Benteng VOC (Jepara)

bangunan istana di Indonesia
Revisi sejak 8 Juni 2021 06.38 oleh AnsyahF (bicara | kontrib) (Menambah informasi)

Benteng VOC Jepara, juga dikenal sebagai Fort Japara (XVI) dan Loji Gunung,[1][2] adalah sebuah benteng peninggalan VOC yang berdiri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Benteng ini merupakan bagian dari kawasan yang terdiri dari benteng itu sendiri, kompleks permakaman (yang diantaranya adalah Taman Makam Pahlawan Giri Dharma), dan stebuah hutan buah.[3] Benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17 dan ditinggalkan pada awal abad ke-18 karena faktor keamanan.[3]

Benteng VOC Jepara
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Pintu masuk benteng yang bertuliskan "Fort Japara XVI"
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasPO2015100500434
PemilikBerkas:Kabupaten Jepara.png Pemerintah Kabupaten Jepara
Pengelola
  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
  • Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara
Koordinat6°35′10″S 110°40′00″E / 6.586004°S 110.666597°E / -6.586004; 110.666597
Benteng VOC (Jepara) di Jawa Tengah
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Jawa
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Indonesia
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia

Pada September 2013, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta melakukan pemugaran dan perawatan terhadap benteng ini setelah sebuah longsor terjadi di awal tahun.[4] Penataan terhadap benteng ini dilakukan setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Jepara sejak tahun 2014, yang setidaknya masih dilakukan pada 2019.[3][5]

Lokasi

Secara administratif, benteng ini terletak di Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Letaknya di atas sebuah bukit yang dinamakan Bukit Danareja atau Bukit Jepara, dengan ketinggian 35,05 mdpl. Jaraknya hanya sekitar 0,5 km ke arah utara dari pusat Jepara.[6]

Sejarah

 
Sebuah gambar yang dibuat pada abad ke-18 yang menampilkan pemandangan Jepara saat itu. Benteng dapat dilihat di atas bukit dengan Bendera Belanda.

Tidak diketahui dengan pasti kapan benteng ini didirikan. Menurut Indrahti & Rochwulaningsih (2011), adanya batu karang atau batu kapur dalam konstruksi benteng ini cenderung dibangun oleh Imperium Portugal.[7]

Catatan sejarah menunjukkan bahwa benteng ini pernah digunakan pada abad ke-17, ketika kantor dagang VOC didirikan di sana pada 1613. VOC mendirikannya di Jepara karena kantornya yang ada di Gresik selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.[8]

Pada 1615, Sultan Agung dari Mataram memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan loji sebagai kantor pewakilan dagang di Jepara. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618.[8] Sumber lain mengatakan bahwa lojinya didirkan pada tahun 1651.[9]

Ketika Pemberontakan Trunajaya meletus, Letnan VOC Martinus van Ingen membuat peta daerah Jepara dan merencanakan penempatan 100 infanteri di Benteng VOC Jepara. Penguasa Jepara saat itu, Ngabehi Wangsadipa, memberi VOC lima pucuk meriam, yang salah satunya dipasang di benteng itu.[10] Konon, pasukan Trunajaya berkali-kali menyerang benteng, yang selalu berakhir gagal.[10]

Sumber lainnya mengatakan bahwa sebuah konsesi dalam bentuk sewa diberikan Amangkurat II kepada VOC untuk mendirikan benteng disana pada tahun 1680-an sebagai imbalan atas usaha VOC dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa.[11]

Benteng ini kemudian ditinggalkan pada 1697, ketika Semarang mulai menggantikan fungsi Jepara sebagai pusat perdangangan. Alasannya adalah karena pelabuhan Jepara mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur yang dibawa oleh arus sungai dan binatang-binatang karang yang semakin berkembang. VOC juga mempertimbangkan keunggulan pelabuhan Semarang yang memiliki akses ke pedalaman Mataram. Pada 1707, VOC secara resmi memindahkan pusat kekuasaannya dari Jepara ke Semarang. Hal itu didasarkan pada perjanjian tanggal 31 Oktober 1707 antara VOC dengan Pakubuwana I selaku raja Kesultanan Mataram.[12]

Hingga abad ke-20, tepatnya pada 1960-an, benteng tersebut masih terlihat kuat dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Pada 1960, ditemukan tiga buah menara dalam benteng dengan bentuk seperti segitiga. Pada sekitar 1964, saat Konfrontasi Indonesia–Malaysia, TNI AL pernah memasang radar di ujung benteng.[7]

Galeri

Referensi

  1. ^ "Benteng VOC - Fort Japara". Tourism Information Center (TIC) Jepara. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. 
  2. ^ Data Obyek Daya Tarik Wisata. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara
  3. ^ a b c Mustofa, Ali, ed. (2018-02-06). "Lokasi Penyerahan Pantai Utara Jawa kepada VOC". Radar Kudus - JawaPos.com. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  4. ^ Oliez, Muhammad (2013-09-17). "Pemugaran Benteng VOC libatkan ahli arkeologi". SINDOnews. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  5. ^ Mustofa, Ali, ed. (2019-09-16). "Usai Penataan Gardu Pandang Benteng VOC, Lanjut Penataan Taman". Radar Kudus - JawaPos.com. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  6. ^ "Benteng VOC Jepara". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. 
  7. ^ a b Indrahti & Rochwulaningsih 2011, hlm. 47.
  8. ^ a b Supriyono 2013, hlm. 35-36.
  9. ^ Abbas 1997, hlm. 16.
  10. ^ a b Abbas 1994, hlm. 17.
  11. ^ Supriyono 2013, hlm. 36.
  12. ^ Supriyono 2013, hlm. 37.

Daftar pustaka