Hukuman mati di Iran

Revisi sejak 22 Juli 2021 06.03 oleh Akbar Soepadhi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Iran''' adalah negara yang paling banyak melakukan eksekusi '''hukuman mati''' setelah Tiongkok.<ref name=":0">{{Cite news|title=Hukuman mati terhadap tiga demonstran muda Iran dihentikan setelah badai protes di media sosial|url=https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53431009|newspaper=BBC News Indonesia|language=id|access-date=2021-07-22}}</ref> Iran mengimplementasikan sistem hukum berdasarkan syariat Islam yaitu ''al-hadd'' (hukuman yang dilakukan secara s...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Iran adalah negara yang paling banyak melakukan eksekusi hukuman mati setelah Tiongkok.[1] Iran mengimplementasikan sistem hukum berdasarkan syariat Islam yaitu al-hadd (hukuman yang dilakukan secara syariat atas perbuatan maksiat supaya perbuatan itu tidak lagi diulangi), yang didasarkan pada aturan di dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran. Sebagai konsekuensinya, KUHP Islam negara itu kini berbunyi, "Di mana ada orang yang melakukan pelanggaran serupa dapat dihukum dengan hukum hadd (bentuk jamak: alhudud) 3 kali dan setiap kali hukuman hadd ada hukumannya dengan hukuman mati menjadi hukuman terakhir."

Jumlah kasus

Pada tahun 2020, Iran mengeksekusi setidaknya 236 warga negara, dan 95 lainnya dijatuhi hukuman mati. Data ini berasal dari Human Rights Activists News Agency (HRANA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran.[2] Sebanyak 104 orang dieksekusi di Iran karena pembunuhan berencana, termasuk 2 orang di bawah umur. Dalam 6 bulan pertama di tahun 2020 ini, Iran telah mengeksekusi 123 orang, salah satunya adalah seorang tahanan yang ditangkap dan dieksekusi hanya karena minum minuman beralkohol (miras).[3] Pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 13.000 jiwa dan krisis ekonomi yang memburuk tak menghalangi Iran menjatuhkan dan melaksanakan hukuman mati.[1] Iran memang telah melakukan banyak hukuman mati dalam beberapa pekan terakhir. Selama pemerintahan Presiden Hassan Rouhani, sebanyak 114 wanita telah dieksekusi mati.[4] Iran sudah sering menghadapi kritikan dari organisasi – organisasi dunia dan lembaga-lembaga HAM karena tingginya catatan pelaksanaan eksekusi mati di negara itu. Data Amnesty International menyebut angka hukuman mati di Iran tertinggi di dunia, setelah Tiongkok. Tehran mengesampingkan kritikan yang masuk dengan menyebutnya tidak berdasar dan kurangnya pengetahuan terhadap hukum Islam.[5]

jumlah hukuman mati Iran sebagai "salah satu yang tertinggi di dunia" meskipun telah menurun dari 507 kasus eksekusi pada 2017 menjadi tinggal 253 eksekusi di 2018. Sebagian penurunan ini disebabkan berlakunya perubahan hukum anti narkotika Iran pada tahun 2017. Menurut Amnesty internasional, Tiongkok tetap menjadi negara yang menjalankan hukuman mati paling banyak di dunia. Meskipun angka pastinya tidak disebutkan, Amnesty memperkirakan negara itu telah melakukan ribuan eksekusi. Iran berada di posisi kedua pada 2018 dengan melakukan 253 eksekusi. Arab Saudi menempati urutan ketiga di dunia dan Irak peringkat keempat. Secara keseluruhan, jumlah eksekusi hukuman mati di seluruh dunia cenderung menurun. Statistik menunjukkan, pada tahun 2018 kasus eksekusi mengalami penurunan sebesar 31 persen dibandingkan dengan 2017.[6]

Referensi

  1. ^ a b "Hukuman mati terhadap tiga demonstran muda Iran dihentikan setelah badai protes di media sosial". BBC News Indonesia. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  2. ^ "Lagi, Iran Eksekusi Mati Seorang Pegulat". SINDOnews.com. 2021-01-26. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  3. ^ Media, Kompas Cyber (2020-07-11). "Karena Minum Miras, Tahanan Ini Dieksekusi Mati di Iran Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  4. ^ Indonesia, C. N. N. "Perempuan Iran Tetap Dihukum Gantung Meski Sudah Meninggal". internasional. Diakses tanggal 2021-07-22. 
  5. ^ Sekarwati, Suci (Januari 2021). "HAM PBB Minta Iran Hentikan Eksekusi Mati". Tempo.co. Diakses tanggal Juli 2021. 
  6. ^ Welle (www.dw.com), Deutsche. "PBB Kritik Iran Atas Pelaksanaan Hukuman Mati Terhadap Anak di Bawah Umur | DW | 24.10.2019". DW.COM. Diakses tanggal 2021-07-22.