Pure Saturday

Revisi sejak 12 Juli 2021 07.30 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: +{{Authority control}})

Pure Saturday adalah grup musik indie pop yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Grup ini dibentuk pada tahun 1994 oleh Muhammad Suar Nasution (vokal, gitar), Aditya Ardinugraha (gitar), Yudistira Ardinugraha (drum), Ade Purnama (bass), Arief Hamdani (gitar). Grup musik ini merupakan pelopor lahirnya banyak grup musik indie pop di Indonesia. Debut album Pure Saturday yang pertama yaitu Pure Saturday dirilis pada 1996 dan sukses terjual sebanyak 5000 kopi melalui majalah remaja. Singel Kosong membuat Pure Saturday semakin dikenal oleh kalangan anak muda di Indonesia.

Pure Saturday
AsalBandung, Indonesia
GenreIndie pop, Rock alternatif, Indie rock
Tahun aktif1996-1999, 2005-sekarang
LabelLil'fish Records
Situs webpure-saturday.com
AnggotaMuhammad Suar Nasution (vokal)
Aditya Ardinugraha (gitar)
Yudistira Ardinugraha (drum)
Ade Purnama (bas)
Arief Hamdani (gitar)
Satrio NB (vokal)

Album kedua Pure Saturday, Utopia (1999), dirilis di bawah bendera Aquarius Musikindo. Karena kesibukan dengan keluarga dan bisnis, Pure Saturday sempat menghilang dari dunia musik Indonesia. Sang vokalis, Suar, meninggalkan Pure Saturday pada tahun 2004. Setelah pencarian panjang, akhirnya Satria "iyo", sang manajer band, mengisi posisi vokalis. Dengan vokalis baru, Pure Saturday akhirnya merilis album ke-3 mereka yang berjudul Elora pada Maret 2005 di bawah naungan FastForward Records.

Awal karier

Pure Saturday, band berbakat asal kota kembang Bandung, resminya berdiri pada tahun 1994. Awalnya sih Pure Saturday (PS) terbentuk karena iseng-iseng saja. Mereka melakukan latihan jika tidak ada kegiatan dan sekalian menunggu hasil UMPTN. Tempat kumpul dan latihan biasanya di rumah Suar, di gudang rumah. Gudang bekas pabrik gitar disulap jadi tempat latihan band dan proses pembuatan lagu-lagu.

Dari keisengan itu pula mereka mencoba membuat lagu dan ternyata satu sama lain menemukan kecocokan. Lalu dibuatlah kesepakatan untuk ngeband secara serius dan mulai mencari kegiatan musik yang diselenggarakan di Bandung. Band ini pada awalnya bernama "Tambal Ban", nama yang kurang enak di dengar dan terdengar sangat umum. Akhirnya terpilihlah nama “Pure Saturday” yang tercetus secara spontan. Nama ini diambil karena hari Sabtu merupakan hari latihan, sejak pagi hingga menjelang subuh. Jadi maksudnya hari Sabtu itu benar-benar merupakan hari kerja buat mereka. Disamping itu, untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak PS yang saat itu masih pada jomblo, maka daripada bengong berhayal yang tidak-tidak mendingan ngeband. Begitulah motto hidup mereka.

Percaya diri mulai tumbuh dan berkembang dan bersemi pada tubuh PS dan mulai membuat komposisi-komposisi musik yang akhirnya cukup kuat untuk sebuah album perdana. Akhirnya Pure Saturday mencoba hadir di blantika musik Indonesia. Mereka banyak mendapat pengaruh dari grup-grup asal Inggris seperti The Cure, Ride, My Bloody Valentine, Wonder Stuff dan lain-lain.

Musik yang mereka bawa begitu unik dan berbeda dari kebanyakan grup musik yang ada pada saat itu (1990-an). Musik mereka sederhana namun mudah ditangkap dan lirik yang mereka bawa mengusung tema sosial. Hal ini justru membawa angin segar bagi pecinta musik di tanah air. Pada tahun 1994 mereka mengikuti ajang "Festival Musik Unplugged" se-Jawa dan DKI Jakarta. Tidak di sangka, pada ajang ini Pure Saturday mendapat Juara Pertama kategori Umum. Suatu hal yang sangat membanggakan bagi mereka. Nama Pure Saturday pun semakin dikenal. Mereka mulai banyak manggung mengisi acara-acara musik dan keluar masuk stasiun radio.

Pure Saturday dan meraih popularitas

Ketenaran Pure Saturday membuat seorang produser bernama Ambari yang juga merupakan manajer dari band PAS untuk memproduseri album perdana mereka. Akhirnya pada tahun 1996 album perdana mereka Pure Saturday dirilis. Album ini dikerjakan secara indie dan di pasarkan secara mail order lewat sebuah majalah remaja di Jakarta. Pada awalnya album ini hanya di rilis 5000 kopi saja. Beberapa bulan kemudian setelah album ini dirilis, ada seorang produser rekaman menawari mereka untuk rekaman. Akhirnya Pure Saturday menandatangani kontrak dengan manajemen Ceepee Production.

Album perdana mereka berisi delapan lagu (Silence, Kosong, a song, Desire, Simple, Enough, Open Wide dan Coklat). Lagu "Kosong" terpilih untuk dibuat video klip. Album ini ternyata mendapat sambutan bagus di masayarakat. Lagu-lagu Pure Saturday dinilai sangat fresh, dan tidak mengikuti trend musik pada saat itu. Pure Saturday menyuguhkan warna musik yang lain, maksudnya di antara musik-musik keras yang sedang naik daun pada saat itu. Pure Saturday malah menyuguhkan musik yang slow tetapi gahar.

Utopia dan karier yang meredup

Pada tahun 1999 Pure Saturday merilis album kedua. Album ini di beri nama Utopia dan dirilis di bawah bendera Aquarius Musikindo. Album ini terdiri dari 11 lagu. Lagu berjudul "Di Bangku Taman" menjadi lagu andalan di album ini. Karena kesibukan dengan keluarga dan bisnis, Pure Saturday sempat menghilang dari dunia musik Indonesia. Sang vokalis, Suar, meninggalkan Pure Saturday pada tahun 2004. Setelah pencarian panjang, akhirnya Satria "iyo", sang manajer band, mengisi posisi vokalis. Dengan vokalis baru, Pure Saturday akhirnya merilis album ke tiga mereka yang berjudul Elora pada Maret 2005 di bawah naungan FastForward Records. Pada tahun 2007, Pure Saturday kembali merilis album bertajuk Time For a Change, Time to Move On di bawah naungan Lil’Fish Records. Album ini berisikan 10 lagu yang di ambil dari album-album Pure Saturday sebelumnya dan 2 buah lagu baru. Album ini berfungsi sebagai sebuah retrospektif. Bagi para penggemar Pure Saturday. Lagu-lagu yang di album ini tidak perlu diceritakan lagi. Semuanya menceritakan kisah panjang perjalanan Pure Saturday dalam 11 tahun yang telah berlalu sejak dirilisnya debut album mereka. Untuk mereka fans-fans baru Pure Saturday, album ini adalah sebuah dokumentasi penting akan sebuah era "Pure Saturday".

Diskografi

Album

Kompilasi

  • 1997 - Indonesian Best Alternatives (Aquarius Musikindo)

Pranala luar