Tari Sekapur Sirih

salah satu tarian di Indonesia

Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Jambi. Tarian ini termasuk jenis tarian penyambutan yang biasanya ditarikan oleh para penari wanita. Dengan berpakaian adat serta diiringi oleh alunan musik pengiring, mereka menari dengan gerakannya yang lemah lembut dan membawakan cerano sebagai tanda persembahan. Tari Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Jambi dan biasanya ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu terhormat yang berkunjung ke Provinsi Jambi.[1][2][3]

Sejarah Tari Sekapur Sirih

Menurut sejarahnya, Tari Sekapur Sirih pertama kali diciptakan oleh salah satu seniman yang cukup terkenal di Jambi, bernama Firdaus Chatap. Kemudian tarian ini diperkenalkan kepada masyarakat luas tahun 1962. Karena pada saat itu masih merupakan gerakan dasar, beberapa seniman mulai mengembangkan tarian ini. Dengan mengkolaborasikan dengan iringan musik dan lagu, sehingga membuatnya semakin menarik dan semakin populer dikalangan masyarakat.

Fungsi Dan Makna Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih ini difungsikan sebagai tarian selamat datang untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke sana. Tarian ini dimaknai sebagai sikap keterbukaan masyarakat dalam menyambut para tamu yang datang ke sana. Selain itu, Tari Sekapur Sirih juga dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat dalam menyambut para tamu tersebut. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal.[4]

Tata Cara Penampilan

Pada sebuah pertunjukan tari sekapur sirih ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, seperti kostum, musik, properti dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa eleman yang wajib diperhatikan sebelum pementasan tarian, yaitu:

Pertunjukan Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih umumnya ditampilkan oleh para penari wanita, namun ada juga yang menambahkan penari pria sebagai penari pendukung. Untuk jumlah penari pada biasanya terdiri dari 9 penari wanita dan 3 penari pria. Para penari pria ini biasanya berperan sebagai pengawal dan pembawa payung. Sedangkan penari wanita berperan sebagai penari utamanya.

Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan yang lemah lembut dari para penari. Gerakan dalam tarian ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, bersolek, dan gerakan berputar. Sedangkan untuk pola lantai yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah proses penyambutannya yang dikemas dalam tarian. Di akhir tarian biasanya para penari akan menyuguhkan cerano berisi sekapur sirih kepada tamu terhormat dan meminta mereka untuk mencicipinya. Hal ini dilakukan sebagai symbol atau bukti bahwa para tamu tersebut menerima sambutan selamat datang dari masyarakat.

Pengiring Tari Sekapur Sirih

Dalam pertunjukan Tari Sekapur Sirih biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional seperti gambus, rebana, biola, gendang, gong, serta kordeon. Musik tradisional tersebut dimainkan secara apik oleh para pengiring dengan irama melayu yang khas, sesuai dengan lagu daerah yang dinyanyikan. Selain sebagai pengiring, alunan musik tersebut biasanya menjadi acuan untuk para penari dalam melakukan gerakan dan menentukan perubahan geraknya.

Kostum Tari Sekapur Sirih

Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Sekapur Sirih ini biasanya adalah busana tradisional. Busana tersebut biasanya terdiri dari baju kurung dan kain songket khas Jambi. Pada bagian kepala penari biasanya menggunakan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang goyang. Sedangkan untuk aksesoris biasanya terdiri dari teratai, pending, gelang dan selendang yang digunakan untuk menari. Propetri yang digunakan pada Tari Sekapur Sirih adalah cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris.[4]

Perkembangan Tari Sekapur Sirih

Dalam perkembangannya, Tari Sekapur Sirih masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditampilkan dalam setiap pertunjukannya agar telihat menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas serta keasliannya. Tarian ini juga masih sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu penting di Jambi. Walaupun sebenarnya di Jambi masih ada beberapa jenis tarian penyambutan lainnya, namun Tari Sekapur Sirih masih tetap menjadi tarian utama karena nilai-nilai dan filosofi yang ada didalamnya.

Referensi

  1. ^ Tari Sekapur Sirih Pada negerikuindonesia.com diakses 1. Februari
  2. ^ Tari Sekapur Sirih Pada rimbakita.com diakses 1 Februari 2021
  3. ^ Tari Sekapur Sirih Pada mediasiana.com diakses 1 Februari 2021
  4. ^ a b Omed, Kata (2020-06-07). "10 Tari Adat Tradisonal Dari Sumatera Yang Terkenal". KATA OMED (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-30.