Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.%5B%5BWP%3ACSD%23A7%7CA7%5D%5D%3A+Artikel+yang+tidak+dapat+memberikan+klaim+kepentingan+subjekA7
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., M.A. atau disingkat M. Qodari (lahir 15 Oktober 1973) adalah pengamat politik dan peneliti Indonesia.[1] Ia menyelesaikan program sarjana (S-1) di Universitas Indonesia, Jakarta, dengan menekuni bidang Psikologi Sosial. Selanjutnya, program pasca sarjana (S-2), ia tempuh di University of Essex, Inggris, dengan mendalami bidang political behavior.[1] M. Qodari mendapatkan gelar Doktor Ilmu Politik tahun 2016 di Fisipol, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan predikat yang sangat memuaskan. Ia mengangkat "Split-Ticket Voting dan Faktor-Faktor yang Menjelaskannya Pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014" di dalam disertasinya.[2]
M. Qodari adalah seorang pollster juga pengamat dan peneliti politik nasional. Berbagai analisis politiknya kerap kali menjadi bahan rujukan para wartawan media massa baik cetak maupun online.[butuh rujukan]
Pada November 2006, Qodari mendirikan lembaga survei dan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indo Barometer (IB), salah satu lembaga riset independen, yang memotret perilaku sosial-politik masyarakat Indonesia secara berkala.[butuh rujukan]
Sebelumnya, ia sempat menjadi Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Juli 2005 - Oktober 2006, Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Juli 2003 - Juni 2005, Chief Editor, Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine, Agustus 2003 - Juni 2004, peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), November 2002 - Juli 2003, kolomnis dan pengamat politik sejak 1999 hingga sekarang, dan Peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Mei 1999 - September 2001. Ia juga pernah aktif sebagai pembawa acara “Negeri Setengah Demokrasi” dan “Suara Rakyat” di salah satu telivisi swasta nasional.[butuh rujukan]
M. Qodari adalah penggagas Jokowi-Prabowo 2024 (JP 2024). Saat membawa gagasan itu, publik dibuat heboh. Salah satunya saat ia menghadiri talkshow di Mata Najwa di mana ia secara menggebu-gebu berbicara tentang dukungannya terkait JP 2024 dan sambil menggunakan kaos bergambar Jokowi-Prabowo.[3]
S-1 bidang Psikologi Sosial dari Universitas Indonesia, Jakarta, September 1992 – Februari 1997
S-2 bidang Political Behaviour di University of Essex, Inggris, Oktober 2001 – September 2002
S-3 bidang Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Februari 2008 – Januari 2016
Karier
Direktur Eksekutif Indobarometer (IB), November 2006 – sekarang
Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Juli 2005 – Oktober 2006,
Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Juli 2003 – Juni 2005,
Chief Editor, Majalah Kandidat, Campaign and Election Magazine, Agustus 2003 – Juni 2004,
Peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), November 2002 – Juli 2003,
Kolomnis dan Pengamat Politik sejak 1999 – sekarang
Peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Mei 1999 – September 2001
Kegiatan-kegiatan
Penelitian Aneka riset kualitatif dan kuantitatif (survei) tentang Demokrasi, Pemilu, Pilpres, Partai Politik. - Survei pilkada di puluhan daerah di seluruh Indonesia, baik di Indonesia Barat, Tengah maupun Timur.[butuh rujukan]
Konsultan Pilkada Konsultan calon pilkada di berbagai wilayah, misalnya Ismeth Abdullah (Kepri), Drs. Achmad Dahlan (Batam), Daeng Rusnadi (Natuna), Marlina Moha Siahaan (Bolaang Mongondow), Jimmy Rimba Rogi (Manado), Imdaad Hamid (Balikpapan), Teras Narang (Kalteng), Yorris Raweyai (Irjabar), Adang Daradjatun (Jakarta), Ratu Atut Chosiyah (Banten), Andreas Duli Manuk (Lembata), dst.[butuh rujukan]
Pengamat Politik Melayani interview dengan media (koran nasional, radio dan televisi), diskusi dan talkshow, menjadi panelis di berbagai seminar di Jakarta dan di daerah. Menulis kolom di berbagai media nasional.[butuh rujukan]
Karya-karya
Buku
Kabar-kabar Kebencian: Media Massa dan Prasangka Agama ditulis bersama Ibnu Hamad and Agus Sudibyo[4].
Beberapa bab dalam Gerakan Demokrasi di Indonesia Pasca Suharto (Indonesia’s Post Suharto Democracy Movement), editor AE Priyono, Stanley A. Prasetyo and Olle Tornquist[5].
Musuh Tak Tertaklukan: Korupsi di Indonesia, dalam Warisan Orde Baru, editor Arief Budiman
The Professionalisation of Politics: The Growing Role of Polling Organisations and Political Consultants, dalam Problems of Democratisation in Indonesia: Elections, Institutions and Society, editor Edward Aspinall and Marcus Mietzner[6].
Artikel
Artikel dalam buku Syariat Islam Yes, Syariat Islam No: Dilema Piagam Jakarta dalam Amandemen UUD 1945, editor Kurniawan Zein and Sarifuddin HA[7]
Artikel dalam Wajah Liberal Islam di Indonesia, editor Luthfi Assyaukanie[8]
Artikel dalam Asia program Special Report No.123 Agustus 2004, Woodrow Wilson Centre for Scholars, Washinton DC
"Indonesia's Quest for Accountable Governance", Journal of Democracy,Volume 16, Number 2, April 2005, pp. 73-87[9]
Artikel Opini/Kolom
Semenjak 1999 sampai sekarang, menulis ratusan kolom yang diterbitkan berbagai media massa nasional dan internasional seperti Kompas, The Jakarta Post, Tempo, Jurnal Nasional, Seputar Indonesia, Forum Keadilan, Gamma, Panji Masyarakat, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Republika, Sinar Harapan, Radio Australia, dan lainnya.
Beasiswa
S-2, British Chevening Award, Pemerintah Inggris (2001-2002)
Mahasiswa Tamu, Singapore International Foundation (1997)
S-1, Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1994-1997)
^Suryaningrat, Rizal F. Aji, Wisnu M. (2002). "Wajah liberal islam di Indonesia". Universitas Indonesia Library (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-03.