Rudy Salim

produser film asal Indonesia

Rudy Salim (lahir di Jakarta, 24 April 1987) merupakan pengusaha asal Jakarta yang sering diliput media karena bisnis showroom mobil mewahnya. Tapi tidak hanya showroom, ia ternyata memiliki berbagai usaha di belasan sektor bisnis lainnya. Saat ini Rudy Salim menjabat sebagai Direktur RANS Cilegon FC[1]

Rudy Salim
LahirRudy Salim
24 April 1987 (umur 37)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPengusaha, Produser Film
Suami/istriTiffany Kosasih
AnakVanessa Salim
Instagram: _rudysalim TikTok: _rudysalim Edit nilai pada Wikidata

Kehidupan Pribadi

Istri dan Anak

Juragan supercar asal Jakarta ini memiliki seorang istri yang bernama Tiffany Kosasih. Cinta mereka berdua resmi disatukan lewat pernikahan yang digelar pada 24 April 2011 di Gereja Utusan Pantekosta, Jakarta.

Hingga Oktober tahun 2019, pasangan ini telah dikaruniai dua orang anak. Anak pertamanya seorang perempuan bernama Vanessa Salim, sementara anak keduanya seorang laki-laki yang belum pernah disebutkan namanya di media.

Drop Out dan Diusir Orang tua

Dalam talkshow berjudul Hitam Putih, Rudy Salim pernah bercerita mengenai biografi serta awal mula ia membangun usaha. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua orangtua dan kedua kakak Rudy Salim berprofesi sebagai dokter. Karena merupakan anak dari keluarga dokter secara turun temurun, Rudy Salim pun diarahkan orang tuanya ke jurusan kedokteran setelah lulus SMA. Ia berkata di Hitam Putih, “Jadi karena keluarga dokter, mindset-nya adalah kalau tidak dokter tidak sukses.”

Rudy yang belum memutuskan masa depan, menyetujui usulan orang tuanya dan berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Sayangnya, ia kurang berminat di bidang kesehatan dan keluar di semester kedua. Orang tuanya tidak menyerah, mereka lalu mengiming-imingi sebuah mobil Mercedes jika Rudy mau kembali kuliah kedokteran. Rudy yang memang gemar automotif pun setuju untuk pindah ke universitas lain di jurusan yang sama. Tapi lagi-lagi ia kehilangan minat hingga akhirnya di-drop out pada semester kedua karena nilainya hancur.

Saat kuliah, pengusaha yang satu ini memang sudah mulai berbisnis di dunia game online dan microfinance. Tapi lama kelamaan ia lebih memfokuskan diri di usaha bantuan dana untuk transaksi mikro dan memilih tidak melanjutkan kuliah.

Referensi