Qiyamul Lail

Revisi sejak 12 Juli 2021 02.15 oleh Fikry Arya (bicara | kontrib) (Menambahkan makna Umum, Makna Khusus, dan Tata Cara Qiyamul Lail berdasar hadits shahih dan penjelasan ulama.)

Qiamul-lail adalah merujuk kepada amalan beribadah pada malam hari dengan mengerjakan salat-salat sunat seperti salat Sunat Taubat, Tahajjud, Witir dan lain-lain , serta amalan-amalan seperti membaca Al-Quran, berzikir, beristighfar, berdoa dan sebagainya. Qiamullail boleh dikerjakan secara berseorangan atau secara beramai-ramai.

Makna Umum

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid menjelaskan bahwa qiyamul lail adalah menghabiskan waktu malam atau sebagian malam meskipun hanya sesaat dengan shalat, membaca al-Quran dan berdzikir kepada Allah serta ibadah-ibadah yang semacam itu. Tidak disyaratkan qiyamu lail itu harus menghabiskan mayoritas waktu malam.[1]

Makna Khusus

Qiyamul lail bisa menjadi sebutan bagi shalat malam hari. Hal ini berdasarkan jawaban dari Syaikh Bin Baz rahimahullah saat ditanya tentang perbedaan antara shalat tarawih, qiyam dan tahajud. Beliau menjawab,”Shalat di malam hari disebut dengan tahajud dan dinamakan dengan qiyamul lail.

Adapun tarawih itu menurut para ulama secara umum merupakan sebutan bagi qiyamul lail pada bulan Ramadhan di awal malam, dengan memperhatikan masalah keringanan dan tidak berlama-lama. Boleh disebut sebagai tahajud dan boleh pula dinamakan dengan qiyamul lail. Tidak perlu ada perdebatan dalam masalah tersebut. Wallahul muwaffiq.” [Fatawa Syaikh Bin Baz 11/317][2]

Tata Cara Qiyamul Lail

  1. Mengawali shalat tahajudnya dengan dua rakaat yang ringan [Hadits riwayat Muslim no. 767]
  2. Setelah itu shalat dua rakaat-dua rakaat dan ditutup dengan shalat witir. Biasanya berjumlah 11 rakaat. [Muslim no. 736] & [Hadits riwayat al-Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738].
  3. Rasulullah ﷺ melakukan qiyamu lail dengan membaca al-quran kadang satu juz, kadang lebih dan terkadang kurang dari itu. Rasulullah ﷺ pernah membaca surat Al-Baqarah, Ali-Imran dan an-Nisa’ dalam satu rakaat saja (dalam riwayat Muslim no. 772).
  4. Rasulullah ﷺ melakukan qiyamul lail baik dengan bacaan yang jelas terdengar (jahriyah) maupun dengan bacaan pelan (sirriyah). [Hadits riwayat Abu Dawud no. 1437 dan At-Tirmidzi no. 2924, dan An-Nasa’i no. 1662, dan Ibnu Majah no. 1354 dan Ahmad 6/149. Al-Albani menshahihkan hadits tersebut di dalam Shahih Sunan An-Nasa’i 1/365]
  5. Nabi ﷺ terkadang melaksanakan qiyamul lail secara berjamaah (bersama salah seorang atau beberapa shahabatnya) dan terkadang secara sendirian. Namun mayoritas shalat qiyamul lail beliau dilakukan secara sendirian. Beliau melakukan hal itu sesekali saja. Beliau tidak menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan yang terus dilakukan.
  6. Nabi ﷺ melakukan qiyamul lail secara terus menerus dan tidak terputus putus (secara dawam/kontinyu).

Kelebihan

Banyak ayat Al-Qur'an dan hadith nabi yang menerangkan tentang kelebihan bagi mereka yang mengerjakan ibadah Qiamullail. Di antaranya ialah firman Allah S.W.T.:

Maksudnya:
"Dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah "Sembahyang Tahajjud" padanya sebagai sembahyang tambahan bagimu, semoga Tuhanmu membangkitkan dan menempatkanmu pada hari akhirat di tempat yang terpuji".
(Surah al-Isra': 79)

Ketika melakukan digalakkan melakukan salat sunat seperti berikut:-

  1. Solat Sunat Awwabin
  2. Solat Sunat Tahajjud
  3. Solat Sunat Hajat
  4. Solat Sunat Taubat
  5. Solat Sunat Tasbih
  6. Solat Sunat Witir

Pranala luar

  1. ^ "هل هناك فرق بين التهجد وقيام الليل - الإسلام سؤال وجواب". islamqa.info (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2021-07-12. 
  2. ^ "هل هناك فرق بين التهجد وقيام الليل - الإسلام سؤال وجواب". islamqa.info (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2021-07-12.