Suku Belalau

suku bangsa di Indonesia
Revisi sejak 6 Juli 2021 03.36 oleh Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib) (menambahkan temple)

Suku di Belalau adalah bagian dari Kepaksian Belunguh disebut Komunitas budaya suku Lampung. Salah satu masyarakat adat yang bermukim di wilayah kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung saat ini. Suku di Belalau ini bagian dari pada suku Lampung. Cerita masyarakat setempat di Kecamatan Belalau, Lampung Barat, adalah sebagai penghuni pertama wilayah Tanjung Menang, Kenali kecamatan Belalau, Lampung Barat adalah Umpu Belunguh, saat ini wilayah dari Kepaksian belunguh marga way tenong, marga ngambur, marga ngaras marga belimbing daerah Krui Kabupaten Pesisir Barat jaman Pra-sejarah saat ini menurut mereka bahwa sejak dahulu mereka tidak memiliki kebiasaan nomaden akan tetapi keturunan dari merekalah yang memiliki kebiasaan tersebut, yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk membesarkan Budaya masyarakat Adat Saibatin serta mencari tempat-tempat usaha untuk mencari nafkah. Seperti menurut penuturan mereka, pada awalnya sebelum kehadiran mereka di wilayah ini, pendahulu mereka berasal dari daerah Sumatra Barat sekarang, sebagaimana suku-marga lainnya di wilayah Provinsi Lampung mereka sama kedudukannya sebagai Suku Lampung. Didapat dari berbagai sumber bahwasanya di Sekala Brak pada jaman Kepaksian Sekala Brak penghuni yang berada di Hanibung Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat pada abad ke-12 Masehi adalah suku bangsa (suku quraisy) yang membawa ajaran Islam, serta pada jaman berikutnya keturunan dari Umpu Pernong menyebar di wilayah buay kenyangan, marga suoh, marga way sindi, marga la'ai, marga bandakh, marga pedada (pidada), marga ulu krui (gunung kemala, marga way napal, marga tenumbang dan marga bengkunat untuk menyebarkan agama Islam melalui Adat serta budaya.

Rumah Adat Tradisional
Rumah (Lamban) Adat tradisional jaman dahulu
Informasi umum
Gaya arsitekturRumah Adat
KotaKabupaten Lampung Barat
Negara

Suku di Belalau ini berbahasa Lampung Saibatin yang disebut sebagai bahasa Lampung berdialek Api atau Bahasa Lampung Api. Dahulu Rumah tradisional masyarakat Belalau, Lampung Barat bernama Lamban Sabukh (Sabuk)[1]begitu juga hal nya di Sekala Brak rumah tradisionalnya dahulu beratapkan sabuk (sabukh) serta memiliki balai (gudang) tempat penyimpanan padi hasil persawahan di Sekala Brak jaman dahulu khususnya Gedung Dalom memiliki persawahan yang luas, saat ini lokasi persawahan tersebut di sebut Lembah Sekala Brak, menurut masyarakat di Sekala Brak beberapa rumah tua yang masih terpelihara akan tetapi atap dari rumah tua tersebut telah di ganti dengan atap seng. Dan juga beberapa rumah masih terpelihara di desa Hujung, desa Hujung, Belalau, Lampung Barat ini bagian dari wilayah Kepaksian Belunguh di kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, Diperkirakan rumah-rumah Tradisional tersebut milik dari masyarakat ini sudah berumur ratusan tahun, Menurut mereka rumah-rumah tradisional tersebut sudah dihuni oleh 4 generasi sekitar tahun 1867, rumah tradisional masyarakat Belalau ini dibuat dari kayu dan bambu dari kualitas yang paling baik, kayu yang dipilih adalah kayu klutum dan kayu medang, Atap rumah ditutup dengan ijuk atau sabuk aren. Adanya peninggalan rumah tua yang telah berumur ratusan tahun menunjukkan bahwa masyarakat Sekala Brak dan Masyarakat Belalau masih memegang teguh amanat nenek moyang, warisan tersebut menggambarkan kehidupan masa lalu suku Lampung di Sekala Brak dan di Belalau pedalaman kala itu. Di pekon Kerang dan di Pekon Kota Besi, Batu Brak, Lampung Barat Pekon Lom (desa pedalaman) terdapat 8 rumah yang masih terjaga keasliannya sejak dahulu kala. Sedangkan di Pekon (Desa) Hujung kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, terdapat 14 rumah Sabukh (Sabuk), upaya penyelamatan rumah-rumah tradisional ini dan rubah beratapkan Sabukh merupakan peninggalan sejarah kehidupan Suku Lampung baik di Sekala Brak maupun di Kecamatan Belalau. Hingga Saat ini jaman Pra-sejarah rumah-rumah tradisional tersebut masih bisa ditemukan di Pekon Kerang, Pekon Kotabesi serta pekon hujung

Masyarakat Sekala Brak dan suku di Belalau pada umumnya hidup sebagai petani, terutama pada tanaman Kopi dan Padi, sayuran-sayuran serta Lada. Lada dan kopi menjadi tanaman utama bagi kehidupan masyarakat di Sekala Brak dan di Kecamatan Belalau era saat ini. Saat ini telah banyak masyarakat Sekala Brak dan suku di Belalau yang bekerja pada sektor pemerintahan dan juga bidang profesi lainnya[2][3].

Galerry

Referensi

  1. ^ https://genpi.id/lamban-sabuk-rumah-tradisional-di-desa-hujung-lampung-barat/
  2. ^ http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=952484&val=14682&title=RUMAH%20TRADISIONAL%20LAMBAN%20PESAGI%20LAMPUNG%20BARAT
  3. ^ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/rumah-adat-pesagi-salah-satu-kekayaan-daerah-lampung/