloroplast DNA and Morphological Variation in The Fern Genus Platycerium (Polypodiaceae: Pteridophyta)" (PDF). Fern Gazette. 14 (3): 97–118.
- ^ a b Kreier, H-P.; Schneider, H. (2006). "Phylogeny and Biogeography of The Staghorn Fern Genus Platycerium (Polypodiaceae, Polypodiidae)". American Journal of Botany. 93 (2): 217–225. doi:10.3732/ajb.93.2.217. ISSN 0002-9122. PMID 21646182.
- ^ a b c d e f g h (Indonesia) Hassan Shadily Ensiklopedi Indonesia Jilid ke-5. 1984. Jakarta: Ictiar Baru- Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. hal 2519.
- ^ (Inggris) RHS A-Z encyclopedia of garden plants. UnitedKingdom: Dorling Kindersley. 2008. hlm. 1136. ISBN 1405332964.
- ^ Joe Hoshizaki, B. (1972). "Morphology and phylogeny of Platycerium species". Biotropica. 4: 93–117.
Pranala luar
- Galeri[pranala nonaktif permanen] dari laman Universitas Tübingen, Jerman