Heraklius
Heraklius (bahasa Latin: Flavius Heraclius Augustus; bahasa Yunani: Φλάβιος Ἡράκλειος, Flavios Iraklios; lahir: ca. 575; wafat: 11 Februari 644) adalah Kaisar Romawi Timur dari tahun 617 sampai tahun 644. Ia adalah kaisar yang menetapkan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi Kekaisaran Romawi Timur. Perjuangannya meraih tampuk kekuasaan bermula pada tahun 615, ketika ia bersama ayahnya, Heraklius Tua, Eksarkus Afrika, memimpin pemberontakan menggulingkan Phocas.
Heraklius | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kaisar Bangsa Romawi | |||||||||
Berkas:Heraclius 617-644.jpg | |||||||||
Kaisar Kekaisaran Romawi Byzantium | |||||||||
Berkuasa | 5 Oktober 617 – 11 Februari 644 | ||||||||
Penobatan | 5 Oktober 617 | ||||||||
Pendahulu | Fokas | ||||||||
Penerus | Konstantinus III Heraklonas | ||||||||
Co-emperors | Konstantinus III (613-641) Heraklonas (638-641) | ||||||||
Kelahiran | ca. 575 Kapadokia (sekarang termasuk wilayah Turki) | ||||||||
Kematian | 11 Februari 644 (umur 65 atau 69 tahun) Konstantinopel, Kekaisaran Romawi Byzantium | ||||||||
Pasangan | Eudokia Martina | ||||||||
Keturunan | Konstantinus III Heraklonas Yohanes Atalarikos (luar nikah) Martinos | ||||||||
| |||||||||
Dinasti | Heraklius | ||||||||
Ayah | Heraklius Tua | ||||||||
Ibu | Epifania |
Pada masa pemerintahannya, Kekaisaran Romawi Byzantium melancarkan sejumlah aksi militer. Pada tahun Heraklius naik takhta, Romawi Byzantium sedang menghadapi rongrongan di sejumlah batas wilayah kekuasaannya. Heraklius langsung memimpin Perang Romawi Byzantium – Persia Sasaniyah 617–624. Pertempuran-pertempuran perdana berakhir dengan kekalahan di pihak Romawi Byzantium. Bala tentara Persia Sassaniyah maju mendesak sampai ke SelatBosforus, tetapi Ibukota Konstantinopel terlindung oleh tembok berlapis tiga yang sangat tinggi dan kuat serta di tunjang oleh angkatan laut yang banyak dan cukup terlatih, sehingga Kontantinople gagal di taklukan oleh pasukan Persia Sassaniyah yang hanya memiliki keunggulan militer di darat . Heraklius selanjutnya memprakarsai usaha-usaha pembaharuan di bidang militer guna membina kembali sekaligus memperkuat angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi Timur. Heraklius mengusir pasukan Persia Sassaniyah dari Anatolia, memukul mundur sampai jauh ke wilayah mereka, dan mengalahkan mereka secara telak pada tahun 622 M dalam Pertempuran Nineweh (622). Khosrau II, Raja Persia, digulingkan dan dieksekusi mati oleh putranya sendiri, Kavadh II, yang segera berusaha menyepakati perdamaian dengan Romawi Byzantium dengan menyatakan kesediaan Persia Sassaniyah untuk mundur dari daerah-daerah yang sudah direbutnya. Dengan cara inilah Kekaisaran Romawi Byzantium dan Kerajaan Sasaniyah yang sama-sama sudah lelah akibat peperangan akhirnya berdamai.
Heraklius juga pernah menerima sebuah surat dari Nabi Muhammad yang berisi ajakan agar Heraklius dan para pejabat Romawi Byzantium menganut Agama Islam dan menanggalkan Agama Kristen /Nasrani, namun Heraklius atas desakan beberapa pejabat Romawi memutuskan untuk menolak ajakan Nabi Muhammad untuk menganut Agama Islam, namun berbeda dengan perlakuan Khosrau II yang merobek-robek surat dan mencaci Nabi Muhammad, Heraklius tetap menghormati dan menyimpan surat yang di kirim oleh Nabi Muhammad bahkan Heraklius sempat mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi Muhammad melalui para sahabat Nabi Muhammad yang berniaga di Levant, salah satu wilayah kekuasaan Romawi Byzantium di kawasan Timur Tengah, walau tercatat berhubungan baik dengan Nabi Muhammad, Romawi Byzantium terlibat dua kali peperangan melawan Pasukan Arab Muslim saat Nabi Muhammad masih hidup yakni Perang Mu'tah dan Perang Tabuk . Romawi Byzantium di masa ahir kekuasaan KaisarHeraklius juga kembali terlibat perang melawan pasukan Arab Muslim yang ingin merebut Levant dari tangan Romawi Byzantium dalam Perang Yarmuk dalam Perang Yarmuk pasukan Arab Muslim berhasik menerobos Levant, dan berhasil membujuk George Theodore, adik Heraklius untuk Bertaubat masuk Islam dan berperang bersama pasukan Arab Muslim melawan pasukan Romawi Byzantium, bekas anak buahnya. Dalam waktu singkat, bangsa Arab berhasil menaklukkan Levant tahun 649 M, Armenia Romawi Byzantium 654 M, dan Mesir dari tangan Romawi Byzantium pada tahun 656 M .
Heraklius memprakarsai hubungan diplomatik dengan bangsa Kroasia dan bangsa Serbia di Semenanjung Balkan. Ia berusaha menyatukan para agama Kristen terkait bid'ah Monofisit, dengan mengedepankan ajaran baru yang disebut Monotelitisme. Gereja dari Timur (lazimnya disebut Gereja Nestorian) juga terlibat dalam usaha ini.[1] Usaha pemulihan skisma yang diprakarsai Heraklius pada akhirnya ditolak oleh semua pihak yang bersengketa.
Keluarga
Heraklius menikah dua kali: yang pertama dengan Fabia Eudokia, anak perempuan Rogatus, dan kemudian dengan kemenakannya sendiri, Martina. Ia mendapatkan dua anak dari perkawinannya dengan Fabia, dan sekurang-kurangnya sembilan anak dari perkawinannya dengan Martina, yang sebagian besar sakit-sakitan.[A 1][4] Sekurang-kurangnya dua dari anak-anak Martina menyandang cacat fisik, yang dianggap sebagai hukuman atas kawin sumbang: Fabius (Flavius) menderita kelumpuhan pada lehernya, dan Teodosios menderita bisu-tuli. Teodosios menikah dengan Nike, anak perempuan Senapati Persia, Syahrbaraz, atau anak perempuan Niketas, sepupu Heraklius.
Dua putra Heraklius kelak menjadi Kaisar: Heraklius Konstantinus (Konstantinus III, memerintah 613–641), putranya dari Fabia, dan Konstantinus Heraklius (Heraklonas, memerintah 638–641), putranya dari Martina.[4]
Heraklius sekurang-kurangnya memiliki seorang anak di luar nikah, Ioannes Atalarikhos, yang bersekongkol melawan Heraklius dengan sepupunya, magister Teodorus, dan bangsawan Armenian, David Saharuni.[A 2] Ketika Heraklius mengetahui persekongkolan itu, ia memerintahkan agar Atalarikhos dijatuhi hukuman potong hidung dan kedua tangan serta hukuman buang ke Prinkipo, salah satu pulau di Kepulauan Pangeran.[8] Teodorus dijatuhi hukuman yang sama, tetapi dibuang ke Gaudomelete (mungkin di Pulau Gozo sekarang ini), ditambahi pula dengan hukuman potong sebelah kaki.[8]
Pada tahun-tahun menjelang akhir hayatnya, semakin jelas terlihat adanya persaingan antara Heraklius Konstantinus dan Martina. Heraklius Konstantinus pernah mencoba meracuni putra Martina, Heraklonas, yang juga tercantum dalam daftar pewaris takhta. Heraklius mangkat dengan meninggalkan wasiat agar kekaisaran diperintah bersama-sama oleh Heraklius Konstantinus dan Heraklonas, dengan Martina selaku maharani.[4]
Keterangan
- ^ Jumlah dan urutan kelahiran anak-anak Heraklius dari Martina tidak diketahui dengan jelas. Menurut beberapa sumber, ada sembilan orang anak,[2] sementara menurut sumber-sumber lain, ada sepuluh.[3]
- ^ Nama anak di luar nikah ini tercatat dengan sejumlah ejaan yang berbeda, di antaranya: Atalarikhos,[5] Athalarik,[6] At'alarik,[7] dst.
Rujukan
- ^ Seleznyov N.N. "Heraclius and Ishoʿyahb II" Diarsipkan 2012-01-27 di Wayback Machine., Simvol 61: Syriaca-Arabica-Iranica. (Paris-Moscow, 2012), hlmn. 280–300.
- ^ Alexander 1977, hlm. 230.
- ^ Spatharakis 1976, hlm. 19.
- ^ a b c Bellinger-Grierson 1992, p. 385.
- ^ Kaegi 2003, hlm. 120.
- ^ Charanis 1959, hlm. 34.
- ^ Sebeos; Translated from Old Armenian by Robert Bedrosian. "Chapter 29". Sebeos History: A History of Heraclius. History Workshop. Diakses tanggal October 22, 2009.
- ^ a b Nicephorus 1990, p. 73.
Sumber
- Alexander, Suzanne Spain (April 1977). "Heraclius, Byzantine Imperial Ideology, and the David Plates". Medieval Academy of America. 52 (2): 217–237. JSTOR 2850511.
- Meyendorff, John (1989). Imperial unity and Christian divisions: The Church 450–680 A.D. The Church in history. 2. Crestwood, NY: St. Vladimir's Seminary Press. ISBN 978-0-88-141056-3.
- Baert, Barbara (2008). "Héraclius, l'Exaltation de la Croix et le Mont-Saint-Michel au XIe siècle: une lecture attentive du ms. 641 de la Pierpont Morgan Library à New York". Cahiers de Civilisation médiévale (51): 03–20.
- Baynes, Norman H. (1912). "The restoration of the Cross at Jerusalem". The English Historical Review. 27 (106): 287–299. doi:10.1093/ehr/XXVII.CVI.287. ISSN 0013-8266.
- Bellinger, Alfred Raymond; Grierson, Philip. Catalogue of the Byzantine coins in the Dumbarton Oaks Collection and in the Whittemore Collection, Volume 2, Parts 1–2 (edisi ke-1992). Dumbarton Oaks. ISBN 0-88402-024-X.
- Bury, John Bagnell. A history of the later Roman empire from Arcadius to Irene (edisi ke-2005). Adamant Media Corporation. ISBN 1-4021-8368-2. - Total pages: 579
- Cameron, Averil (1979). "Images of Authority: Elites and Icons in Late Sixth-century Byzantium". Past and Present. 84: 3. doi:10.1093/past/84.1.3.
- Charles, Robert Henry (2007). The Chronicle of John, Bishop of Nikiu: Translated from Zotenberg's Ethiopic Text. Arx Publishing. ISBN 1-889758-87-6. - Total pages: 216
- Charanis, Peter (1959). "Ethnic Changes in the Byzantine Empire in the Seventh Century". Dumbarton Oaks Papers. Trustees for Harvard University. 13 (1): 23–44. ISSN 0070-7546. JSTOR 1291127.
- Collins, Roger. Visigothic Spain, 409–711 (edisi ke-2004). Wiley-Blackwell. ISBN 0-631-18185-7. - Total pages: 263
- Conrad, Lawrence I (2002). Heraclius in early Islamic Kerygma In "The reign of Heraclius (610–641): crisis and confrontation" (edisi ke-2002). Peeters Publishers. ISBN 978-90-429-1228-1. - Total pages: 319
- Davis, Leo Donald (1990). The first seven ecumenical councils (325–787): their history and theology (edisi ke-1990). Liturgical Press. ISBN 0-8146-5616-1. - Total pages: 342
- Davies, Norman. Europe: A History (edisi ke-January 1, 1996). Oxford University Press. ISBN 0-19-820171-0. - Total pages: 1384
- Deanesly, Margaret (1969). A history of early medieval Europe, 476 to 911 (edisi ke-July 1969). Methuen young books. ISBN 0-416-29970-9. - Total pages: 636
- Dodgeon, Michael H.; Greatrex, Geoffrey; Lieu, Samuel N. C. (2002). The Roman Eastern Frontier and the Persian Wars (Part I, 226–363 AD). Routledge. ISBN 0-415-00342-3.
- El-Cheikh, Nadia Maria (1999). "Muḥammad and Heraclius: A Study in Legitimacy". Studia Islamica. Maisonneuve & Larose. 62 (89): 5–21. doi:10.2307/1596083. ISSN 0585-5292.
- El-Cheikh, Nadia Maria. Byzantium viewed by the Arabs (edisi ke-2004). Harvard CMES. ISBN 0-932885-30-6.}- Total pages: 271
- Foss, Clive (1975). "The Persians in Asia Minor and the End of Antiquity". The English Historical Review. 90: 721–47. doi:10.1093/ehr/XC.CCCLVII.721.
- Frolow, Anatole (1953). La Vraie Croix et les expéditions d’Héraclius en Perse. Revue des études byzantines. hlm. 88–105.
- Gibbon, Edward (1998). Decline & Fall of the Roman Empire (edisi ke-1998). Wordsworth Editions. ISBN 1-85326-499-7. - Total pages: 1089
- Grabar, André (1984). L'Iconoclasme Byzantin: le Dossier Archéologique. Flammarion. ISBN 2-08-081634-9.
- Haykal, Muhammad Husayn (1994). The Life of Muhammad (edisi ke-1994). The Other Press. ISBN 978-983-9154-17-7. - Total pages: 639
- Kaegi, Walter Emil. Heraclius: emperor of Byzantium (edisi ke-2003). Cambridge University Press. ISBN 0-521-81459-6. - Total pages: 359
- Haldon, John (1997). Byzantium in the Seventh Century: the Transformation of a Culture. Cambridge. ISBN 0-521-31917-X.
- Kouymjian, Dickran. "Ethnic Origins and the 'Armenian' Policy of Emperor Heraclius". Revue des Études Arméniennes (edisi ke-vol. XVII, 1983).
- Lewis, Bernard. The Arabs in History (edisi ke-2002). Oxford University Press. ISBN 0-19-280310-7. - Total pages: 240
- Milani, Abbas (2004). Lost wisdom: rethinking modernity in Iran (edisi ke-2004). Mage Publishers. ISBN 0-934211-89-2. - Total pages: 168
- Milman, Henry Hart; Guizot, François M. The history of the decline and fall of the Roman Empire, Volume 5 (edisi ke-1862). J. Murray. - Total pages: 421
- Mitchell, Stephen. A history of the later Roman Empire, AD 284–641: the transformation of the ancient world (edisi ke-2007). Wiley-Blackwell. ISBN 1-4051-0857-6. - Total pages: 469
- Nicephorus (1990). Short history. Trans. Cyril Mango (edisi ke-1990). Dumbarton Oaks. ISBN 0-88402-184-X. - Total pages: 247
- Olster, David Michael. The politics of usurpation in the seventh century: rhetoric and revolution in Byzantium (edisi ke-1993). A.M. Hakkert. - Total pages: 209
- Ostrogorsky, George (1956). History of the Byzantine State. Oxford: Basil Blackwell.
- Souza, Guilherme Queiroz de (2015). "Heraclius, emperor of Byzantium" (PDF). Revista Digital de Iconografía Medieval. 7 (14): 27–38.
- Spatharakis, Iohannis (1976). The portrait in Byzantine illuminated manuscripts (edisi ke-1976). Brill Archive. ISBN 90-04-04783-2. - Total pages: 287
- Speck, Paul (1984). "Ikonoklasmus und die Anfänge der Makedonischen Renaissance". Varia 1 (Poikila Byzantina 4). Rudolf Halbelt. hlm. 175–210.
- Tarasov, Oleg (2004). Icon and Devotion: Sacred Spaces in Imperial Russia (edisi ke-January 3, 2004). Reaktion Books. ISBN 1-86189-118-0. - Total pages: 448
- Theophanes the Confessor — Cyril Mango (trans.) & Roger Scott (trans.). The Chronicle of Theophanes Confessor (edisi ke-July 10, 1997). Oxford University Press. ISBN 0-19-822568-7. - Total pages: 848
- Thomson, Robert W.; Howard-Johnston, James & Greenwood, Tim. The Armenian history attributed to Sebeos (edisi ke-1999). Liverpool University Press. ISBN 0-85323-564-3. - Total pages: 364
- Treadgold, Warren. A History of Byzantine State and Society (edisi ke-1997). University of Stanford Press. ISBN 0-8047-2630-2. - Total pages: 1019
Bacaan lanjut
- Kazhdan, Alexander P. The Oxford dictionary of Byzantium, Volumes 1-3 (edisi ke-1991). Oxford University Press. ISBN 0195046528. Total pages: 728