Birokrasi
Bagian dari seri tentang |
Politik |
---|
Portal politik |
Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, di mana lebih banyak orang berada ditingkat bawah daripada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya sipil maupun militer.
Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya dideskripsikan dalam organigram. Organisasi ini pun memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri lainnya adalah biasanya terdapat banyak formulir yang harus dilengkapi dan pendelegasian wewenang harus dilakukan sesuai dengan hierarki kekuasaan.
Konsep
Konsep birokrasi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom bernama Vincent de Gournay (1712-1759). Pemikiran Gournay kemudian dikembangkan oleh John Stuart Mill dan Gaetano Mosca. Konsep birokrasi secara lengkap dan rinci dikemukakan oleh Max Weber.[1]
Ciri-ciri Birokrasi
Ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber adalah:
- Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hierarkis. (Administratice offices are organized hierarchically)
- Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri (Each office has its own area of competence)
- Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada kualifikasi teknik yang ditunjukan dengan ijazah atau ujian. (Civil
servants are appointed, not electe, on the basis of technical qualifications as determined by diplomas or examination)
- Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukannya. (Civil servants receive fixed salaries according
to rank)
- Pekerjaan merupakan karier yang terbatas, atau pada pokoknya, pekerjaannya sebagai pegawai negeri. (The job is a career and the sole, or at least primary, employment of the civil servant)
- Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri. (The official does not own his or her office)
- Para pejabat sebagai subjek untuk mengontrol dan mendisiplinkan. (the official is subject to control and discipline)
- Promosi didasarkan pada pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata. (Promotion is based on superiors judgement)
Karakteristik birokrasi dan indikator negara maju dan berkembang
Karakteristik yang ideal dari birokrasi yang ditulis Max Weber antara lain:
- Kerja yang ketat pada peraturan (rule)
- Tugas yang khusus(spesialisasi)
- Kaku dan sederhana(zakelijk)
- Penyelenggaraan yang resmi(formal)
- Pengaturan dari atas ke bawah(heirarchi)
- Berdasarkan logika(rational)
- Tersentralistis(otorithy)
- Taat dan patuh(obedience)
- Disiplin(dicipline)
- Terstruktur(sistematic)
- Tanpa pandang bulu(impersonal).
Terdapat indikator yang memperlihatkan perbedaan antara negara maju dan negara berkembang, yaitu:
- Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung)
- Pendapatan Perkapita
- Jumlah dan kepadatan penduduk
- Tingkat pertumbuhan penduduk
- Angka beban tanggungan
- Usia harapan hidup.
- Pendapatan Perkapita
- Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan)
- Etos kerja dan pola pikir
- Tingkat kesehatan
- Tingkat pendidikan
- Pendapatan
- Mata pencaharian
- Kesadaran hukum
Birokrasi dalam bisnis
Dalam dunia bisnis, birokrasi ditandai dengan banyaknya lapisan-lapisan manajemen dalam struktur sebuah perusahaan. Dalam kondisi lingkungan bisnis yang kompleks, birokrasi sering kali tak terhindarkan.[2]
Birokrasi membantu perusahaan untuk bergerak secara terstruktur dengan batasan otoritas yang jelas dan pekerjaan yang terstandardisasi. Birokrasi memungkinkan perusahaan untuk bekerja secara efisien dalam skala besar.[2]
Birokrasi rendah biasanya ada di perusahaan rintisan (startup). Namun seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk bersaing akan mendorong lahirnya lapisan-lapisan baru dan akhirnya meningkatkan birokrasi di perusahaan rintisan tersebut.[2]
Di sisi lain, tingkat birokrasi yang terlalu tinggi dalam bisnis mendapatkan banyak kritik. Doug Memimpin, CEO Wallmart, mengatakan bahwa birokrasi adalah seorang musuh yang harus dihadapi. Sementara itu, Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, menyebut birokrasi sebagai sebuah penyakit. HBR menyampaikan bahwa birokrasi dapat mengurangi inisiatif, menghalangi pengambilan risiko, dan menghancurkan kreativitas.[2]
Beberapa model diterapkan untuk mengurangi birokrasi, khususnya pada perusahaan besar. Salah satunya adalah model microenterprise yang diterapkan oleh Haier di Qingdao, Tiongkok.[2]
Lihat pula
Referensi
- ^ Rahman, M. T. (2011). Glosari Teori Sosial (PDF). Bandung: Ibnu Sina Press. hlm. 10. ISBN 978-602-99802-0-2.
- ^ a b c d e http://resources.magappzine.com/feeds/production/comboapp/537/media/28166/77a9f272-7503-44d3-8a3b-c9290edb0638.html