Bina Swadaya
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Bina Swadaya (Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat) adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) besar di Indonesia yang berfokus pada pembangunan masyarakat.
Bina Swadaya didirikan oleh Ikatan Petani Pancasila pada 24 Mei 1967, mulanya bernama Yayasan Sosial Tani Membangun.[1] Pendirian Bina Swadaya terkait dengan keberadaan Gerakan Sosial Pancasila (Buruh, Tani, Nelayan, Paramedis dan Usahawan) yang berdiri sejak 1954. Tujuan Gerakan Sosial Pancasila adalah untuk memperjuangkan keberdayaan masyarakat sesuai tujuan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagai wahana Pemberdayaan Masyarakat yang mandiri dan konsisten, Bina Swadaya hadir kontekstual. Agar berfungsi optimal bentuk organisasi dan cara kerja Bina Swadaya disusun sesuai situasi dan perkembangan sosial-ekonomi dan politik pada periode tertentu.
Era Pergerakan Sosial (1954 – 1973)
Khususnya dalam era Orde Lama Bina Swadaya berbentuk Organisasi Massa dengan ciri kegiatan mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Era pengembangan Sosial Ekonomi (1974 – 1998)
Khususnya dalam era Orde Baru, Bina Swadaya berbentuk Lembaga Pengembangan Sosial Ekonomi dengan pendekatan mengembangkan laboratorium sosial dan bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat baik Pemerintah maupun Swasta di dalam dan di luar negeri.
Era kewirausahaan sosial (1999 – sekarang)
Setelah dimulainya reformasi ke arah demokratisasi dan desentralisasi, Bina Swadaya bercirikan organisasi kewirausahaan sosial yang mengembangkan keberdayaan masyarakat dengan menserasikan kemandirian.
Bidang kegiatan
Untuk mencapai visi dan melaksanakan misinya Bina Swadaya merangkum kegiatan-kegiatan kedalam tujuh bidang kegiatan seperti berikut:
- Pemberdayaan Masyarakat Warga: Berbentuk kegiatan Pengembangan Daerah, Kesehatan Masyarakat, Sanitasi, Lingkungan, Pertanian, dan Ketenagakerjaan melalui pengkajian, pelatihan, konsultansi, dan pendampingan.(Bina Swadaya Konsultan)
- Pengembangan Keuangan Mikro: Pelayanan keuangan mikro dilakukan melalui lembaga perbankan dan non bank, berusaha menyentuh masyarakat miskin dan terpinggirkan. (Bank Perkreditan Rakyat, Kantor Cabang Pelayanan Keuangan Mikro, dan Koperasi Bina Swadaya Nusantara).
- Pengembangan Agribisnis: Melalui kegiatan pemasaran produk dan sarana produksi pertanian, mengembangkan "Toko Trubus" bagi masyarakat Indonesia (Trubus Mitra Swadaya), mengembangkan pangan alternatif (Trubus Pangan Swadaya).
- Komunikasi Pembangunan: Memberikan informasi di berbagai bidang pembangunan melalui, penerbitan majalah pertanian, buku pertanian, buku kesehatan, buku perumahan, buku ketrampilan dan lain sebagainya. (Trubus Swadaya, Penebar Swadaya, Puspa Swara, Trubus Agrisarana dan Niaga Swadaya).
- Pengembangan Wisata Alternatif: Menyelenggarakan program wisata yang berorientasi pada pembangunan, antara lain pertanian, ekologi, budaya dan industri. (Cultural Education Development Progran/CEDEP - Bina Swadaya Konsultan).
- Pengembangan Jasa Percetakan: Mengelola industri percetakan untuk menunjang kegiatan komunikasi pembangunan dan peningkatan pendapatan lembaga melalui kemitraan. (Sarana Kata Grafika)
- Pengembangan Sarana: Penyediaan Fasilitas untuk pertemuan, pelatihan, lokakarya, workshop dan seminar:(Wisma Hijau – Bina Sarana Swadaya)
Pranala luar
Referensi
- ^ "Babad Bina Swadaya, Awal Mula Berdirinya Bina Swadaya". Trubus.id. Diakses tanggal 2021-05-11.