Subjektivisme

Revisi sejak 5 Juli 2021 08.27 oleh Hidayatsrf (bicara | kontrib) (Rujukan: menggunakan QuickEdit)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Subjektivisme adalah suatu kategori umum yang meliputi semua doktrin yang menekankan pada unsur subjektif pengalaman yang dialami oleh individu.[1] Selain itu, juga terdapat beberapa pengertian lain tentang subyektivisme berdasarkan beberapa kajian tertentu. Pertama, dalam kajian epistemologi, subjektivisme adalah bentuk doktrin yang membatasi pengetahuan seseorang pada kesadaran pikiran akan keadaannya sendiri. Ajaran tentang persepsi representatif dapat dimasukkan dalam dengan kategori ini. Kedua, dalam kajian metafisika, subjektivisme adalah bentuk doktrin solipsisme dan idealisme subjektif. Ketiga, dalam kajian estetika, subjektivisme adalah bentuk doktrin yang menjelaskan bahwa putusan estetis atau keindahan seseorang tidak lain ialah berasal dari suatu bentuk ekspresi status individual. Ketiga, kajian subjektivisme etis adalah bentuk doktrin yang dikembangkan oleh salah satu tokoh filsafat yaitu Westermarck. Menurut westermarck, apa yang dinyatakan oleh putusan etis sesorang ialah bahwa seseorang yang membuat putusan itu mempunyai sikap setuju atau tidak setuju terhadap subjek yang bersangkutan.

Rujukan

sunting
  1. ^ Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 1046-1047.