Fumigasi
Fumigasi (dari bahasa Inggris fume yang berarti asap), adalah sebuah metode pengendalian hama menggunakan pestisida. Dalam proses ini, sebuah area akan secara menyeluruh dipenuhi oleh gas atau asap, membunuh semua hama di dalamnya. Metode ini dapat membunuh hama yang hidup di dalam struktur bangunan, misalnya rayap.[1]
Jenis-jenis Fumigan Untuk Membasmi Hama dan Karakteristiknya
Pengendalian hama menggunakan teknik fumigasi terbilang cukup efektif karena gas yang dihasilkan bisa menyerap hingga ke dalam barang yang difumigasi serta bisa mematikan hama dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, teknik pengendalian hama yang satu ini cukup banyak dimanfaatkan bidang industri untuk mengendalikan hama.
Untuk melakukan fumigasi diperlukan bahan kimia khusus atau fumigan, alat khusus fumigasi, serta aplikator fumigasi atau fumigator yang sudah terlatih. Adapun beberapa jenis fumigan yang bisa digunakan untuk fumigasi diantaranya adalah Phosphine (Fosfin), Methyl Bromide (CH3Br), Sulfuryl Fluoride (SF), Hydrogen Cyanide (HCN), Formaldehida, dan lain sebagainya. Dari beberapa jenis fumigan tersebut, Phosphine (Fosfin/PH3) dan Methyl Bromide (CH3Br) dan merupakan fumigan yang paling banyak digunakan untuk fumigasi.
Adapun karakteristik dari berbagai jenis fumigan tersebut yakni:
1. Fumigan Phosphine (Fosfin/PH3)
Hidrogen Fosfida atau Fosfin merupakan salah satu senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama, terutama hama pada produk pangan tertentu yang sensitif terhadap Methyl Bromide. Namun, tidak hanya untuk produk pangan, Fosfin juga seringkali dimanfaatkan untuk mengendalikan hama yang menyerang arsip. Senyawa ini bersifat sangat toksik namun memiliki kemampuan penetrasi yang baik sehingga efektif untuk mematikan hama.[2]
Phosphine memiliki formulasi atau bentuk yang berbeda-beda, diantaranya berupa pelet, tablet, bags hingga sekarang keluar inovasi terbaru berupa cairan. Dari setiap formulasi tersebut terkandung fosfin dengan konsentrasi yang berbeda. Meskipun bersifat sangat toksik, fosfin hanya menyerap sedikit pada produk pangan sehingga residu yang ditinggalkan pada komoditas pangan tersebut tidak membahayakan. Hal ini menjadikan fosfin lebih banyak digunakan untuk mengendalikan hama pada komoditas pangan dibandingkan dengan fumigan lainnya.
Fumilikuid 2 GA merupakan fumigan Fosfin terbaru yang berbahan aktif 2% PH3 (fosfin) dan 98% CO2 (karbondioksida/Carbondioxide). Karena kandungan terbesarnya merupakan CO2, jadi Fumilikuid ini sangatlah aman untuk komoditi pangan karena tidak dapat disangkal bahwa pangan seperti beras / jagung atau komoditi biji-bijian lainnya juga “bernafas”, termasuk untuk penyimpanan kecambah / tunas dan juga sangat efektif & efisien untuk pelaku usaha komoditi buah-buahan atau bunga. Kenapa sangat cocok untuk buah-buahan atau bunga ? Karena kandungan terbesarnya Fumilikuid sebesar 98% adalah CO2 (karbondioksida). Buah-buahan atau Bunga selama pengiriman / perpindahan akan terjaga kesegarannya (dapat memperlambat proses layu bunga / buah) karena efek gas CO2 ini.
2. Fumigan Methyl Bromide (CH3Br)
Senyawa kimia yang satu ini merupakan fumigan yang bisa digunakan untuk mengendalikan hama pada berbagai komoditas. Namun, tingginya toksisitas Metil Bromida mengakibatkan fumigan yang satu ini dibatasi penggunaannya, terutama untuk komoditas yang bersifat absorben atau mudah menyerap seperti biji-bijian, mentega, tepung, kedelai, barang-barang dari kulit dan lain sebagainya.
Toksisitas pada Metil Bromida sangat membahayakan bagi manusia, sehingga pengaplikasian fumigan senyawa ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja terlatih. Selain itu, pengaplikasian Metil Bromida juga harus memperhatikan dosis dan konsentrasi serta ruang fumigasi yang harus memenuhi standar tertentu.
Namun karena efeknya yang merusak lapisan ozon berdasarkan ‘Montreal Protocol’ menggunakan fumigant Methyl Bromide sudah dilarang sejak tahun 2000.
3. Fumigan Sulfuryl Fluoride (SF)
Sulfuryl Fluoride (SF) merupakan jenis fumigan yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama pada berbagai komoditas selain pangan. SF memiliki toksisitas tinggi dan meninggalkan residu pada produk pangan, sehingga penggunaan SF untuk fumigasi produk pangan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Umumnya SF berbentuk cairan yang dikemas dalam tabung khusus. SF lebih banyak digunakan untuk mengendalikan hama pada kayu seperti rayap kayu, kumbang bubuk, penggerek kayu, tikus, hingga nematoda dan cendawan.
4. Fumigan Hydrogen Cyanide (HCN)
Jenis fumigan yang satu ini banyak digunakan perkapalan untuk mengendalikan hama tikus. Namun karena sifat toksisitasnya yang sangat tinggi serta dapat merusak lapisan ozon, penggunaan HCN sebagai bahan kimia untuk fumigasi sangat dibatasi. Oleh sebab itu, jenis fumigan ini sudah sangat jarang ditemukan.
5. Fumigan Formaldehida
Formaldehida merupakan jenis fumigan yang biasanya digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu seperti hama dan penyakit pada kandang ayam. Penggunaan Formaldehida untuk fumigasi biasanya dicampur dengan Kalium Permanganat (KmnO4) agar menghasilkan reaksi yang optimal untuk mematikan hama dan penyakit.
Lihat pula
Referensi
- ^ Baur, Fred. Insect Management for Food Storage and Processing. American Ass. of Cereal Chemists. hlm. 162–165. ISBN 0913250384.
- ^ Prima Wijaya, Panca. "Mengetahui Jenis-jenis Fumigan Untuk Membasmi Hama serta Cara Aplikasinya". www.pancaprimawijaya.com. Diakses tanggal 2021-06-21.