Perang proksi

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 23 Juli 2021 13.00 oleh Aprilia D. (bicara | kontrib) (menambahkan pranala)

Perang proksi (bahasa Inggris: Proxy war) adalah perang antar dua negara atau aktor non-negara yang terjadi karena dorongan atau mewakili pihak lain yang tidak terlibat langsung di pertempuran[1]. Pihak lain tersebut harus memiliki hubungan yang erat dan lama dengan pihak yang bertikai baik dalam bentuk pendanaan, pelatihan militer, dan lain-lain yang dapat memastikan perang terus berjalan. Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan.

Biasanya perang proksi berfungsi terbaik selama perang dingin, karena mereka menjadi kebutuhan dalam melakukan konflik bersenjata antara setidaknya dua pihak yang berperang sambil terus perang dingin. Proxy war tidak berperang menggunakan kekuatan militer, tetapi perang melalui berbagai aspek kehidupan. Baik melalui politik, melalui ekonomi, sosial budaya, termasuk hukum. Proxy war merupakan sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko kehancuran. Perang Ini terjadi karena ada banyak negara yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia melalui proxy war. Hal tersebut terjadi karena kesuburan tanah Indonesia, posisi geografis yang sangat strategis, serta memiliki kekayan alam hayati dan non hayati yang luar biasa.[2]

Suatu perang bisa dikatakan sebagai proxy war yaitu jika sebuah pihak yang berkonflik harus memiliki hubungan langsung yang sifatnya jangka panjang dengan faktor eksternal. Hubungan ini bisa berbentuk pendanaan, pelatihan militer, penyediaan senjata, serta bentuk dukungan lainnya yang dibutuhkan untuk membantu upaya perang. Dalam Perang Dingin, proxy war menjadi metode yang digunakan baik oleh Amerika Serikat maupun Uni Soviet untuk menyebarluaskan pengaruh dan menjalankan kepentingan masing-masing tanpa harus mengalami benturan secara langsung.[3]

Referensi

  1. ^ Osmańczyk, Jan Edmund: "Encyclopedia of the United Nations and International Agreements", halaman 1869. Routledge Books, 2002
  2. ^ "Waspada Perang Proxy Mengintai Indonesia". Indonesia Baik. Diakses tanggal 8 Juni 2021. 
  3. ^ "Proxy War". Zenius. Diakses tanggal 8 Juni 2021. 
  • Bernd Greiner / Christian Müller / Dierk Walter (Ed.): Heiße Kriege im Kalten Krieg. Hamburg 2006, ISBN 3-936096-61-9 (Review by H. Hoff, Review by I. Küpeli Diarsipkan 2013-04-26 di Wayback Machine.)
  • Scott L. Bills: The world deployed: US and Soviet military intervention and proxy wars in the Third World since 1945. From: Robert W. Clawson (Ed.): East West rivalry in the Third World. Wilmington 1986, p. 77-101.
  • Chris Loveman: Assessing the Phenomeon of Proxy Intervention. From Journal of Conflict, Security and Development, edition 2.3, Routledge 2002, pp 30–48.