Indeks Pembangunan Manusia

statistik dari harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Peta dunia berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (data 2000, dipublikasikan pada 2004).
  0.800–1.000 (sangat tinggi)
  0.700–0.799 (tinggi)
  0.550–0.699 (sedang)
  0.350–0.549 (rendah)
  Data tidak tersedia

IPM diperkenalkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Sejarah

Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Universitas Yale dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak saat itu, indeks ini dipakai oleh UNDP pada laporan IPM tahunannya.

Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.

Konsep

Dimensi Dasar

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:

  • Kesehatan, yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
  • Pendidikan, yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
  • Standar hidup layak, yang dihitung dari produk nasional bruto per kapita

Manfaat

Menurut Badan Pusat Statisitik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki beberapa manfaat, yaitu:

  • IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
  • IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
  • Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Metodologi

Menghitung Indeks Komponen

Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

Dimensi Kesehatan

 

Dimensi Pendidikan

 

 

 

Dimensi Pengeluaran

 

Menghitung Indeks Pembangunan Manusia

IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.  

Indonesia

Tahun INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
UNDP[2] Perubahan BPS[3][4][5] Perubahan
1990 0,718 - - -
1991 0,754   0,009 - -
1992 0,787   0,010 - -
1993 0,801   0,012 - -
1994 0,802   0,009 - -
1995 0,804   0,013 - -
1996 0,823   0,013 67,70 -
1997 0,821   0,009 - -
1998 0,817   0,008 - -
1999 0,830   0,004 64,30   3,40
2000 0,845   0,006 - -
2001 0,846   0,005 - -
2002 0,850   0,004 65,80   1,50
2003 0,851   0,005 - -
2004 0,863   0,006 68,69   2,89
2005 0,865   0,023 69,57   0,88
2006 0,869   0,010 70,08   0,51
2007 0,873   0,007 70,59   0,51
2008 0,874   0,010 71,17   0,58
2009 0,888   0,011 71,76   0,59
2010 0,888   0,006 Metode Baru[5]
66,53 -
2011 0,892   0,007 67,09   0,56
2012 0,896   0,008 67,70   0,61
2013 0,897   0,006 68,31   0,61
2014 0,899   0,004 68,90   0,59
2015 0,900   0,002 69,50   0,60
2016 0,907   0,012 70,18   0,68
2017 0,912   0,020 70,81   0,63
2018 0,915   0,024 71,39   0,58
2019 0,916   0,013 71,92   0,53

|- |2020 |style="background: #6bc8ea;"|0,916 |  0,011 |style="background: #6bc8ea;"|71,92 |  0,53 |} |- |- |2021 |style="background: #6bc8ea;"|0,918 |  0,012 |style="background: #6bc8ea;"|71,92 |  0,53 |} |- Keterangan:

  Krisis Moneter dan kelabilan politik Indonesia (menyebabkan jatuhnya pendapatan per kapita)
  Krisis Moneter dan krisis ekonomi lainnya
  Proses pemulihan dari Krisis Moneter
  Pulih dari Krisis Moneter (pendapatan per kapita sama dengan sebelum krisis moneter)[6]
  IPM sangat tinggi
  IPM tinggi
  IPM sedang
  IPM rendah

Referensi

  1. ^ "Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-04-13. Diakses tanggal 2007-05-11. 
  2. ^ "United Nations Development Programme" (dalam bahasa Inggris). UNDP. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Lama), 1996-2013". BPS. 2014. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Baru) 2010-2018". BPS. 2018. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  5. ^ a b "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi (Metode Baru), 2010-2019". BPS. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  6. ^ "The World Bank - Indonesia" (dalam bahasa Inggris). Bank Dunia. 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 

Lihat pula

Pranala luar