Cincau

variasi makanan khas Tiongkok

Cincau (Hanzi: 仙草, pinyin: xiancao) adalah minuman dingin yang di antara isinya ada semacam agar-agar dibuat dari daun cincau;[1] agar-agar cincau serupa gel yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Cincau juga merupakan nama dari tumbuhan penghasil agar-agar xincau.[1]

Cincau hitam

Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (Hanzi: 仙草, pinyin: xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini.

Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh.

Proses pembuatan

Proses pembuatan cincau diawali dengan perendaman, yang biasanya dilakukan setelah daun diremas-remas atau dihancurkan. Ada juga yang menyertakan perebusan terlebih dahulu. Pemberian soda kue dapat dilakukan sebagai pengawet. Warna cincau bermacam-macam, berkisar dari hijau hingga hijau pekat, bahkan hitam, tetapi disertai dengan kesan tembus pandang (transparan). Konsistensinya juga berbeda-beda. Warna dan konsistensi cincau berbeda-beda karena tumbuhan yang dipakai berbeda-beda.

Tumbuhan penghasil cincau

 
Es cincau hijau

Tumbuhan penghasil cincau bermacam-macam.

  • Tumbuhan dari genus Mesona, terutama M. procumbens, M. chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan serta Indocina, atau M. palustris (dikenal dengan nama lokal Janggelan) yang banyak digunakan di Indonesia, menghasilkan cincau hitam;
  • Cylea barbata Myers atau cincau hijau, menghasilkan cincau berwarna hijau dan agak lebih padat konsistensinya;[2]
  • Premna trichistoma atau Cincau perdu yang secara alami terse bar di daerah tropis mulai dari Indo-China (Myanmar, Thailand, Vietnam) dan Kepulauan Nusantara (Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Luzon sampai Papua)

"Buah" (secara botani bukan buah, tetapi syconia) Ficus pumila (fikus rambat) di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis cincau lain yang disebut "pai-liang-fen"[3] dan diperdagangkan sebagai grass jelly (sama seperti cincau) atau ai-yu jelly.

Cincau hijau

Tumbuhan cincau hijau (C. barbata Myers.) merambat, daun berwarna hijau pucat dengan rambut di atas permukaannya. Selain sebagai penghasil cincau, ekstrak tumbuhan ini mengandung zat anti-protozoa, tetrandine, suatu alkaloid, khususnya terhadap penyebab malaria Plasmodium falciparum.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata cincau pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-11-17. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-13. Diakses tanggal 2006-10-13. 
  3. ^ http://waynesword.palomar.edu/ecoph37.htm
  4. ^ http://pages.unibas.ch/diss/2006/DabsB_7526.pdf[pranala nonaktif permanen]

5. https://www.monstutor.com/2020/09/cara-membuat-cincau-hijau.html