Servius Dumais Wuisan
Mayor Servius Dumais Wuisan (lahir di Airmadidi, 8 November 1914 – meninggal di TMP Kairagi, 25 Februari 1980 pada umur 66 tahun), atau lebih dikenal dengan nama Mais Wuisan, adalah seorang Tokoh Pemimpin Pergerakan Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado
Pengguna Wikipedia | |
---|---|
Nama lahir | Servius Dumais Wuisan (Mais) |
Kelahiran | |
Tanggal lahir | 8 November 1914 |
Tempat lahir | Airmadidi |
Etnis | Minahasa |
Kediaman | |
Negara | Indonesia |
Keluarga | |
Menikah | Petronella M. Tangkilisan (Maas) |
Anak | Semmy Wuisan, Saantje Wuisan, Hetty Sylvia M. Wuisan, Alm. Samuel M. Wuisan, Almh. Nontje W. J. Wuisan, Almh. Mereyke Wuisan, Almh. Ossy Wuisan |
Pandangan hidup | |
Agama | Kristen |
Riwayat Hidup
1934 : Tanggal 2 juli 1934, masuk tentara KNIL, direcrut 8 bulan.
1935 : Bulan April 1935, dipindahkan ke Padang panjang Sumatra Barat.
1936 : Bulan Feb, dipindahkan ke Fort de Kock-Bukit tinggi ditugaskan diGeweermaker.
1937 : Masuk Kaderschool 7 bulan di Magelang utk Korporal. Setelah selesai dipindahkan ke Malang, mengikuti Verbindingsgroep en Afd.Mitraileur en Infantri Geschut.
1938/1939 : Masuk kembali diKaderschool 8 bln utk Sersan, kemudian dipindahkan ke malang menjadi Instruktur/Pengajar utk persenjataan, Metraileur,Mortir/M 30 dll.
1940 : Ditugaskan Sebagai Komandan membuat pertahanan (Steling) di pesisir Pantai Surabaya Bagian Timur.
1941 : Kembali ke Malang dan diperintahkan Ke Manado utk tugas membentuk pertahanan tentara payung (Para) Jepang yg akan diterjunkan di Kalawiran, lap.terbang Langowan/ Kakas.
1941 : Bulan Maret, sempat ditawan dan dilepasnya dari tawanan Jepang diangkat menjadi Polisi dgn pangkat Fuku-Butjo. Bulan Juli 1941 dinaikkan pangkat menjadi Butjo ( Kepala Polisi ).
1942 : Ditugaskan sebagai Kepala Polisi Tomohon, Kemudian Kepala Polisi Amurang Dan Kemudian diangkat sebagai Kepala sekolah Polisi.
1943 : Ditangkap dan ditawan Jepang Karna ketahuan mengadakan perlawanan bawah tanah sampai thn 1944.
1945 : Tanggal 16 Agustus 1945, Divonis hukuman mati dipotong, Tetapi dpt melarikan diri Namun Tanggal 17 Agustus 1945 tertangkap dan melarikan diri lagi. Tanggal 5 Oktober 1945, melapor kepada Pemerintah dan KNIL (Nica) dgn pangkat Sersan...Ditempatkan sebagai Kepala Gudang persenjataan/peluru dan amunisi.
1946 : Tanggal 13/14 Februari 1946, turut dlm gerakan pemberontakan perebutan kekuasaan pemerintah penjajah Belanda sebagai Wakil Komandan serta Pimpinan Komando Operasi Perebutan Merah Putih dgn Pangkat Mayor Tentara Republik Indonesia SULAWESI UTARA (TRISU).
1946-1949 : Ditawan Belanda di Penjara Manado, Karna sering mengadakan keributan/pemberontakan dan selaku pimpinan militer Coup D'etat 14 feb' 1946, Lalu dipindahkan ke penjara Morotai kemudian ke Penjara Balikpapan lalu ke penjara Makassar dimn sempat membuat keributan dan banyak pejuang Makassar termasuk Robert Wolter Monginsidi sempat melarikan diri, kemudian dipindahkan ke Penjara Cipinang Jakarta.
1949 : Tanggal 16 Des' 1949, Menjelang Pemulihan kedaulatan dibebaskan dan dijemput oleh Let.Kol. J.F. Warouw, Arnold Mononutu dan P.M Tangkilisan (Pet), Kemudian langsung dihadapkan kepada pemerintah RI di Jakarta. Ditugaskan langsung menghubungi Tentara2 KNIL di Asrama2 Bogor n di Bandung ( Jawa Barat ) agar mereka tdk terpengaruh dan ikut dlm Organisasi APRA/Westerling. Usaha tersebut berhasil dan anggota2 KNIL tersebut dipertemukan dgn Pemerintahan INDONESIA anggota TNI di Kantor delegasi RI dan diadakan ramah tamah dgn dihadiri wakil pemerintahan Indonesia di Jakarta yakni Dr. Leimena.
1950 : Tanggal 10 Januari 1950 mendapat tugas dari May.Jend Simatupang, Mr. Ali Budiardjo selaku Sek.Jend kementerian Pertahanan RIS dan Bpk Arnold Mononutu, selaku Menteri Penerangan RIS kembali ke Manado dgn Pesawat terbang GIA pertama mendarat dilapangan terbang Mapanget-Manado utk menangani/mengatasi kerusuhan serta penyusupan Politik APRA/Westerling di daerah SULUT n SULTENG. Tanggal 11 Januari 1950 segera melaksanakan tugas karena pd waktu itu Pemerintah Belanda masih berkuasa dan mempunyai tentaranya KNIL di SULUT n SULTENG. Tetapi semua tugas dapat terlaksanakan dgn baik setelah menghubungi beberapa sersan KNIL dan memimpin pasukan Baret Merah dan sempat bersembunyi di Ilo-Ilo/Wori lalu mencari hubungan dgn beberapa sersan KNIL AL, Sersan Tumongkor, Sersan Mamengko,Sersan Bolang. Setelah itu dibentuk Batalyon 3 Mei dibawah Pimpinan Sersan Mamengko kemudian diberi Pangkat Mayor TNI. Walaupun pengaruh Soumokil cs sdh masuk ke Manado namun dpt dicegah dgn cepat sehingga Soumokil terbang berangkat ke Ambon. Kemudian bersama sama Eddi Mongdong dan Batalyon Worang menumpas aksi RMS pd bulan Juli 1950.
1950 : Bulan juli 1950 diangakat dgn Beslit Menteri dlm Negeri pemerintah RIS menjadi Kepala Polisi Minahasa, Sanger-Talaud yg meliputi keresidenan Manado sampai Posso dgn pangkat Komisaris Besar II. Mengundurkan diri dari Kepolisian sebagai Komisaris Besar Polisi Sulutteng. Selanjutnya melapor dan mendapat tugas. Khusus dari kepala staf Angkatan Darat (KASAD), Jend. AH Nasution sebagai staff khusus SUAD/MBAD diperbantukan di KODAM XII Merdeka sampai thn 1958. November 1958 dgn surat keputusan KASAD. Jen. AH Nasution, diaktifkan kembali dgn pangkat Mayor TNI AD. 1958 Menjabat Kepala Perwakilan Departemen Urusan Veteran RI.( DUVRI ) SULUTTENG. Dan diberhentikan dgn Hormat pd tgl 1 Feb' 1962.
Dianugrakan 14 bintang tanda Jasa.
1. Satya Lencana Peristiwa Perang Kemerdekaan I. 2. Satya Lencana Peristiwa Perang Kemerdekaan II. 3. Satya lencana Sapta Marga. 4. Satya lencana Peristiwa aksi militer ke I. 5. Satya lencana Peristiwa aksi militer ke II. 6. Satya lencana Gerakan Operasi Militer / GOM II. 7. Satya lencana Gerakan Operasi Militer / GOM III. 8. Satya lencana Gerakan Operasi Militer / GOM IV. 9. Satya lencana Kesetiaan VIII. 10. Satya lencana Satya Dharma. 11. Satya lencana Wira Dharma. 12. Satya lencana Penegak. 13. Satya lencana Bhakti. 14. Satya lencana Bintang Gerilya. 15. Pada akhir hayatnya pd bulan Feb tgl 25- thn 1980 masih menjabat sebagai Anggota DPRD provensi SULUT. 16. * Aktivitas Dan Jabatan yg pernah diemban * 17. Thn 1950-1970 Sebagai KETUA UMUM Badan Perjuangan 14 Feb' 1946 Merah Putih. 18. Anggota Presidium Badan Perjuangan 14 Feb' 1946 Merah Putih di Jakarta. 19. Thn 1963-1968, Sambil menunggu penyelesaian Pensiun diperbantukan di Staf KODAM XIII Merdeka, Terutama pada saat terjadinya G 30 S/PKI Ikut bertugas dlm Usaha penumpasan. 20. Pendiri/ pembentuk Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia IPKI SULUTTENG. 21. Ketua I Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa ( KGPM ) 22. Ketua wilayah Minahasa Utara KGPM. 23. Anggota Badan Kerja sama antar Umat Beragama Provensi SULUTTENG. 24. Ketua Legiun Veteran RI (LVRI) SULUT. 25. Pengurus dlm Organisasi Lembaga Kebudayaan Bantik. 26. Ketua Persatuan Pedagang Kaki lima di Manado. 27. Dalam bidang Olah Raga. 28. Sejak PON II mulai aktif mengurus Organisasi Olah Raga di SULUT. Jabatan yg pernah diembannya. 29. 1950-1971 : Ketua Umum Gabungan Atletik Manado dan sekitarnya sebagai pendiri Organisasi tersebut, yg kemudian menjadi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia jg sebagai Ketua KOMDA PASI SULUT, kemudian sebagai Wakil ketua K.O.I Sulut ( PASI ). 30. 1950-1964 : KETUA. PBSI Sulut. 31. 1955-1971 : KETUA KOMDA ISSI Sulut. 32. 1958-1962 : KETUA PELTI Sulut. 33. KETUA IKASI Sulut. 34. 1959-1965 : Ketua KOMDA PERBASI Sulut. 35. 1963-1966 : Ketua KOGOR SULUTTENG- Komando Gerakan Olah Raga dlm rangka menghadapi Ganefo. 36. 1965-1971 : Menjabat sebagai Ketua Harian KONI SULUT. 37. 1966-1971 : Ketua KOMDA PBVSI Sulut. 38. 1968-1971 : Ketua KOMDA PRSI Sulut. 39. 1963-1980 : Sampai akhir hayatnya menjabat Ketua KOMDA/Pengda PERTINA Sulut. 40. Selain itu pula menjabat sebagai Sek.Jend KOGOR Sulutteng, dan menjabat sebagai Ketua BATIDA ( Badan Persiapan Team Indonesia Daerah ) SULUTTENG utk Asian Games.
Hev Wuisan 140246 (bicara) 30 Juli 2021 07.07 (UTC)