Miranda v. Arizona
Miranda v. Arizona, adalah kasus hukum dimana Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 13 Juni 1966 menetapkan kode etik untuk interogasi polisi terhadap tersangka kriminal yang ditahan, bahwa jaksa tidak boleh menggunakan pernyataan yang dibuat oleh tersangka di bawah interogasi tahanan polisi kecuali pengamanan prosedural minimum tertentu diikuti. Setiap individu diberikan hak istimewanya di bawah Amandemen Kelima Konstitusi untuk tidak dipaksa memberatkan dirinya sendiri, yang dikenal sebagai peringatan Miranda, pedoman ini termasuk memberi tahu seseorang yang ditangkap sebelum ditanyai bahwa mereka berhak untuk tetap diam, bahwa apa pun yang mereka katakan dapat digunakan untuk melawan mereka sebagai bukti, bahwa mereka memiliki hak untuk didampingi pengacara, dan bahwa jika mereka tidak mampu membayar pengacara, satu akan ditunjuk untuk mereka.[1]
Latar Belakang
Kasus ini dimulai pada tahun 1963, seorang warga bernama Ernesto Miranda ditangkap dengan dakwaan pemerkosaan, penculikan, dan perampokan. Dia tidak diberitahu tentang haknya sebelum diinterogasi polisi. Miranda diinetrogasi oleh dua orang petugas polisi selama 2 jam. Selama interogasi tersebut, Miranda diduga mengaku melakukan kejahatan dan pengakuannya direkam oleh petugas polisi. Di persidangan, pengakuan lisan dan tertulisnya disampaikan kepada juri. Miranda dinyatakan bersalah atas kasus penculikan dan pemerkosaan dan dijatuhi hukuman 20-30 tahun penjara. Dia mengajukan banding ke Mahkamah Agung Arizona, mengklaim bahwa polisi telah memperoleh pengakuannya secara tidak konstitusional. Namun, tidak disetujui oleh pengadilan. Miranda kemudian mengajukan banding ke Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang meninjau kasus tersebut pada tahun 1966.[2][3]
Referensi
- ^ "Miranda v. Arizona". britannica. Diakses tanggal 21 Juni 2021.
- ^ "Facts and Case Summary - Miranda v. Arizona". uscourts. Diakses tanggal 16 Juli 2021.
- ^ "Miranda v. Arizona (1966)". thirteen. Diakses tanggal 16 Juli 2021.